Hamba Allah yang Ikhlas
Upaya Menjadi Hamba Allah yang Ikhlas
Sebagai hamba Allah SWT yang menyadari bahwa kehidupan di dunia ini untuk melaksanakan perintahNya, dengan ikhlas semata karena Allah.
Dalam riwayat lain; "sesungguhnya saya telah melihat gambar-gambar itu waktu sedang shalat, hampir menjadi cobaan bagiku." (HR.Bukhari, Muslim dan Abu Uwanah)
3.Tadabbur : Tadabbur fi jami'i qiraatina. Ialah memahami apa yang dibaca di dalam shalat, sehingga merasuk kedalam lubuk hati yang paling dalam. Karena sebagian besar dari apa yang diucapkan di dalam shalat berupa pernyataan, komunikasi dan "audiensi" antara makhluq dan Khaliq.
Sebagaimana menurut Abu Hurairah ra. Bahwasanya Nabi Muhammad SAW. bersabda yang artinya: "Siapa yang sembahyang dan tidak membaca Ummul Quran (Fatihah), maka sembahyang itu kurang, tidak sempurna."
Abu Hurairah ditanya. "Bagaimna jika kita di belakang imam?" Jawabnya, "Bacalah dalam hatimu, sebab saya telah mendengar Nabi Muhammad SAW. bersabda, Allah Azza wa Jalla berfirman, "Aku telah membagi shalat itu menjadi dua bagian, antara Aku dengan ham- ba-Ku, dan terserah bagi hamba-Ku apa yang dia minta". Maka jika hamba-Ku membaca "Alhamdulillahi rabbil alamin". Jawab Allah, "Hamba-Ku telah memuji-Ku". Dan bila membaca, "Arrahmanirrahim", Jawab Allah, "Hamba-Ku bersyukur kepada-Ku". Dan bila membaca,
"Maliki yaumiddin". Jawab Allah" Hamba-Ku telah memuliakan Aku (hamba-Ku telah menyerah kepada-Ku)". Maka jika membaca, "Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in".
Jawab Allah, "Ini yang di antara-Ku dengan hamba-Ku dan terserah pada hamba-Ku apa yang ia minta".
Jika membaca, "Ihdinasshiratal mustaqim, shiratal lazdzina an'amta alaihim, ghairil maghdlubi alaihim waladh dhal lien". Jawab Allah, "Itu semua Aku beri pada hamba-Ku dan terserah pada hamba-Ku apa yang akan diminta." (HR.Muslim)
Dari keterangan di atas, dapat dipahami bahwa, apabila apa-apa yang diucapkan di dalam shalat tersebut dimengerti dan dijiwai dari lubuk hati yang paling dalam (hati Nurani), maka shalat tersebut akan bermakna dan bernilai aflikatif dalam kehidupan sehari-hari.
Maka setiap apa yang dia lakukan akan mendapat petunjuk dan hidayah Allah SWT. dan shalat tersebut berfungsi "mencegah dari perbuatan keji dan munkar". Demikianlah sekedar langkah dan upaya untuk mencapai kedudukan sebagai hamba Allah SWT. Yang ikhlas.