Suami Lucinta Luna Tahu Istrinya Transgender, Begini Resiko Mengerikan Transplantasi Rahim!
Suami Lucinta Luna Tahu Istrinya Transgender Begini Resiko Mengerikan Transplantasi Rahim, Mematikan
Penulis: Nadia Elrani | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - kabar pernikahan Lucinta Luna dengan pria asal Filipina bernama Bigham viral di media sosial.
Terlebih saat Lucinta Luna tiba-tiba memposting foto dan video mengenakan pakaian pengantin bersama sang kekasih di akun Instagramnya pada Kamis (21/3/2019) lalu.
Sontak saja kabar tersebut membuat publik bertanya-tanya mengenai status pernikannya asli atau sekedar settingan belaka.
Belum lenyap dari ingatan, kabar mengejutkan juga datang dari seseorang yang memposting percakapannya yang diduga dengan Bigham, suami Lucinta Luna.
Percakapan tersebut membahas tentang identitas asli Lucinta Luna yang diisukan seorang transgender.
• Waspada! Lima Hari ke Depan Sumsel akan Terus Diterpa Hujan Tinggi Disertai Angin Kencang
• Bukan Raffi Ahmad, Pria Ini Mendadak Pamer Foto Mesra sama Ayu Ting Ting, Profesinya tak Terduga!
• 5 Aplikasi Penyadap WhatsApp yang Terbukti Berfungsi, Begini Cara Sadapnya!
• Preview Sinopsis Drama Korea Welcome to Waikiki 2 Episode 2 yang Tayang Hari Ini di JTBC
• Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara : Isu Hoax yang Paling Banyak Itu Sosial Politik
Yang membuat warganet terkejut saat membacanya adalah ketika Bigham mengakui jika pria yang sering dipanggil Bi oleh Lucinta ini tahu jika istrinya seorang transgender.
Seseorang yang memposting percakapan di Twitter tersebut bernama Clara yang mengaku sebagai teman Bigham.
Clara sendiri menyatakan jika dirinya sudah pernah bersama Bigham beberapa kali. Dan Clara juga menyebutkan jika dirinya terakhir mengirim pesan tanggal 8 Maret 2019 silam.
Dalam chat yang diunggah di akun Twitter @chs**cakes menyebutkan, Bigham yang merupakan warga negara asing sudah tahu jika calon istrinya saat itu adalah transgender.
"Aku nanya dia beneran mau nikah sama Lucinta Luna, kan dia cowok dan dia jawab ini," cuit Clara.
"But you know she man before (Tapi apa kamu tahu kan jika dia adalah lelaki sebelumnya?)" tanya Clara pada Bigham.
"Yes I know she's a shemale before. Why? She's girl now. (Ya aku tau sebelumnya dia transgender. Kenapa? Dia perempuan sekarang," jawab Bigham.
Isu transgender Lucinta Luna memang sudah merebak sejak ada yang mengungkap jika sebenarnya Lucinta adalah seorang pria bernama Muhammad Fattah.
Namun meski rumor itu tersebar luas ke publik, Lucinta Luna sampai saat ini masih mengelak dirinya pria dan justru kerap mengumbar foto seksi nan erotis.
beredarnya isu transgender Lucinta Luna juga banyak memicu pertanyaan baru seperti apakah seorang transgender bisa hamil?
Dilansir dari Tribun Kaltim yang dikutip dari Independent, sesuai kodratnya transwomen (transgender pria ke wanita) tidak memiliki rahim.
• Cedera Hamstring Kambuh, Ronaldo: Tenang, Cuma 2 Minggu, Kok!
• BMKG Rekam Kecepatan Angin Capai 33 knots atau 60 Km/Jam, Palembang Berpotensi Angin Puting Beliung
• Lantik 1172 PPTPS, Ketua Bawaslu OI Sebut Pengawas TPS Ujung Tombak Keberhasilan Pemilu
• Lakoni Debut MotoGP, Quartararo Akui Sering Lihat Data Milik Vinales
• Caleg Otak Perampokan Nasabah Bank, Modus Gembosi Ban
Ini karena memang anatomi pada tubuh pria tidak dilengkapi dengan rahim.
Menyuntikkan hormon estrogen dan progesteron bisa dilakukan untuk membantu transwomen memiliki bentuk payudara yang membesar, tapi tidak membuat mereka punya rahim.
Jadi, secara alamiah meski telah mengubah bentuk organ intimnya, transwomen tidak akan bisa hamil karena tidak punya rahim.
Tapi sebuah penelitian lebih lanjut ternyata memungkinkan bagi transwomen untuk melakukan transplantasi rahim.
Dr. Richard Pulson dari American Society for Reproductive Medicine mengatakan bahwa tidak ada alasan anatomi yang menghalangi operasi transplantasi rahim pada transwomen.
Pulson mengatakan bahwa tulang panggul laki-laki dan perempuan memang berbeda.
Namun, bukan berarti pada laki-laki tidak ada rongga atau ruang untuk menempelkan rahim.
Memang saat ini masih dikaji ulang, tapi kemungkinan transwomen untuk segera memiliki rahim masih terbuka, tentu bukan dalam waktu dekat ini.
Pulson juga menambahkan bahwa akan ada tantangan tambahan untuk melakukan operasi transplantasi rahim pada transwomen.
Prosedurnya akan sangat rumit dan kemungkinan juga wanita transwomen hanya bisa melahirkan melakui operasi caesar.
Selain itu suntikan hormon tambahan juga mungkin diperlukan.
Meski begitu, kebijakan studi transplantasi rahim ini mungkin tidak etis dan dapat menimbulkan risiko bagi transwomen dan bayinya.
Cangkok rahim disertai suntikan hormon dosis tinggi bisa mengakibatkan kematian bagi inang rahim (transwomen).
Selain itu, kalaupun berhasil belum tentu janin bisa berkembang di dalam rahim buatan tersebut.
Bahkan lebih jauh, ditakutkan bahwa rahim akan berkembang di luar rahim dan itu sangat berbahaya.
Hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan ahli bedah di Inggris karena menanamkan rahim pada transwomen akan menyalahi Undang-Undang Kesuburan dan Embriologi Manusia di negara tersebut.
Selain sulit untuk hamil karena proses transplantasi rahim yang memiliki resiko besar, melakukan operasi kelamin ternyata juga memiliki efek mengerikan dan dapat berakibat kematian.
• Prediksi & Jadwal Portugal Vs Serbia di Kualifikasi Piala Eropa 2020, LIVE Dini Hari Nanti
• Terungkap Kronologi Pengusaha RS Bisa Gunakan Jasa Vanessa Angel, Cerita Rp 80 Juta pun Terkuak!
• Usai Tumbangkan Indonesia, Timnas U-23 Vietnam Dapat Pesan Perang dari Pelatih Timnas U-23 Thailand
• Begini Cara Beli Tiket Kereta Api di Indomaret atau Alfamart dari Kasir atau LCD di Minimarket
Dilansir dari Bola Stylo, peninjauan mengenai operasi kelamin dilakukan lebih dari 100 penelitian medis internasional oleh fasilitas intelijen penelitian Agressive Research Intelligence Facility (ARIF) University of Birmingham.
Hasilnya, operasi tidak menemukan bukti ilmiah yang kuat bahwa operasi pergantian kelamin secara klinis efektif terhadap kelangsungan hidup pasiennya.
Direktur ARIF, Chris Hyde, mengatakan, ada ketidakpastian tentang apakah mengubah organ intim seseorang adalah hal yang baik atau buruk.
"Masih ada sejumlah besar orang-orang yang menjalani operasi tetapi tetap trauma, sering sampai pada titik melakukan bunuh diri," katanya.
Dilansir dari theguardian.com, Dr Hyde menjelaskan bahwa ada tingkat ketidakpuasan yang tinggi atau bahkan bunuh diri di antara para waria setelah operasi pergantian organ intim.
Selain efek samping di atas, masih ada lagi efek berbahaya bagi para pasien yang melakukan operasi kelamin dikutip dari dokterspkk.com:
1. Berkurangnya kepuasan dari hubungan seksual
Meski operasi kelamin telah dilakukan sedemikian rupa untuk membuat bentuk organ intim menyerupai aslinya, hasilnya tentu tidak akan sesempurna organ genitalnya yang asli.
Orang-orang yang melakukan operasi ini biasanya akan merasakan efek samping berupa berkurangnya kenikmatan seksual jika dibandingkan dengan sebelum mereka melakukan operasi kelamin.
• Ayah Perkosa Anak Kandung, Suswanto tak Berkutik Diringkus saat Antre di Tukang Urut
• Download (Unduh) MP3 Lagu Lily Alan Walker dari Album Different World, Terlengkap dan Terpopuler
• Daftar Tempat Praktik Dokter Kandungan di Palembang, Lengkap Alamat dan Nomor Telepon
2. Sakit pasca operasi
Rumitnya operasi yang harus dijalani, maka bisa dipastikan setelah operasi kelamin, pasien akan merasakan sakit yang sangat parah.
Sakit ini disebabkan luka yang belum mengering setelah operasi.
Efek samping rasa sakit ini bisa berlangsung hingga berbulan-bulan atau tahun, bahkan bisa menyebabkan pasien tidak bisa berjalan selama rasa sakitnya masih ada.
3. Terdorong untuk melakukan operasi plastik lainnya
Seseorang yang telah melakukan operasi kelamin biasanya akan lebih cenderung tertarik untuk melakukan operasi plastik lainnya.
Dia akan lebih terdorong untuk melakukan operasi plastik di wajahnya, payudaranya, ataupun bagian tubuh lainnya.
• Gara-gara Pegal di Punggung Kita Jadi Tak Produktif, Inilah 5 Cara untuk Meredakannya!
• Cabuli Anak Tetangga Ratusan Kali, Kakek Dua Cucu di Baturaja Ini Dijeruji
• Ingin Mulai Usaha? Yuk Simak Tips dari James Prananto Pebisnis Muda Ini
Hal ini semata-mata untuk mendapatkan penampilan yang lebih sesuai untuk gender barunya.
Walaupun banyak efek mengerikan dari operasi pergantian kelamin ini, masih banyak orang yang merasa 'terperangkap pada tubuh yang salah' tetap berani melakukan operasi ini.
4. Risiko penyakit kanker meningkat
Selain melakukan operasi kelamin, para transgender biasanya juga akan melakukan terapi hormon untuk mendukung perubahan fisik mereka.
Misalnya, para wanita transgender yang menambah hormon estrogen untuk mendukung pertumbuhan payudara dan struktur tubuh agar lebih menyerupai wanita.
Hormon estrogen ini bisa memicu penyakit kanker pada seseorang.
