Mata Lokal UMKM

Dari Modal Arisan, Kue Basah Lola dan Key di Palembang Menembus Batas Negara

Adalah Cek Lola, pemilik UMKM Agen Kue Basah Lola dan Key, yang membuktikan bahwa bisnis tradisional

Penulis: Syahrul Hidayat | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Syahrul Hidayat
KUE BASAH - Cek Lola saat bersama kue kue yang dipajang dan siap diambil kurir di rumah produksi Agen Kue Basah Lola dan Key Jalan Bungaran II, Senin (20/10/2025). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Di tengah gempuran tren makanan kekinian, pesona kue basah khas Palembang tak pernah pudar.

Adalah Cek Lola, pemilik UMKM Agen Kue Basah Lola dan Key, yang membuktikan bahwa bisnis tradisional yang dijalankan dengan hati bisa menembus batas negara.

Berlokasi di rumah panggung khas Palembang, tepatnya di Jalan Bungaran II, No 53 RT 02/RW 01, 8 Ulu, Seberang Ulu I, Kota Palembang, industri rumahan ini mudah dikenali dengan deretan spanduk bertuliskan 'Lola dan Key'.

Usaha ini sejatinya merupakan warisan turun temurun, namun Cek Lola mulai memegang kendali penuh pada tahun 2020, tepat di puncak masa pandemi COVID-19. 

"Modal awal kami hanya satu juta rupiah, dari hasil arisan," kenang Cek Lola. Dengan pembagian tugas yang solid suami membuat, Lola menjual usaha ini Alhamdulillah telah berjalan selama lima tahun dan terus bertahan.

Lola dan Key dikenal menyajikan aneka kue basah khas Palembang seperti maksuba, lapis legit, dan delapan jam.

Namun, ada satu varian yang menjadi 'best seller' dan membedakan mereka dari agen lain yaitu kue basah lapis tiker.

Soal rasa, Cek Lola menjamin kualitas premium. Penilaian ini diamini oleh pelanggan setia, Nia (42), yang sudah tiga tahun menjadi langganan. 

"Pertama kita pilih karena rasa. Ini sudah oke, tidak terlalu manis. Kemudian untuk harga itu ekonomi. Kalau Lebaran pasti pesan sini," ujar Nia singkat. Ia mengaku tahu Lola dan Key dari Facebook, Senin (20/10/2025).

Di hari biasa, Lola dan Key memproduksi sekitar 100 loyang kue berukuran 20x20. Jumlah ini selalu habis dalam sehari alias tidak sampai menginap. 

"Kami tidak gunakan lemari freezer. Kami taruh di rak dan etalase. Jadi, sehari habis 100 loyang," jelas Lola, yang mengaku buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga 21.00, kecuali ada acara keluarga.

Dengan nada bercanda khas Palembang, Cek Lola berujar, "Cak uji wong Plembang, tiap hari ado gawe (seperti kata orang Palembang, setiap hari ada pekerjaan)," canda ibu yang penuh humor ini.

Yang menarik, pesanan kue Lola dan Key tidak hanya datang dari Palembang. Dengan memanfaatkan platform daring seperti Toko Oranye dan Keranjang Kuning, pesanan mengalir deras bahkan dari luar negeri. 

"Yang memesan pun tidak hanya dari Palembang. Dari Singapura, Malaysia, Thailand," tutur ibu muda berparas cantik ini dengan bangga. Ia menceritakan pengalaman lucu saat menerima tamu dari Thailand yang memesan lima loyang. 

"Mereka datang ke sini. Sampai kami tidak paham apa yang diomongkan. Mereka tahu dari TikTok," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved