Asian Games XVIII
'Selamat Bertarung di Asian Games XVII', Eksplorasi dan Identifikasi Kepuasan Publik Domestik
Ditengah meriahnya HUT Kemerdekaan RI ke-73, hiruk pikuk tahapan penentuan Pasangan Capres negara oleh Para Petinggi Parpol dan Elite Kekuasaan
Dengan asumsi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kualitas hidup rakyat, pelayanan publik, popularitas & tampilan kota, modernitas fasilitas umum daerah dan semakin terbuka akses komunikasi & Interaksi sosial dalam tatanan pergaulan internasional dan lain lain.
Akan tetapi semua itu butuh penyesuaian serta penguasaan yang tak mudah, berikut pembiayaan yang tidak murah.
Mengamati proses awal pembangunan sampai dengan tahap akhir pembangunan segala kebutuhan guna suksesnya projek bidang kontestasi keolahragaan ini, pemerintah telah melakukan segala kemampuannya, tetapi miskin konsep atau strategi kebijakan akan partisipasi publik.
Seolah olah masyarakat hanya di posisikan sebagai "Penonton manis nan passif atau Tim Cherleaders" saja.
Hal itu dikarenakan tuntutan progres kerja projects, penggalian sumber sumber pendanaan, waktu yang terbatas, standarisasi dan sertifikasi kerja dan lokus pembangunan yang terbelah pada dua daerah berbeda yang relatif jauh secara geografis.
Akibatnya, lupa atau minim kepedulian akan peran juga partisipasi masyarakat domestik.
Bahkan lebih jauh lagi, terkorbankan perhatian atas hak dan kewajiban publik lokal, secara spesifik lagi tidak merangsang peningkatan potensi potensi ekonomi kerakyatan dimana hajat Asian Games ini dilaksanakan.
Contoh, Panitia Besar INASGOC dan Pemerintah tidak memberi kemudahan ruang, previllege fasiltas, kebijakan, dukungan permodalan dan ragam workshop/ studi banding kepada masyarakat pelaku ekonomi pasar menengah ke bawah untuk bisa mendapat banyak manfaat atas "diHijrahkannya" sebagian acara akbar olahraga ini ke luar Ibukota Negara, yakni kota Kito.
Eksplorasi dan Identifikasi Kepuasan Publik Domestik
Selanjutnya, sah dan wajar saja publik domestik --khusus Sumsel, mempertanyakan kepuasan apa yang mereka peroleh.
Penjelajahan atau upaya mengeksplorasi respon atas perubahan dan munculnya realitas sosial baru di lingkungan sistem masyarakat tertentu.
Dalam konteks ini wilayah provinsi Sumsel, khususnya kota Palembang atas meluasnya gaung, existensi juga aktifitas perhelatan Asian Games XVIII di Palembang --mulai dari perencanaan, persiapan pembangunan utama & pendukung, pelaksanan hingga 02 September 2018, serta pasca penyelenggaraan.
Secara eksplisit dan sederhana akan dinarasikan berdasarkan persepsi publik sebagai bagian dari upaya upaya mengidentifikasi (perumusan yang mengacu pada keinginan/harapan) kepuasan publik domestik (dalam negeri dimana direpresentasikan oleh warga Kota Palembang dan sekitarnya).
Negara Thailand dan Korea telah lebih dari dua kali sebagai tuan rumah Penyelenggaraan Asian Games. Thailand terakhir tahun 1994 di Kota Chiang Mai dan Negara Korea secara bergantian memusatkannya pada Tiga Kota (Seoul, Busan dan Incheon Thn 2014).
Konon informasi yang didapat, Negara dan Panitia penyelenggara memperoleh kesuksesan yang luar biasa dikarenakan partisipasi juga dukungan Warganya.