Hari Pahlawan

PROFIL Prof Dr Mochtar Kusumaatmadja Sandang Gelar Pahlawan Nasional, Dijuluki Bapak Hukum Indonesia

Ia dikenal sebagai dosen muda yang cerdas, kritis, dan berani menyuarakan pandangan hukum yang independen, bahkan terhadap pemerintah.

Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Odi Aria
Tribunnews.com
PROFIL MOCHTAR KUSUMAATMADJA - Sosok Dr Mochtar Kusumaatmadja. PROFIL Prof Dr Mochtar Kusumaatmadja Sandang Gelar Pahlawan Nasional, Dijuluki Bapak Hukum Indonesia 

SRIPOKU.COM - Berikut ini profil Mochtar Kusumaatmadja, tokoh asal Jawa Barat yang sandang gelar Pahlawan Nasional.

Pemberikan gelar Pahlawan Nasional ini dianugerahkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam upacara kenegaraan di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).

Sebagai diplomat, Mochtar dikenal sebagai negosiator ulung yang cerdas dan berwawasan luas.

Ia juga dijuluki Bapak Hukum Laut Indonesia, berikut profil selengkapnya.

Baca juga: Daftar 10 Tokoh Terima Gelar Pahlawan dari Presiden Prabowo, Ada 2 Eks Presiden Hingga Sarwo Edhie

Profil

Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M. lahir di Batavia (kini Jakarta) pada 17 Februari 1929 dari pasangan M. Taslim Kusumaatmadja, seorang apoteker asal Tasikmalaya, dan Sulmini Soerawisastra, guru asal Cirebon yang juga berasal dari keluarga pesantren.

Sejak kecil, Mochtar dikenal sebagai anak cerdas yang tekun belajar.

Meski pada masa itu latar belakang keluarganya tidak memungkinkan untuk menempuh pendidikan di sekolah Belanda (Hollands Inlandsche School), ibunya berhasil membujuk pihak sekolah hingga ia diizinkan bersekolah di sana.

Masa Muda dan Perjuangan Awal

Ketika masa revolusi kemerdekaan Indonesia, Mochtar turut berjuang sebagai anggota batalyon tentara pelajar di Tasikmalaya.

Sementara itu, ayahnya aktif sebagai sukarelawan Palang Merah Indonesia (PMI), sedangkan keluarganya sempat mengungsi ke Cirebon.

Dalam masa-masa sulit itu, sosok ibunya dikenal berani; bahkan pernah menentang tindakan pasukan Belanda yang hendak membumihanguskan daerah Palimanan dengan diplomasi tegas dan cerdas.

Pengalaman masa perjuangan ini membentuk karakter Mochtar sebagai pribadi berani, rasional, dan memiliki semangat nasionalisme yang kuat.

Seusai perang, ia kembali ke Jakarta dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia (UI) serta sempat menimba ilmu di Universitas Nasional.

Demi membantu perekonomian keluarga, ia melakukan berbagai pekerjaan, mulai dari berjualan makanan hingga menjadi penyiar radio.

Perjalanan Akademik

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved