Berita Hotman Paris

UNGKIT Persahabatan 25 Tahun, Presiden Prabowo Tolak Temui Hotman Paris Imbas Bela Nadiem Makarim

Pengacara kondang, Hotman Paris bereaksi saat ditolak Presiden Prabowo Subianto saat akan bertemu.

Penulis: Shafira Rianiesti Noor | Editor: Odi Aria
Instagram Hotman Paris
HOTMAN BEREAKSI - Kolase tangkapan layar Instagram. Ungkit Persahabatan 25 Tahun, Hotman Paris Ditolak Presiden saat Ditemui 

SRIPOKU.COM - Pengacara kondang, Hotman Paris bereaksi saat ditolak Presiden Prabowo Subianto saat akan bertemu.

Saat itu, Hotman Paris ingin membela kliennya Nadiem Makarim kepada Prabowo.

Hotman Paris merasa Nadiem Makarim sama sekali tak bersalah atas kasus korupsi yang kini menjeratnya.

Sayangnya usaha Hotman Paris untuk menjelaskan hal tersebut kepada Prabowo ditolak mentah-mentah.

HOTMAN PARIS BEREAKSI - Pengacara kondang Hotman Paris di PN Tipikor Jakarta Pusat, pada Kamis (19/6/2025). Posisi Yakup Hasibuan Dampingi Jokowi Pemeriksaan Disorot, Hotman Paris Singgung Harga Diri
HOTMAN PARIS BEREAKSI - Pengacara kondang Hotman Paris di PN Tipikor Jakarta Pusat, pada Kamis (19/6/2025). Posisi Yakup Hasibuan Dampingi Jokowi Pemeriksaan Disorot, Hotman Paris Singgung Harga Diri (Tribunnews.com/ Rahmat W Nugraha)

Baca juga: Otak Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Dikenal Motivator, Pernah Viral Bersama Hotman Paris Hutapea

Lantaran itu, Hotman Paris tampak syok dan mengungkit persahabatannya dengan Prabowo sejak 25 tahun lalu.

Bahkan diungkit Hotman, saat Prabowo mengalami kesusahan, dia lah yang saat itu sigap membantunya.

Diketahui Hotman ingin menggelar perkara dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook yang menjerat kliennya, mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, di depan Presiden Prabowo.

Hotman berkeyakinan bahwa Nadiem tak korupsi uang negara satu sen pun.

Karena itu, Hotman ingin menjelaskan secara gamblang kasus tersebut kepada Presiden Prabowo.

Keberanian Hotman ingin bertemu Presiden Prabowo didasari oleh hubungan profesional yang telah terjalin selama lebih dari dua dekade.

Sayangnya keinginan Hotman Paris itu ditentang langsung oleh Prabowo.

“Waktu susah dulu, zaman perjuangan tahun 2000, Presiden RI percaya bener sama aku, 25 tahun dia jadi klienku,” ujar Hotman dalam konferensi pers dilansir dari Wartakota Selasa (9/9/2025).

Penegasan tersebut terpaksa Hotman ungkapkan karena sedikit kecewa pihak Istana menolak bertemu.

Menurut Hotman, permintaan tersebut bukan bentuk tekanan terhadap proses hukum, melainkan bentuk keluh kesah pribadi.

“Wajar dong kalau berkeluh kesah, apa salahnya? Soal dikabulkan atau tidak, itu hal lain. Namanya juga usaha,” ucapnya.

Hotman mengklaim hanya membutuhkan waktu sepuluh menit berbicara dengan Prabowo untuk membuktikan bahwa kliennya, Nadiem Makarim, tidak bersalah dalam kasus pengadaan Chromebook untuk Program Digitalisasi Pendidikan.

Sebelumnya, Istana Kepresidenan telah menyatakan sikap tegas bahwa pemerintah tidak akan mengintervensi proses hukum yang sedang berjalan. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyampaikan bahwa penanganan perkara sepenuhnya menjadi kewenangan aparat penegak hukum.

“Kami serahkan kepada proses hukum saja. Pemerintah tidak intervensi,” ujar Hasan.

TERSANGKA - Hotman Paris sebut kasus Nadiem Makarim tersangka korupsi pengadaan chromebook dalam Program Digitalisasi Pendidikan di Kemendikbud tahun 2019-2022 sama persis dengan kasus eks Menteri Perdagangan Tom Lembong
TERSANGKA - Hotman Paris sebut kasus Nadiem Makarim tersangka korupsi pengadaan chromebook dalam Program Digitalisasi Pendidikan di Kemendikbud tahun 2019-2022 sama persis dengan kasus eks Menteri Perdagangan Tom Lembong (Istimewa)

Klaim Pengadaan Laptop Nadiem Makarin Bebas Mark-up

Sebelumnya, Melalui akun Instagram resminya, Hotman Paris membuat seruan langsung kepada Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Ia mengklaim bahwa hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang ia dapatkan tidak menunjukkan adanya mark-up signifikan pada harga pengadaan laptop.

Dalam sebuah video singkat, Hotman mengawali pesannya dengan menyapa Presiden dan menyebut bahwa kliennya, Nadiem Makarim, saat ini masih ditahan di Kejaksaan Agung.

Ia menjelaskan bahwa BPKP telah melakukan dua kali audit terhadap proyek pengadaan laptop tersebut untuk menilai ketepatan sasaran, waktu, harga, manfaat, dan kualitas.

Menurut Hotman Paris, timnya telah melakukan uji dan cross-check atas hasil audit tersebut.

Ia menegaskan, tidak ada temuan signifikan yang membuktikan adanya mark-up.

"Pemeriksaan BPKP tidak menemukan indikasi kenaikan harga secara signifikan dalam proses pengadaan," kata Hotman.

Pernyataan Hotman Paris ini memicu perdebatan karena bertolak belakang dengan argumen jaksa penuntut.

Seperti diketahui, Kejaksaan Agung menetapkan Nadiem Makarim sebagai tersangka pada 4 September 2025.

Nadiem Makarim langsung ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Agung untuk 20 hari ke depan.

Penetapan tersangka ini didasarkan pada perkiraan kerugian negara yang mencapai hampir Rp 1,98 triliun.

Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved