Mata Lokal UMKM

Kampung Gerabah Kalidoni Destinasi Wisata hingga Warisan Sejarah Penggerak Perekonomian Warga

Kampung Gerabah, sesuai namanya kampung ini adalah pusat pembuatan gerabah yang berada di Kecamatan Kalidoni Kota Palembang.

|
Penulis: Hartati | Editor: tarso romli
sripoku.com/hartati
KAMPUNG GERABAH - Yoyo, salah satu perajin gerabah di kampung gerabah Sei Selayur, Kalidoni Palembang tengah menjemur gerabah berupa wadah tembuni yang dibuat di bangsal miliknya. 

 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kampung Gerabah, sesuai namanya kampung ini adalah pusat pembuatan gerabah yang berada di Kecamatan Kalidoni Kota Palembang.

Berada di lorong Keramik, Jalan Taqwa Mata Merah Sei Selayur, Kalidoni Palembang, sebanyak enam perajin gerabah masih bertahan hingga kini sejak kampung itu berdiri tahun 1987 lalu.

Gerabah yang dibuat di kampung gerabah yakni gerabah berupa celengan tanah liat, wadah abu kremasi, kendi air minum, kendi gantung untuk syarat pembuatan rumah baru, vas bunga, tungku pembakaran aroma terapi,  tutup panci hingga cangkir gerabah dan kendi perebus jamu.

Bukan gerabah untuk peralatan masak seperti kuali, panci atau anglo tanah liat.

Setiap rumah perajin juga membuat gerabah berbeda sehingga punya ciri khas dan pangsa pasarnya sendiri-sendiri dan tetap bersaing secara sehat antar perajin.

Awalnya, Kampung Gerabah adalah kampung yang terdiri dari pendatang dari luar Palembang, salah satunya dari Jawa dan dengan keterampilannya warga kemudian membuat usaha gerabah secara turun temurun hingga kini.

Awalnya ada 10 bangsal pembuatan gerabah namun kini hanya tersisa enam bangsal saja karena tidak ada regenerasi sehingga usaha turun temurun itu terhenti saat generasi pertama sudah tutup usia.

Dede dan suaminya, Yoyo salah satu perajin gerabah yang hingga kini menjalankan usaha itu yang juga jadi mata pencaharian utama masyarakat.

Dede menyebut, dia bersama suaminya menjalankan usaha itu sejak 38 tahun lalu dan masih bertahan hingga kini.

Awalnya usaha itu berjalan lancar dulunya karena dulu tidak banyak muncul perajin baru yang membuat usaha serupa, sehingga permintaan terus berdatangan dari berbagai kota di luar Palembang dan memasok ke pasar di Palembang juga.

Namun seiring berjalannya waktu, muncul juga sejumlah perajin lainnya di luar kota sehingga mengurangi permintaan pengiriman ke luar kota.

"Banyak di daerah lain ada pengrajin baru jadi, pelanggan tetap ini mengambil dari sana karena lebih dekat dan hemat ongkos kirim sehingga pelanggan kini berkurang," kata Dede, Rabu (8/10/2025).

Saat menjalankan usahanya, Dede bekerja sama dengan suaminya hanya berdua saja memproduksi gerabah tersebut, sebelumnya sempat dibantu anaknya namun kini sang anak sudah bekerja sehingga tidak lagi membantu membuat gerabah.

Dede juga tidak mempekerjakan pegawai karena kini sepi pembeli dan tidak punya cukup uang untuk menggaji pegawai karena kini permintaan gerabah tidak menentu pasca Covid 19 melanda, permintaan gerabah turun drastis.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved