Punti Kayu Aset Lokal yang Terabaikan
Agaknya kita perlu berbangga diri, karena dari sekian banyak kota di Indonesia, hanya Palembang yang memiliki taman hutan kota
Banyak objek yang tidak berfungsi dengan baik, sekaligus juga banyak penataan pepohonan yang tidak rapi memberikan kesan kawasan ini sedikit semrawut.
Kedua, kebersihan. Lokasi wisata yang baik adalah yang menampilkan sisi kebersihan di semua sisi.
Ini harus diakui masih jadi persoalan.
Tumpukan sampah masih terlihat, rumput-rumput liar yang tidak terawat dengan rapi, serta potongan-potongan bekas pohon yang tidak tertata dengan baik.
Ini jelas mengganggu pemandangan yang bersih dan nyaman.
Ketiga, keindahan. Aspek keindahan terkait dengan sarana yang disediakan seharusnya bisa menimbulkan rasa kejutan tersendiri bagi pengunjung.
Sayangnya ini tidak ditemukan.
Sebagai contoh, kawasan yang didapuk sebagai pusat keajaiban dunia, isinya tak lebih dari miniatur-miniatur yang terkesan dibuat seadanya.
Tulisan Borobudur, diharapkan sebenarnya bisa menjawab kebutuhan pengunjung tentang apa dan bagaimana candi terbesar di Indonesia ini.
Faktanya, pengunjung hanya mendapatkan sebuah stupa kecil.
Bigbend yang sejatinya adalah sebuah jam besar, tampak hanya bagaikan bangunan seadanya yang tak memiliki daya tarik apa-apa, seperti bangunan mainan.
Begitu juga dengan komponen lain seperti menara Pisa, Eiffel, yang tak lebih bagaikan bangunan mainan.
Akan sangat bagus jika bangunan ini ditata dengan baik dan dilengkapi dengan kesempatan pengunjung untuk melihat dan mengetahui apa dan bagaimana bangunan tersebut.
Di tengah lokasi TWA Punti Kayu akan ditemukan adanya sarana bermain keluarga berupa kolam yang dilengkapi fasilitas bebek-bebekan untuk anak-anak.
Ekspektasi awal kita akan melihat dan merasakan bagaimana meriahnya dan asyiknya bermain di tengah kolam yang sejuk dan indah.