Hari Pahlawan

PROFIL Gus Dur, Presiden ke-4 Indonesia Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Dikenal Bapak Pluralisme

Pada tahun 1963, Gus Dur mendapat beasiswa dari Kementerian Agama untuk melanjutkan studi Islam di Universitas Al-Azhar,

Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Odi Aria
TribunBali
PROFIL GUS DUR - Potret Gus Dur Presiden ke-4 Indonesia. PROFIL Gus Dur, Presiden ke-4 Indonesia yang Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Dikenal Bapak Pluralisme 

Setelah lulus pada 1957, Gus Dur melanjutkan pendidikan di Pesantren Tegalrejo, Magelang, dan dikenal sebagai santri yang cerdas karena mampu menyelesaikan studi pesantrennya hanya dalam dua tahun.

Tahun 1959, ia kembali ke Jombang dan menimba ilmu di Pesantren Tambakberas, sekaligus mengajar di madrasah hingga menjadi kepala sekolah. Selain mengajar, ia juga aktif menulis di berbagai majalah seperti Horizon dan Budaya Jaya.

Pendidikan di Luar Negeri

Pada tahun 1963, Gus Dur mendapat beasiswa dari Kementerian Agama untuk melanjutkan studi Islam di Universitas Al-Azhar, Kairo. Meskipun telah menguasai bahasa Arab, ia tetap diwajibkan mengikuti kelas remedial karena tidak bisa menunjukkan sertifikat kemampuannya.

Selama di Mesir, Gus Dur aktif dalam kegiatan Asosiasi Pelajar Indonesia dan menjadi penulis di majalah organisasi tersebut. Ia menikmati kehidupannya di Kairo, dan gemar menonton film dan pertandingan sepak bola.

Namun ia merasa kecewa terhadap sistem pendidikan di Al-Azhar yang dianggap terlalu kaku.

Ketika peristiwa G30S terjadi di Indonesia tahun 1965, Gus Dur bekerja di Kedutaan Besar Indonesia di Kairo dan sempat ditugaskan menulis laporan tentang kecenderungan politik para pelajar Indonesia di Mesir.

Situasi itu membuatnya tidak nyaman, dan ia akhirnya gagal menyelesaikan studinya di Al-Azhar.

Pada 1966, ia mendapat kesempatan baru dengan beasiswa ke Universitas Baghdad, Irak.

Di sana, Gus Dur merasa lebih bebas dan produktif, kembali aktif di organisasi pelajar serta menulis di media kampus. 

Ia menyelesaikan studinya pada tahun 1970, kemudian melanjutkan perjalanan akademiknya ke Eropa sempat ke Belanda dengan harapan masuk Universitas Leiden, meski tidak diterima karena ijazah Baghdad belum diakui penuh.

Setelah singgah di Jerman dan Prancis, Gus Dur akhirnya kembali ke Indonesia pada tahun 1971.

Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved