Ihhh! Wanita Wajah Hancur Sisa Tragedi Bintaro Ini Masih Gentayangan, Bikin Netizen Merinding

Menurut salah seorang warga Bintaro Permai Raya yang rumahnya tak jauh dari lokasi kejadian, Didit, banyak warga yang melihat penampakan wanita

Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
Istimewa
Tragedi Bintaro 

Meski mampu mengangkut banyak orang, perkeretaapian di Tanah Air bisa dikatakan kurang mendapat prioritas pemerintah.

Kecelakaan  kereta api di Bintaro, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 19 Oktober 1987.KOMPAS/DUDY SUDIBYOKecelakaan kereta api di Bintaro, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 19 Oktober 1987.

Selain soal ketidaknyamanan, kereta api ternyata juga tak memberikan keuntungan kepada perusahaan milik negara ini.

Tahun 2008, misalnya, perusahaan ini merugi Rp 83,4 miliar.

Perubahan kondisi perkeretaapian di Tanah Air perlahan mulai terasa saat Ignasius Jonan dilantik menjadi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), 25 Februari 2009.

Dia tak hanya mampu membuat makin banyak orang mau menumpang kereta api dan meninggalkan kendaraan pribadi, tetapi juga memberi rasa bangga sebagai karyawan PT KAI bagi anak buahnya.

Alhasil, meski komponen gaji karyawan PT KAI naik, tahun 2009 perusahaan ini bisa meraup laba Rp 153,8 miliar.

Tahun 2011 pendapatan PT KAI dari angkutan barang Rp 2,15 triliun dan Rp 2,42 triliun dari angkutan penumpang.

Tak hanya keuntungan materi, di bawah kepemimpinan Jonan, penumpang juga bisa disiplin.

Tak ada lagi penumpang di atap gerbong. Pedagang yang semula memenuhi emplasemen stasiun kereta api pun "dibersihkan".

Bahkan, demi kenyamanan penumpang, diterapkan larangan merokok sejak Maret 2012.

Selain itu, nyaris semua gerbong kereta pun diberi penyejuk ruangan (AC). Untuk membasmi percaloan tiket, PT KAI menerapkan pembelian tiket secara daring (online).

Seiring dengan bertambahnya penumpang, kebutuhan gerbong antara lain didatangkan dari Jepang.

Tahun 2014 terdapat 176 kereta dan hingga 2019 setiap tahun PT KAI Commuter Jabodetabek menargetkan sekitar 160 kereta setiap tahun.

Jumlah penumpang KRL Jabodetabek saja sehari sekitar 650.000 orang.

Setiap tahun diperkirakan jumlah penumpang bertambah sekitar 200.000 orang.

Jadi, tidak ada yang tak mungkin.

Sumber:
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved