Hari Pahlawan

Sosok Syaikhona Muhammad Kholil Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Ulama Karismatik Guru Pendiri NU

Nama Syaikhona Muhammad Kholil tercatat menjadi satu di antara 10 tokoh yang menyabet gelar pahlawan nasional dari Presiden Prabowo Subianto.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Odi Aria
via KOMPAS TV
ILUSTRASI TOKOH - Berikut profil Syaikhona Muhammad Kholil yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto. 
Ringkasan Berita:
  • Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Syaikhona Muhammad Kholil dalam upacara kenegaraan di Istana Negara, Jakarta Pusat.
  • Berikut profil Syaikhona Muhammad Kholil yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo.
  • Sebagai tokoh ulama karismatik, ia menjadi guru bagi banyak ulama besar, termasuk KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU.

SRIPOKU.COM - Inilah sosok Syaikhona Muhammad Kholil dianugerahi gelar pahlawan nasional.

Nama Syaikhona Muhammad Kholil tercatat menjadi satu di antara 10 tokoh yang menyabet gelar pahlawan nasional dari Presiden Prabowo Subianto.

Ulama karismatik asal provinsi Jawa Timur ini ditetapkan sebagai pahlawan bidang perjuangan pendidikan Islam.

Pria kelahiran 25 Mei 1835 di Kramat Bangkalan, Jawa Timur ini dikenal sebagai guru para ulama besar, salah satunya ialah pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Muhammad Hasyim Asy'ari.

Baca juga: Sosok Sultan Muhammad Salahuddin, Putera Mahkota Bima Diberi Gelar Pahlawan, Jadi Sultan 36 Tahun

Sang ayah adalah Kiai Haji Abdul Latif. Dia adalah anak dari Kiai Hamim yang merupakan anak Kiai Abdul Karim.

Kiai Abdul Karim dilaporkan merupakan anak Kiai Muharram bin Kiai Asror Karomah bin Kiai Abdullah bin Sayyid Sulaiman.

Sayyid Sulaiman merupakan cucu dari Sunan Gunung Jati. Sedangkan ibunya bernama Syarifah Khodijah. Dia putri dari Kiai Abdullah bin Ali Akbar bin Sayyid Sulaiman.

Kiai Kholil menempuh pendidikan di berbagai pesantren Jawa dan Madura, kemudian melanjutkan studi ke Makkah selama bertahun-tahun. 

Di sana, Syaikhona Muhammad Kholil memperdalam fiqih, tafsir, hadis, tasawuf, dan berbagai disiplin keilmuan Islam klasik.

Di Tanah Suci, Syekh Kholil berguru kepada Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Syekh Mustafa bin Muhammad Al-Afifi Al-Makki, dan Syekh Abdul Hamid bin Mahmud Asy-Syarwani.

Sepulangnya ke Tanah Air, ia mendirikan dan mengembangkan Pesantren Kademangan, Bangkalan. Pesantren ini kemudian menjadi salah satu pusat keilmuan penting di Jawa dan melahirkan banyak ulama besar, termasuk KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU.

Karena perannya sebagai guru ulama-ulama besar, ia dijuluki “Syaikhona,” sebuah gelar kehormatan tertinggi dalam tradisi keulamaan Madura. 

Usianya Syaikhona Muhammad Kholil sendiri mencapai sekitar 105 tahun. Ia wafat pada 1925 dan dimakamkan di Bangkalan.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved