Berita Palembang

Berita Eksklusif: Tekor Kalau Buka Tiap Hari, Lorong Basah Night Culinary 16 Ilir Ditinggal Pedagang

Kehadiran Lorong Basah Night Culinary (LBNC) sejak Juni 2018 silam, Pasca Asian Games, Hanya Buka Tiga Malam

Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/RANGGA ERFIZAL
Lorong Basah. 

Selain itu, untuk menarik pengunjung pihaknya juga akan menampilkan atraksi atraksi di lokasi Lorong Basah. Sehingga selain menikmati makanan pengunjung juga bisa menyaksikan pertunjukan pertunjukan yang disiapkan.

"Kami akan panggil yang biasa mengisi acara di pendistrian untuk mengisi juga di lorong basah," kata dia.

Pihaknya juga sudah memperbaiki beberapa fasilitas yang rusak di antaranya meja kursi untuk pedagang berjualan.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pedagang yang berjualan pada siang hari, untuk menghentikan aktivitasnya pada pukul 18.00 sore, sehingga pedagang malam sudah bisa berjualan.

"Kemarin kemarin pedagang siang baru selesai pukul 19.00 tapi sekarang sore
sudah selesai," kata dia.

Proliga 2019 - Daftar Peraih Penghargaan Individu Kategori Putra

Masih Heboh Lepas Hijab, Salmafina Sunan Kini Bicara Soal Pacar Barunya, Punya Profesi Tak Terduga!

Aiptu Erwin Alias Wen Nago, Polisi Menyamar Jadi Ibu-ibu untuk Tangkap Copet di Pasar 16 Ilir

Laku 10 Gelas
NURUL, seorang penjual minuman yang masih bertahan di Lorong Basah Night Culinary, mengakui jika pendapatannya berkurang drastis sejak Asian Games 2018 berlalu.

Jika sebelumnya dalam semalam bisa menjual 50 hingga 70 gelas minuman, tapi saat ini hanya
berkisar 15-30 gelas.

"Memang ada penurunan, waktu Asian Games saya bisa jual 50 sampai 70 gelas dalam semalam. Satu gelas minuman biasa dijual Rp 10 ribu. Tapi sekarang berbeda. Untuk hari Jumat saya hanya bisa menjual 10 hingga 15 gelas Kalau Sabtu-Minggu bisa lebih, karena yang nongkrong lumayan jika akhir pekan," ujar Nurul, Jumat (22/2).

Diakuinya jika berkurangnya pendapatan akibat sepinya pembeli. Selain itu menurut informasi yang ia dapat, tarif parkir yang mahal dan pemalakan, menjadi salah satu penyebab sepinya pembeli, disamping masalah lain.

Disamping itu juga pedagang sudah ada yang berjualan di tempat lain.

"Tidak lagi ramai disini karena memang banyak terpecah pedagangnya. Ada yang memilih berdagang di OPI Mal, ada yang pindah ke PIM. Padahal di sini enak, ada Wi-Fi, dan kipas angin. Sewa juga gak besar Rp 300 ribu sebulan. Itu sudah sama nitip barang," ujarnya.

"Apa lagi waktu parkir kemarin jadi masalah banyak pemalakan. Jadi banyak orang yang datang ke sini lagi," ungkapnya.

Video Bersih-bersih di Pasar 10 Ulu, Kapolresta Palembang Turun Langsung Pungut Sampah

Kapolresta Palembang Ajak Jajarannya Bersih-bersih Sampah di Pasar 10 Ulu Palembang

Diguyur Rintik Hujan, Kapolresta Palembang Kombes Pol Didi Hayamansyah Mendadak Jadi Tukang Becak

Nurul juga menduga, manajemen LNBC saat ini sedang tidak fokus dengan Lorong Basah. Padahal menurutnya, seharusnya jajaran pengurus lah yang ikut membesarkan Lorong Basah.

"Ya manajemen LNBC seperti tidak fokus, ada yang ngurusi di sini. Ada yang di mal. Kita berharap kembali kayak dulu bisa ramai lagi. Fokus juga untuk bikin ramai lagi," ujarnya.

Dari deretan meja dan lampu berjejer panjang, tapi tak banyak makanan dan minum yang disajikan. Hanya, beberapa jenis makanan seperti, pempek, ragam sosis, ayam bakar, dan beberapa penjual minuman. Total para pedagang yang membuka stan hanya 17 lapak.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved