LIPSUS
'Apapun Sampahnya Kami Angkut', Tekad Petugas Kebersihan Kota Palembang
Tiga sosok pria justru baru memulai "ronde kedua" pertarungan mereka dalam bau menyengat sampah disekitarnya.
"Kita ingin membiasakan masyarakat Palembang untuk jangan buang sampah sembarangan ke sungai atau aliran air, makanya saya sudah minta sekda dirapatkan formulanya seperti apa kita ingin menegakkan Perda kaitan dengan pembuangan sampah sembarangan," kata Dewa.
Artinya dikatakan Dewa, nanti pada tahap awal ini hukuman yang diberikan lebih pada hukuman sosial, kepada masyarakat yang masih buang sampah sembarangan.
"Jadi, saya minta dulu nanti bukan hukuman dalam bentuk bayar denda tetapi hukuman bersifat sosial dulu, ketika ia ketahuan buang sampah maka harus bersihkan Masjid, atau selokan dan sebagainya itu dulu kita kasih edukasi," jelasnya.
Setelah itu penegakkan Perda yang lebih tegas kedepannya, tapi pihaknya harus punya bukti sehingga minta Pol PP melakukan rapat dengan Sekda untuk membentuk tim pemantau di 107 kelurahan yang ada khusunya DAS atau aliran air yang ada.
"Termasuk juga kepada Kominfo untuk memperbanyak CCTV, sebagai bukti masyarakat membuang sampah sembarangan dalam menegakkan Perda nanti," tandasnya. (sts/arf)
Ubah Sampah Jadi Listrik
SAAT ini untuk pengelolaan sampah yang ada, proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di wilayah Keramasan, sudah mencapai sekitar 66,6 persen, dan diharapkan bisa beroperasi pada 2026.
Walikota Palembang Ratu Dewa mengatakan, proyek PSEL adalah inisiatif strategis, yang bertujuan untuk mengatasi krisis sampah yang menumpuk sekaligus mengonversinya, menjadi sumber energi listrik terbarukan.
Maka dari itu, pembangunan SUTT yang berfungsi sebagai jalur transmisi listrik dari fasilitas PSEL ke jaringan PLN menjadi komponen yang sangat vital.
Sehingga pentingnya sinergi antara PT Green Power, perangkat daerah terkait seperti Dinas Pertanahan, Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Palembang, dan masyarakat.
Mengingat, proyek ini bukan hanya tentang listrik, tetapi juga tentang kesehatan lingkungan dan citra Palembang ke depan.
Jika proyek fasilitas PSEL ini menghasilkan energi listrik, diungkapkan Dewa bisa menjadi percontohan nasional, karena kota Palembang yang pertama, dan jika semua berjalan maka persoalan sampah di Palembang yang perhari menghasilkan sampah 1.240 ton per hari bisa diatasi
"Dimana yang jadi prioritas pertama satu kelurahan satu bank sampah yang saat ini baru berjumlah 83 dari 107 Kelurahan yang ada, selain itu kita akan mempercepat progres Green Power yang sudah 66 persen PSN (program strategis nasional) yang dikelola pihak ketiga, tinggal kita upayakan dengan Kementerian Lingkungan Hidup, bantuan pendanaan sesuai dengan komitmen Perpres yang lama," kata Dewa.
Selain itu, pihaknya sudah mendorong dan mengusulkan ke Wakil Ketua DPR RI, kaitan bantuan untuk jalan menuju akses ke Green Power dalam pengelolaan sampah yang akan menghasilkan energi listrik termasuk di daerah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan.
Kemudian terkait ketersediaan armada di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palembang, yang saat ini kekurangan armada pengangkut sampah, yang idealnya membutuhkan 225 unit namun hanya memiliki sekitar 141-170 unit armada yang laik jalan. Dimana Kekurangan ini menghambat pengangkutan sampah secara maksimal,
"Termasuk kita usulkan bantuan kendaraan operasional mobil sampah dump truck berjumlah kurang lebih 200 an, dan cukup positif sambutan dari Wakil Ketua DPRD RI kemarin. Sebab hal ini kita lakukan semata-mata ingin Pelembang lebih baik kedepannya," katanya.
Kabid Sumber Daya Air (SDA), Irigasi, dan Limbah Dinas PUPR Kota Palembang Marlina Sylvia menambahkan, jika saat ini terdapat 500 petugas yang ada dan masuk dalam 4 tim untuk penanganan sampah di aliran air.
Yaitu tim OP drainase, sungai, pompa dan kolam retensi, yang setiap tim OP fokus di lokasi- lokasi di Kota Palembang
"Mereka sangat dibutuhkan dalam melaksanakan program RDPS restorasi sungai dan saluran air, dalam hal ini dengan pembersihan dan menjaga kebersihan saluran dan sungai dari sampah," jelasnya.
Dilanjutkan Marlina, menggugah masyarakat memang tidak mudah tapi bukan berarti tidak mungkin. Sehingga diperlukan kegigihan, ketegasan, waktu yang tidak sedikit serta aksi yang massive dan publikasi yang sangat dibutuhkan dalam menggugah masyarakat, agar mau berperan aktif dalam membersihkan dan menjaga kebersihan saluran/sampah di lingkungan masing masing.
"Sampahku tanggung jawabku, sampahmu tanggung jawabmu. Kalau semua orang sudah mau bertanggung jawab atas sampahnya, maka itu sudah mengurai salah satu masalah penyebab banjir/genangan," tandasnya.
Ia pun menerangkan, sampah-sampah yang diangkut petugas nantinya dibuang ke TPA.
Mengingat saat ini untuk armada pihaknya memiliki sekitar 21 truk, namun beberapa armada kondisinya sudah tidak fit dikarenakan sudah tua dan mengangkut sampah basah, yang menyebabkan bak mobil menjadi mudah berkarat atau berlubang. (Penulis Syahrul/Arief)
| Sumur Minyak Rakyat Segera Legal, Warga Muba tak Perlu Lagi Menambang Secara Sembunyi-sembunyi |
|
|---|
| 2.095 Perempuan di Palembang Gugat Cerai Suami, Faktor Ekonomi Hingga Perselingkuhan Jadi Penyebab |
|
|---|
| Pendapatan Terus Menurun, Petani di OKI Ramai-ramai Alih Fungsikan Lahan Karet Menjadi Cetak Sawah |
|
|---|
| Warga Was-was Setiap Melintas di 6 Perlintasan KA Tanpa Penjaga di Muara Enim |
|
|---|
| Dijual Bebas di Toko Obat, Tramadol Ternyata Masuk Dalam Golongan Narkoba, Bisa Sebabkan Kematian |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/lipsus-sampah-palembang.jpg)