Hari Pahlawan
PROFIL Gus Dur, Presiden ke-4 Indonesia Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Dikenal Bapak Pluralisme
Pada tahun 1963, Gus Dur mendapat beasiswa dari Kementerian Agama untuk melanjutkan studi Islam di Universitas Al-Azhar,
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Odi Aria
Abdurrahman Wahid berperan penting dalam mencabut larangan perayaan Tahun Baru Imlek.
Wahid juga menjadikan Konfusianisme sebagai agama resmi keenam di Indonesia pada tahun 2000 dan melindungi hak-hak minoritas di Indonesia.
Setelah serangkaian keputusan kontroversialnya, yang meliputi pencopotan banyak menteri dari kabinet, hubungan baiknya dengan Israel yang ditentang oleh banyak kalangan Muslim, sampai maklumat kontroversialnya yang ditujukan untuk membekukan parlemen; Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) akhirnya memakzulkan Abdurrahman Wahid pada 23 Juli 2001 serta menunjuk Megawati Soekarnoputri sebagai penggantinya.
Abdurrahman Wahid dihormati secara luas sebagai seorang guru bangsa dan pembela Hak Asasi Manusia (HAM) terkemuka.
Pemerintahannya dianggap membebaskan orang Tionghoa Indonesia dari penindasan yang mereka alami selama Orde Baru, dan sejumlah tokoh Tionghoa memberikannya gelar “Bapak Tionghoa”.
Kebijakannya yang mendukung hak-hak minoritas dan perdamaian membuatnya diberi gelar “Bapak Pluralisme”.
Peristiwa pemakzulannya sendiri kemudian dianggap sebagai tindakan melawan hukum, dan banyak yang menganggap bahwa pemakzulan itu seharusnya tidak sah.
Pendidikan
Pendidikan di Dalam Negeri
Pada tahun 1944, Gus Dur kecil pindah dari Jombang ke Jakarta ketika ayahnya, K. H. Abdul Wahid Hasyim, terpilih sebagai Ketua pertama Partai Masyumi, organisasi politik Islam yang saat itu didukung oleh pemerintahan Jepang.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Gus Dur kembali ke Jombang dan menetap di sana selama masa Revolusi Nasional melawan Belanda.
Usai perang berakhir pada 1949, keluarganya kembali ke Jakarta karena sang ayah diangkat menjadi Menteri Agama. Di ibu kota, Gus Dur bersekolah di SD KRIS dan kemudian pindah ke SD Matraman Perwari.
Ayahnya mendorongnya untuk membaca berbagai literatur, termasuk buku-buku non-Muslim, majalah, dan surat kabar guna memperluas wawasannya.
Meski ayahnya tidak lagi menjabat sebagai menteri pada 1952, keluarga tetap tinggal di Jakarta hingga akhirnya pada April 1953, sang ayah wafat akibat kecelakaan mobil.
Setahun kemudian, Gus Dur melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP, namun sempat tidak naik kelas.
Ibunya kemudian mengirimnya ke Yogyakarta untuk belajar di bawah bimbingan Kiai Ali Maksum di Pondok Pesantren Krapyak sambil bersekolah di SMP setempat.
| SOSOK Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional Kategori Bidang Perjuangan, Berikut Deretan Jasanya |
|
|---|
| Daftar 10 Tokoh Terima Gelar Pahlawan dari Prabowo Subianto, Ada 2 Eks Presiden Hingga Sarwo Edhie |
|
|---|
| 10 Artis Keturunan Pahlawan, Ada yang Silsilah Keluarga Sengaja Dirahasiakan, Ada Panitia 9 BPUPKI |
|
|---|
| AROGAN, Tentara Inggris Tewas Dicekik, Belanda Pontang-panting Diserbu Pemuda:Surabaya Dibombardir |
|
|---|
| Hari Pahawan - Tak Banyak Tahu 7 Artis Ini Keturunan Langsung Pahlawan Indonesia, No 6 Cucu Soekarno |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/PROFIL-Gus-Dur-Presiden-ke-4-Indonesia-yang-Dapat-Gelar-Pahlawan-Nasional-Dikenal-Bapak-Pluralisme.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.