Berita Palembang
Berita Eksklusif: Tekor Kalau Buka Tiap Hari, Lorong Basah Night Culinary 16 Ilir Ditinggal Pedagang
Kehadiran Lorong Basah Night Culinary (LBNC) sejak Juni 2018 silam, Pasca Asian Games, Hanya Buka Tiga Malam
Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Welly Hadinata
Hal itu berbanding terbalik dengan rencana awal yang ditargetkan akan diisi oleh 100 pedagang makan dan minum.
Di sisi depan Lorong Basah, tepatnya bagian pintu masuk, dua sound sistem diisi hiburan. Alunan lagu menemani malam, dan pengunjung tempat yang digadang-gadang menjadi pusat kuliner malam di Palembang tersebut.
• Sungai Macak OKU Timur Meluap, Puluhan Rumah Warga Terendam Berikut Juga Puluhan Hektar Sawah
• FPTI Sumsel Targetkan Jadi yang Terbaik di Indonesia, Siapkan 14 Climbers Ikuti Pelatda Panjang
• Ketua Bawaslu OKU Timur : Selama Ini Bawaslu Dicecar, Padahal Sebenarnya Itu Tugas Sat Pol PP
"Boleh kalau mau nyanyi, kedepan aja," ungkap Nurul menawarkan kepada pengunjung.
Sedangkan Dwie, penjual sosis juga mengeluh kepada rekan sesama penjual. Ia tidak membayangkan, waktu yang sudah hampir memasuki pukul 20.30 WIB tetap sepi dengan pembeli. Dirinya mengakui jika saat ini Lorong Basah sangat sepi.
"Sepi memang, saya enggak ngerasain jualan waktu Asian Games. Tapi ya malam ini sepi banget. Memang awal memilih jualan di sini harapannya akan ramai," ujarnya.
Padahal untuk dagangan yang dirinya jual terbilang cukup murah. Dari mulai Rp 2.500 hingga Rp 10 ribu untuk berbagai jenis makanan yang ia jual.
Senada dengan Dahlia, seorang pedagang yang berjualan pempek dan pecel lele itu mengungkapkan omset penjualannya menurun yang semula satu hari bisa meraup untung Rp 200 hingga Rp 300 Ribu perhari ketika hari biasa dan saat weekend bisa mendapatkan untung mencapai Rp 500 hingga 700 ribu perhari.
• KPU Palembang Buka Rekrutmen KPPS, Catat Jadwal dan Persyaratannya
• KPU Sumsel Tetapkan DPT Tambahan dan TPS Pemilu 2019, Berikut Jumlahnya
• Soal Pemaksaan Pria Agar Mengaku Sebagai Pemerkosa Bidan YL, Kapolda Yakin Dilakukan Oknum Polisi
"Sekarang kalau hari bisa dapat Rp 100 ribu dan paling banyak Rp 200 ribu rupiah perhari, saat ini memang sepi banyak pedagang yang sudah cabut tidak berjualan lagi. mungkin karena sudah merugi atau tidak ramai lagi pengunjung yang berdagang," katanya
Lanjutnya lagi, ia membayar uang distribusi sewa tempat dengan cara deposito sebesar Rp 2 juta untuk dua lapak jualan.
Uang deposito itu tidak bisa diambil kecuali ketika sudah tidak lagi berjualan, dengan membayar uang sebesar itu untuk saat ini terasa sulit karena memang benar-benar sepi dari pengunjung.
"Satu lapak bayar satu juta, saya buka dua lapak jualan artinya dua juta. Untungnya balik modal dan keuntungan didapatkan walau tidak banyak," ujarnya.