UNBK SMA
Menyoal Sulitnya Soal UNBK SMA
Sejak 2014, UN dilaksanakan dengan dua basis, yaitu Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau Computer Based Test (CBT)
Blueprint pun juga sudah sesuai dengan KD yang ada dalam Permendikbud No. 24 tahun 2016, tetapi peserta UN masih mengeluh bahwa materinya belum dipelajari.
Ini artinya pihak sekolah perlu komunikasi jujur dengan guru.
Adakah memang satu atau dua KD yang terlewatkan? Ataukah mungkin saat KD tertentu disampaikan, peserta didik yang bersangkutan tidak hadir; dan tidak menyusul mempelajarinya.
Adanya KD yang terlewatkan dapat terjadi jika guru mengajar hanya bertolak dari buku paket, bukan dari program pembelajaran yang disusun mengaju kepada KD-KD.
Idealnya, guru harus bertolak dari program pembelajaran.
Perlu diingat juga bahwa KD-KD revisi terakhir adalah tertuang dalam Permendikbud No 24 tahun 2016.
Pada Juli 2016 semua sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 harus menggunakan KD yang tercantum dalam permen itu, mulai kelas X sampai kelas XII.
Ada beberapa sekolah pada tahun 2016 beranggapan bahwa KD-KD dalam Permendikbud itu hanya berlaku dimulai kelas X saja.
Mengenai keluhan sulitnya soal itu mungkin karena menggunakan soal higher order thinking skills (HOTS).
Soal HOTS menjadi sulit bisa juga karena tidak terbiasa.
Soal HOTS digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak hanya mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite).
Soal HOTS mengukur kemampuan (a) transfer satu konsep ke konsep lainnya, (b) memproses dan menerapkan informasi, (d) mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, (d) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan (e) menelaah ide dan informasi secara kritis.
Meskipun demikian, harus dipahami bahwa soal HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall.
Soal yang menuntut ingatan, tetapi materinya belum pernah didengar, dilihat, atau dipelajari, jelas menjadi sulit meskipun tidak HOTS.
Sebaliknya, soal HOTS, tetapi materi dan prosedur pemecahan soalnya sudah terbiasa bagi peserta menjadi tidak sulit karena sudah terlatih.
Jika peserta didik belum pernah dilatih dengan soal tipe ini, tentu menjadi sulit Peribahasa mengatakan, "ala bisa karena
biasa".
Secara umum, soal HOTS memang bisa dikatakan sulit.
Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif yang menggambarkan kemampuan menghubungkan konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat Kemdikbud, 2018).
Mulai tahun 2015 Kemdikbud sudah mendorong guru untuk menggunakan beberapa persen soal HOTS dalam tes hasil belajar. Guru juga sudah diminta menciptakan pembelajaran yang melatih peserta didik ber-HOTS.