Asian Games XVIII
'Selamat Bertarung di Asian Games XVII', Eksplorasi dan Identifikasi Kepuasan Publik Domestik
Ditengah meriahnya HUT Kemerdekaan RI ke-73, hiruk pikuk tahapan penentuan Pasangan Capres negara oleh Para Petinggi Parpol dan Elite Kekuasaan
Pemerintah secara sungguh-sungguh serta terbuka melibatkan peran serta rakyat dan dunia usaha swasta.
Disamping itu pemerintahnya mampu memberi penjelasan yang meyakinkan, bahwa tatkala ditetapkan sebagai tuan rumah, akan memberi multiple effect yang positif dalam beragam bidang pembangunan jangka panjang maupun yang segera bisa memberi manfaat bagi Warganya, khususnya dalam bidang Ekonomi,ilmu pengetahuan-teknologi, sosial budaya, pergaulan internasional, Pariwisata, Wibawa maupun Martabat Bangsa-Negara dan bidang pembangunan lain yang bermuara kepada peningkatan kwalitas kesejahteraan Warganya.
Sampai saat ini, dalam proses dan dinamika Asian Games di Daerah kita ini, semuanya itu belum terlihat secara kasat, massif dan menstimulasi antusias masyarakat dalam menempatkan peran --posisinya secara terhormat serta merasakan manfaat hajatan besar ini dengan mengedepankan gerak & nilai sportifitas.
Ada yang juga yang begitu kelihatan perbedaan sambutan atau reaksi warga antara di Palembang dengan di Jakarta dan sekitarnya. Misal "Pernak pernik"
Atribut Asian Games XVIII di Palembang hanya terlihat di Jalan-jalan, kantor kantor, Gedung-gedung, pusat keramaian utama saja, sedangkan di Jakarta serta wilayah sekitarnya, 10 hari menjelang Peresmian Event Asian Games XVIII, hingga di dalam lorong/gang kecil, ditemukan persandingan antara beragam hiasan hiasan dalam rangka menyambut HUT 73 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan Asian Games yang meriah sekali.
Bahkan masyarakat agak tidak begitu sulit mencari beragam aksesoris Asian Games di luar Arena perlombaan atau pertandingan. Kabarnya, setiap RT "wajib" memasang 5 spanduk/baliho ukuran sederhana di wilayah RT masing masing, bayangkan berapa ratus ribu RT yang ada di wilayah DKI Jakarta & sekitarnya --sayang itu tidak terlihat di Palembang yang andaikan digerakkan, tidak sedikit perekonomian yang bisa terbantu hanya dengan spanduk dan baliho.
Mengapa ide, gerak & biaya murah meriah itu tidak kelihatan di Kota ini --jelas-jelas dipromosikan ke seluruh Antero Negara di Benua Asia sebagai tuan rumah pesta olahraga terbesar, ASIAN GAMES XVIII Thn 2018, Jakarta-Palembang. Bila mencermati apa yang telah dilakukan pemerintah melalui Panitia Penyelenggara hasil bentukannya (INASGOC),

Pemerintah Daerah, Kementrian dan Institusi yang terkait dengan Bidang Olahraga (KONI-KOI) sepertinya kurang mampu merespon, mengakomodir serta merumuskan harapan, keberadaan juga keinginan publik domestik dalam berkontribusi untuk tercapainya derajat kesuksesan yang diharapkan.
Sepantasnya rakyat atau Warga domestik (lebih spesifik lokal) tak cuma diandalkan untuk menyambut para kontingen negara Asing, secara ramah tamah maupun senyam senyum sambil diajak berswa foto saja.
Antara penyelenggara, para kontingen Atlit/official team, pemerintah pusat-daerah, lembaga/ instansi pendukung dan khususnya masyarakat selayaknya bahkan seharusnya mendapat manfaat dalam jangka pendek maupun Jangka Panjang.
Disisi lain, dibutuhkan secara serius dan strategis untuk diperhatikan oleh Pemerintah Pusat juga Daerah, bagaimana pengelolaan plus perawatan beragam fasilitas maupun infrastruktur yang ada diDaerah ( Palembang) pasca Asian Games.
Pertanyaan kecil di benak masyarakat yang acapkali terdengar, apakah jalan di Kota kito pacak mulus terus cak sekarang ini? Mak Mano nian nasib Operasional LRT ditengah kota ini? Jadikan perhelatan Asian Games XVIII sebagai jembatan Pembelajaran yang Grand Comprehensiv.
Sebagai ujaran dan sekedar pesan penting kepada para Petinggi Negeri.