Berita Palembang
Perjalanan Terakhir Seorang Ibu, Kisah Pilu di Balik Kecelakaan Truk Molen Palembang
Senyum sang anak yang baru saja dijemputnya dari bangku Taman Kanak-Kanak (TK) mungkin masih terbayang di benak Afriyani
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Senyum sang anak yang baru saja dijemputnya dari bangku Taman Kanak-Kanak (TK) mungkin masih terbayang di benak Afriyani (31).
Namun, perjalanan pulang yang seharusnya penuh kehangatan itu berubah menjadi sebuah tragedi memilukan di Jalan Letjen Harun Sohar, Sukarami, Palembang.
Maut merenggutnya dalam sekejap, tepat setelah ia menunaikan tugas mulianya sebagai seorang ibu.
Ibu muda itu tewas seketika setelah sepeda motor yang dikendarainya diserempet oleh sebuah truk molen.
Kabar duka yang datang tiba-tiba itu menyisakan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.
Suasana haru dan duka pekat menyelimuti kamar jenazah Rumah Sakit Muhammad Hoesin.
Di sana, Basri (60), ayah korban, dengan tatapan nanar berusaha tegar.
Ia tak pernah menyangka akan melihat putri bungsunya terbujur kaku. Kabar itu sampai kepadanya bukan dari putrinya, melainkan dari seorang tetangga yang mengabarkan kecelakaan nahas tersebut.
"Almarhumah habis jemput anaknya sekolah TK di Kilometer 12," ujar Basri dengan suara lirih, menahan duka yang mendalam.
Bagi sang anak, Afriyani bukan hanya seorang ibu, tetapi juga dunianya. Keduanya hanya tinggal berdua di rumah mereka.
Afriyani dengan sabar merawat dan membesarkan buah hatinya seorang diri, sementara sang suami, tulang punggung keluarga, harus mencari nafkah di Lubuklinggau sejak beberapa bulan terakhir.
Ikatan ibu dan anak itu begitu kuat. Setiap hari, Afriyani mengantar dan menjemput anaknya dengan penuh kasih sayang.
Namun, pada hari nahas itu, rutinitas penuh cinta tersebut menjadi perjalanan terakhir mereka bersama.
"Anaknya satu, tinggal berdua saja. Suaminya kerja di Linggau, baru beberapa bulan," jelas Basri.
Kini, perjalanan panjang sang suami dari Lubuklinggau bukan lagi untuk melepas rindu, melainkan untuk menjemput kepulangan abadi sang istri tercinta.
"Sekarang sudah di perjalanan menuju ke sini, mungkin nanti malam sampai di Palembang," tambah Basri.
Afriyani, anak bungsu dari tiga bersaudara, dikenal sebagai seorang ibu rumah tangga yang sederhana dan berdedikasi penuh pada keluarganya.
Kepergiannya yang mendadak meninggalkan kekosongan besar, terutama bagi sang anak yang kini harus tumbuh tanpa belaian ibu.
Di tengah kesedihan, keluarga besar masih harus mengambil keputusan berat. Mereka masih menunggu hasil rembuk keluarga untuk menentukan waktu dan lokasi pemakaman almarhumah.
"Masih menunggu rembukan keluarga dulu," tutup Basri.
Kronologi Kejadian
Kamis (11/9/2025) siang, sekitar pukul 11:15 WIB, sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawa Afriyani (31), seorang ibu muda yang sedang membonceng buah hatinya yang masih berusia lima tahun.
Ini bukan kali pertama kecelakaan terjadi di lokasi ini. Berdasarkan data yang dihimpun kejadian serupa pernah terjadi pada15 Juli 2025 (Selasa Pagi, sekitar pukul 05.15 WIB) kecelakaan juga merengut nyawa seorang pengendara motor.
Sepanjang tahun 2025 ini peristiwa kedua kembali merengut nyawa sepeda motor.
Kali ini menimpa sepeda motor Beat BG 4038 ADA, terserempet oleh truk molen bernomor polisi B 9129 SYN, yang datang dari arah yang sama.
Insiden nahas itu terjadi saat Afriyani dan putranya, ASP (5), melintas dari arah Simpang FO Tanjung Api-api menuju Simpang Bandara.
Keduanya berniat melanjutkan perjalanan, tak menyadari bahaya yang mengintai di depan.
Di tengah laju kendaraan, truk molen yang dikemudikan oleh Dencik (40) tiba-tiba melakukan manuver berbahaya.
Menurut keterangan Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Palembang, AKP Arham Sikakum, kronologis kejadian bermula ketika truk molen tersebut berusaha mendahului dari sisi kiri.
"Truk molen mendahului terlalu ke kiri sehingga menyerempet motor korban yang berada di samping kiri," jelas AKP Arham.
Nahas bagi Afriyani, posisinya yang berada di sisi kiri truk membuatnya tak punya kesempatan untuk menghindar.
Motor Beat yang dikendarainya oleng, lalu terjatuh. Tragisnya, tubuh Afriyani langsung terlindas ban belakang kiri truk molen.
Luka parah di bagian perut, kaki kiri dan kanan, serta tangan kirinya, merenggut nyawanya seketika di lokasi kejadian.
Sang putra malang, ASP, beruntung masih bisa diselamatkan meski mengalami luka lecet di kedua kakinya.
Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Myria KM 7 untuk mendapatkan perawatan intensif.
Sementara itu, jenazah Afriyani dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Muhammad Hoesin untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh tim forensik.
Di tengah kepanikan dan kesedihan, sang sopir truk, Dencik, justru memilih tindakan pengecut.
Ia melarikan diri dari lokasi kejadian, meninggalkan korban dan kendaraannya.
Truk molen yang menjadi saksi bisu tragedi itu kini diamankan oleh petugas Satlantas Polrestabes Palembang di pos terdekat.
"Sopirnya masih nihil (belum diamankan), sedang dicari. Kami imbau juga sebaiknya menyerahkan diri," tegas AKP Arham. Pihaknya terus berupaya mengejar pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
| PEMUDA Ini Dicegat Empat Bandit Begal di Jakabaring Palembang, 'Saya Diterjang, Mereka Pakai Sajam' |
|
|---|
| UMROH Mandiri IRT Asal Palembang Ini yang Lebih Fleksibel & Penuh Makna, Biaya Per Orang Rp19 Juta |
|
|---|
| Ratu Dewa Beri Sinyal Rombak Pejabat di Lingkungan Pemkot Palembang |
|
|---|
| KASUS Mayat di Talang Kerikil Disebut Rekayasa, Akun ACTV Minta Maaf ke Kapolrestabes Palembang |
|
|---|
| Peringati HUT ke-21, Balai Pengobatan Dwi Kuan Im Palembang Gelar Ramah Tamah dan Pengobatan Gratis |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/Basri-ayah-korban.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.