Kasus Pembunuhan Pendeta di Sungai Baung

UPDATE Kasus Pembunuhan Melinda Zidemi, Anjing K9 Putar-putar di Lokasi TKP Endus Jejak Pelaku

Tim K9 atau anjing pelacak yang diturunkan untuk membantu pelacakan cukup kesulitan mencari jejak pelaku yang hingga kini masih buron.

Penulis: Rangga Erfizal | Editor: Welly Hadinata
Kolase Sripoku.com
Foto postingan yang diketahui korban Melinda dan lokasi penemuan korban di wilayah Sungai Baung OKI 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menegaskan jika pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang calon pendeta yang tengah bertugas di Sungai Baung, OKI, Sumatera Selatan.

Tim K9 atau anjing pelacak yang diturunkan untuk membantu pelacakan cukup kesulitan mencari jejak pelaku yang hingga kini masih buron. Kesulitan tersebut lantaran TKP kejadian sudah rusak akibat dimasuki oleh banyak orang ketika pencarian korban.

Anjing- anjing polisi pun kesulitan mengendus bau pelaku.

"Seharusnya kan kalau masih baru masih dapat dikejar dengan anjing pelacak, tapi sayangnya TKP nya rusak jadi kesulitan. Anjingnya hanya berputar-putar," ujar Kapolda saat ditemui, Selasa (27/3/2019).

Hasil Visum Temukan Sperma, Kapolda dan Kapolres OKI Sepakat Sikat Pelaku Pembunuh Melinda Zidemi

Fakta-fakta Pembunuhan Melinda Zidemi, 6 Bulan Mengabdi di Sungai Baung dan Status Terakhirnya di WA

Teman Dekat Ungkap Status WhatsApp Terakhir Melinda Zidemi yang Ditemukan Tewas

Sementara, saat ini saksi kunci yang merupakan anak didik dari korban berinisal NA (9) masih dalam kondisi pemulihan pasca trauma akibat kejadian yang menimpanya beberapa waktu lalu. NA belum dapat dimintai keterangan dalam kasus tersebut.

Menurut Zulkarnain pihaknya siap membantu melakukan pendampingan psikologis kepada gadis kecil itu agar segera kembali pulih.

"Kondisinya masih trauma nanti akan dikonsultasikan, apakah korban dibawa di Palembang atau atau tetap OKI, tentu berdasarkan  izin dari orangtua korban," jelasnya.

Jenazah Melinda Diberangkatkan Ke Padang Sebelum Menuju Nias Rabu Pagi

Kasus Pembunuhan Melinda Zidemi Jadi Atensi Polda Sumsel, Anjing Pelacak K9 Diturunkan Endus Pelaku

Kasus Pembunuhan Melinda Zidemi Jadi Atensi Polda Sumsel, Anjing Pelacak K9 Diturunkan Endus Pelaku

Penemuan Mayat Pendeta Cantik diduga bernama Melinda Zidemi
Penemuan Mayat Pendeta Cantik diduga bernama Melinda Zidemi (Kolase Tribun Manado)

Bukti Baru
Kasus pembunuhan terhadap Melinda Zidemi (24) menjadi atensi Polres OKI dan Polda Sumsel guna mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Bahkan Tim gabungan juga menurunkan anjing pelacak ke lokasi kejadian.

Hal itu diungkapkan Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara melalui Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi saat dikonfirmasi, Rabu (27/3).

Menurutnya usai ditemukan korban pihak kepolisian langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan dengan
memeriksa tempat kejadian dan mengumpulkan bukti.

"Dan hari ini sesuai perintah Kapolda Sumsel, Tim Jatanras dan K9 Sabhara Polda Sumsel menurunkan anjing pelacak bersama Satreskrim Polres OKI guna kembali melakukan olah TKP ulang di lokasi kejadian untuk mencari petunjuk dan bukti."

"Hal itu berguna untuk mengungkap pelakunya dibalik pembunuhan tersebut," jelasnya.
Lanjutnya, dari hasil visum yang dilakukan oleh pihak dokter Forensik Rumah sakit Bhayangkara Palembang, ditemukan tanda kekerasan yang membuat korban meninggal dunia.

"Hasil visum luar, korban tewas karena dicekik. Sebab di leher korban terdapat luka memar bekas cekikan dan lidah korban patah, hingga korban dak bisa bernafas dan meninggal dunia," jelasnya.

Selain itu, juga ditemukan bukti baru adanya bekas sperma di sekitar area kewanitaan korban. Hal itu menjadi bukti baru bagi pihak kepolisian untuk memburu korban.

"Di vagina korban juga terdapat sperma laki laki (Pelaku). Saat ini kami masih mengejar pelaku," jelasnya.

Usai Proses Ibadah penghiburan, Jenazah Melinda Zidemi Dibawa ke Kampung Halamannya Nias Sumut

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Melinda Zidemi, Anak Kecil Jadi Saksi Kunci yang Sempat Dicekik Pelaku

Video Jasad Pendeta Melinda Zidemi Tiba di RS Bhayangkara Palembang, Keluarga Korban Syok

Status WA Terakhir Melinda Berserah Pada Tuhan...

Iring-iringan jamaat melepas kepergian vikaris atau calon pendeta tersebut menggunakan Mobil ambulans.Jenazahnya yang sudah terbujur kaku tersebut dibawa menuju Padang, Sumatera Barat sebelum akhirnya menempuh jalur laut ke Nias Selatan.

"Jenazah sudah berangkat melalui jalur darat ke Nias Selatan. Nanti stop di Padang baru perjalanan kapal ke kampung halaman," ujar sepupu korban Arisman Manai (23) saat ditemui di Gereja Kristen Injili Indonesia (GKII) Sekojo.

Ratusan pelayat yang merupakan jamaat dan warga Nias Selatan yang berada di Palembang hadir melepas kepergian korban. Tius Simangunsong salah satu majelis ditempat korban pernah magang mengakui jika keseharian korban selama ini sangat ramah.

"Sering saya ngobrol sama Melinda. Anaknya kalem dan benar-benar bekerja melayani umat. Dia agak pendiam dan ramah. Kalau berkhotbah dia pintar," jelasnya.

Rencana pernikahan korban dengan calon suaminya terdengar oleh sahabat korban Dewistina Finowa'a.

"Saya taunya dia memang sudah tunangan setahun lalu, calonnya seorang guru agama Kristen di Nias sana," jelasnya.

Lanjutnya, dirinya mengaku sempat mengobrolan bersama korban saat bertemu sekitar 2 minggu lalu. Saat itu keduanya sempat bercanda masalah pernikahan. Namun, korban tidak mengatakan kapan akan menikah.

"Kalau saya liat di media dikabarkan akan menikah bulan Juni cuma, saya belum mendengar secara langsung dari Melinda. Kami ngobrol saat ketemu itu, saya bilang kapan nih nyusul. Karena teman kami ada yang satu angkatan sudah menikah dan hamil, biar kita cepat ikut. Terus dia bilang nantilah kedepan kita nyusul," ujarnya mengingat percakapannya dengan korban.

Sudah 6 bulan sejak mengabdi di Gereja Sungai Baung, usai menamatkan pendidikan di Sekolah Tinggi Teologi Injili Palembang (STTIP) pada Agustus 2018, membuat Melinda Zidemi (24) harus menjalani hari-harinya di areal perkebunan Sawit.

Melinda dikenal sebagai pribadi ramah, cantik dan pintar. Hal tersebut diungkapkan oleh Tius Simangunsong, majelis Gereja YKPA tempat di mana Melinda pernah magang ketika bersekolah.

"Kalau Khotbah anaknya memang jago, pintar dan tegas. Orangnya ramah, adiknya juga kuliah disini (Palembang). Karena ingin mengikuti jejak kakakya," ujar Tiur, usai melepas kepergian jenazah Melinda Zidemi di GKII Sekojo, (27/3).

Lanjutnya, selama magang menjadi pengkhotbah di gereja YKPA jalan Abi Hasan Palembang, Melinda dikenal sebagai orang yang memiliki semangat dalam setiap pengabdiannya.

"Sering saya ngobrol sama Melinda. Anaknya kalem dan benar-benar bekerja melayani umat. Dia agak pendiam dan ramah," ungkapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan sahabat korban Dewistina Finowa'a (24). Menurutnya sampai akhir hayatnya korban dianggap konsisten dalam mengabdi menjadi hamba tuhan.

"Saya satu asrama dan satu tingkat dengan korban, memang orangnya cantik dan pintar. Yang saya ingat, korban itu selalu bilang ingin menjadi hamba Tuhan dan memang terbukti sampai dia meninggal tetap mengabdi di Gereja," jelasnya.

Lanjutnya, korban yang merupakan sahabat dekatnya tersebut sempat mengganti status di WhatsApp pribadinya pada tanggal 15 Maret lalu.

"Jalan hidup nya memang untuk tuhan bahkan sampai akhir hayatnya. Dia juga sempat mengganti status di WhatsApp dengan kata-kata Berserah kepada Tuhan," ungkapnya sambil menunjukan WhatsApp korban.

Dewistina dan Melinda sebelumnya sempat bertemu sekitar 2 minggu sebelum kejadian. Keduanya sempat berjalan-jalan ke Pasar 16 Ilir Palembang.

"Saya belum sebulan ini ketemu sama Melinda. Karena kesibukan kami masing-masing kami jarang ketemu. Tepatnya, sekitar 2 minggu lalu. Dia ngajak saya ke pasar 16, saya tau kalau dia (korban) senang jalan ke pasar 16. Akhirnya saya janjian lah ketemu di Sekojo," jelasnya.

Kedekatan Melinda dan Dewi sendiri karena keduanya merupakan mahasiswa satu angkatan yang belajar di STTIP. Keduanya juga berasal dari Nias dan merupakan teman satu asrama.

"Kami ini dekat sudah seperti keluarga. Sama-sama dari Nias, satu tingkat, dan satu asrama. Namun setelah lulus, penugasan kami berbeda. Melinda di Sungai Baung, saya di Palembang," ujarnya.

Selama bertugas di Sungai Baung, Melinda dan Dewi jarang berkomunikasi hal itu didasarkan kesibukan masing-masing dalam bertugas.

"Dia gak pernah ngeluh tinggal di sana. Nyaman-nyaman aja katanya," ungkapnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved