Dosen Tewas di Kamar Hotel

Fakta Pilu Dosen Untag Ditemukan Tewas di Hotel, Sudah Lama Yatim Piatu, Disayangi Mahasiswa

Seorang kerabat Dwinanda bernama Tiwi mengungkapkan awal mula Dwinanda dan AKBP Basuki bisa saling kenal.

|
Editor: Refly Permana
Instagram
BIAYAI KULIAH KORBAN - AKBP Basuki (56) (kiri) dan DLL, dosen muda yang tewas tanpa busana (kanan). Seorang perwira polisi AKBP Basuki (56) ternyata selama ini membiayai kuliah doktoral wanita berinisial DLL (35), dosen muda yang ditemukan tewas tanpa busana. 

Ringkasan Berita:
  • Awal mula perkenalan AKBP Basuki dengan almarhumah Dwinanda, dosen yang ditemukan tewas di kamar hotel kawasan Semarang.
  • Mengulik hubungan AKBP Basuki dengan Dwinanda, terlebih saat sang Perwira berada di lokasi kejadian.
  • Hasil penyelidikan Propam Polda Jateng yang bikin AKBP Basuji dipatsus selama 20 hari.

 

SRIPOKU.COM - Oknum Polri bernama AKBP Basuki ternyata punya hubungan spesial dengan Dwinanda Linchia Levi, dosen Untag yang ditemukan tewas di hotel kawasan Semarang.

Hubungan keduanya sempat dicurigai publik karena mengapa bisa AKBP Basuki berada di lokasi kejadian, dan kondisi korban sedang tidak mengenakan busana sehelaipun.

Seorang kerabat Dwinanda bernama Tiwi mengungkapkan awal mula Dwinanda dan AKBP Basuki bisa saling kenal.

Tiwi, salah satu kerabat korban mengungkapkan jika korban dan AKBP Basuki ternyata satu kartu keluarga (KK)

Fakta ini diketahui keluarga korban selepas kematian DLL.

"Iya korban satu KK dengan saksi pertama (AKBP B), katanya sebagai saudara. Kecurigaan ini muncul ketika adik saya menanyakan alamat korban dengan saksi pertama kok sama, ternyata mereka satu KK, korban dimasukkan ke KK sebagai saudara," kata Tiwi.

Tiwi mengaku, kaget atas hubungan antar korban dan saksi pertama. 

Sejauh yang ia tahu, korban tak pernah menceritakan sosok polisi tersebut dalam keluarganya.

"Kami baru tahu tadi siang (Selasa, 18 November 2025), hubungan korban dan saksi pertama infonya agar korban bisa pindah KTP Semarang maka masuk KK-nya saksi pertama," bebernya. 

Tiwi mengungkap, korban sudah merantau bekerja di Kota Semarang sekitar empat tahun terakhir.

Korban yang merupakan warga asli Purwokerto merantau ke kota Semarang selepas ayah dan ibunya meninggal dunia.  

"Korban masih sendiri (lajang), ia kuliah hingga jadi dosen tetap di Untag belum lama sekitar 2021 atau 2022," kata kerabat korban, Tiwi saat dihubungi Tribun, Selasa (18/11/2025).

Namun, keluarga korban juga bertanya-tanya mengapa polisi tersebut tak muncul di rumah sakit ketika jenazah korban hendak dilakukan autopsi.

"Kalau namanya saudara harusnya hadir karena sebagai saudara harusnya hadir, tapi sampai sore dia (polisi) itu tidak datang," terangnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved