Begal di Talang Kelapa Palembang

TAMPANG Bandit Begal Palembang yang Kebal Sudah 4 Kali Kena Ditembak Polisi, 'Saya Bagian Eksekusi'

Dalam pengakuannya, Okta mengakui telah empat kali melakukan aksi begal bersama rekannya, Iqbal.

Editor: Welly Hadinata
Sripoku.com/Andyka Wijaya
DIPERIKSA PETUGAS PENYIDIK : Okta, pelaku kasus begal yang dapat tindakan tegas terukur petugas Pidum dan Ranmor Polrestabes Palembang. Tampak pelaku saat menjalani pemeriksaan petugas penyidik di Polrestabes Palembang, Jumat (10/10/2025). 

Ringkasan Berita

  • Okta (24), pelaku begal ditembak polisi dan mengaku sudah 4 kali beraksi bersama rekannya, Iqbal.
  • Mereka menargetkan wanita pengendara motor sendirian, dan hasil curian dipakai untuk mabuk dan main judi slot.
  • Okta ditangkap usai aksinya viral di media sosial, dan mengaku menyesal serta ingin bertobat.

SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Okravia (24), warga Jalan Bukit Baru I, Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan IB I Palembang, akhirnya ditangkap aparat Polrestabes Palembang setelah aksinya bersama rekannya viral di media sosial.

Okta, sapaan pelaku, ditangkap dengan tindakan tegas terukur oleh Unit Pidum dan Ranmor Satreskrim Polrestabes Palembang karena melawan saat ditangkap.

Ia tertembak di bagian betis kiri dan kini mengenakan baju tahanan berwarna oranye.

Dalam pengakuannya, Okta mengakui telah empat kali melakukan aksi begal bersama rekannya, Iqbal.

Aksi terakhir mereka menyasar seorang ibu-ibu pengendara motor di kawasan Perumahan Talang Kelapa, Palembang.

Sebelum beraksi, keduanya biasa berkumpul di rumah Iqbal untuk membagi tugas.

“Saya bagian eksekusi dan menyerang korban, sementara Iqbal mengendarai motor,” ujar Okta kepada petugas.

Mereka kerap menyasar pengendara motor yang sendirian, terutama wanita, di jalan-jalan sepi seperti Soekarno Hatta, Talang Kelapa, dan Sekip. Setelah memepet korban, Iqbal mencabut kunci motor, lalu Okta menyerang korban untuk merebut motor.

“Kalau korban jatuh dan terluka, kami langsung bawa motornya dan kabur,” ujarnya.

Motor hasil rampasan kemudian dijual ke kawasan Lais seharga Rp 4 juta.

Uang hasil kejahatan dibagi dua dan digunakan untuk makan, mabuk, serta bermain judi slot.

Namun, beberapa jam setelah kejadian, video aksi mereka tersebar luas di media sosial.

“Sekitar 4 jam setelah kejadian, kami tahu video kami viral. Mau kabur, tapi polisi keburu datang dan menangkap kami,” katanya.

Saat ditanya bagaimana jika keluarganya menjadi korban begal, Okta hanya tertunduk dan mengaku menyesal.

“Kalau keluarga saya jadi korban, pasti sedih. Saya mau tobat, ini terakhir saya beraksi,” ucapnya.

Polisi kini menahan Okta dan memburu rekannya yang diduga masih berkeliaran.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved