Reformasi Birokrasi

Reformasi Birokrasi, Antara Optimis dan Skeptis

Pidato presiden pada penyampaian visi 2024 menarik untuk dicermati, aalah satunya me­la­kukan reformasi birokrasi.

Editor: Salman Rasyidin
ist
Agus Sutiadi 

Sikap ini bukan tanpa alasan.

Dalam ilmu biologi, tampilan individu (fenotipe) akan muncul di­pe­­ngaruhi oleh genotife dan lingkungan.

Mungkin ada benarnya, genetic PNS telah diperoleh de­ngan cara yang baik melalui CAT.

Tetapi bagaimana dengan lingkungannya?

Ada dua ling­kungan yang akan mempengaruhi PNS 2018.

Pertama, eksekutif. Di Indonesia, Pe­me­rintah ter­diri atas eksekutif (Kepala Negara/Kepala Daerah)yang di Indonesia diinaugurasi secara po­litik, masih sangat rentan pada kepentingan sesaat. Kedua, PNS produk lama yang sebagian be­lum berubah, yang saat inisedang berada pada puncak pengambilan keputusan.

Ada bukti kuat, system pemerintahan kita telah mendorong “penghambaan” sebagian birokrat pa­da eksekutif.

Adanya istilah “balas budi” dan “balas dendam” pasca pemilihan kepala pe­merintahan adalah fakta yang tak terbantahkan.

Penghambaan telah berakibat pada banyaknya NS yang penyalahgunakan wewenang.

Setiap ada OTT kepala daerah hampir pasti menyeret PNS. Ada juga penyelewengan yang dilakukan secara individu, namun tidak sedikit kasus pe­nyelewengan itu dilakukan sebagai bagian dari penghambaan kepada eksekutif, sekalipun tidak menyeret eksekutif secara langsung.

Idealnya menjawab sikap skeptic ini, untuk menjaga asa kejayaan tercapai di tahun 2045 perlu terciptanya, lingkungan kelembagaan yang baik untuk menumbuhkan benih PNS dengan pe­nerapan good governance yang utuh, sebagaimana pelaksanaan rekrutmen CPNS dengan CAT.

 Syaratnya perlu komitmen yang kuat dari seluruh bangsa ini untuk mencapainya.

Melihat politik biaya tinggi,rasanya sikap septis tadi menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan.

Pembina dan pembinaan yang bad governance kepada CPNS akan menjadi bersinergi untuk me­mi­liki daya rusak yang kuat terhadap Negara dan birokrasi. Hal yang mutlak harus dihindari. Biaya besar penerimaan CPNS tidak boleh sia-sia.

Apalagi menjadikan CPNS sebagai peng­han­cur birokrasi dan perusak Negara. Amit-amit!

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved