H Kalamudin Djinab Berpulang

INNALILLAHI Wainna Ilaihi Rojiun H Kalamudin Djinab SH MH, Bupati Muaraenim, meninggal dunia karena sakit, di rumah dinasnya, Rabu (27/5) pukul 06.30. Salah satu putra terbaik Sumsel itu dimakamkan di tanah kelahirannya Desa Lebak Budi, Kecamatan Tanjung Agung, Muaraenim menjelang Magrib kemarin. Almarhum berpulang dalam usia 60 tahun, meninggalkan seorang istri, tiga anak, dan satu cucu.

“Sebelum Bapak meninggal beliau tidak berpesan apa-apa. Hanya minta dimakamkan di samping makam nenek (orangtua Kalamudin, Red),” kata H Herry Irfani ST MSc, putra tertua almarhum.

Herry mengungkapkan keluarga tidak mempunyai firasat apapun. Menurutnya, kondisi kesehatan almarhum mulai terganggu sejak Oktober 2008. Sempat dirawat di RS Charitas dan ke China. Penyakitnya baru diketahui secara pasti 15 Januari ketika berobat di RS Mount Elizabeth, Singapura.

Ribuan pelayat, baik dari masyarakat Kabupaten Muaraenim maupun para pejabat, mengantar almarhum ke liang lahat. Arus lalulintas macet akibat membeludaknya pelayat. Terlihat di antara pelayat, Wagub Sumsel H Eddy Yusuf, Walikota Lubuklinggau Riduan Effendi, Wawako Prabumulih Ridho Yahya, Wabup OKUT HM Kholid Mawardi, pejabat muspida dan muspika, tomas, toga serta elemen masyarakat.  Sebelum proses pemakaman, jenazah disemayamkan di rumah dinas Bupati Muaraenim hingga sholat Zuhur di Masjid Assai Muaraenim. Kemudian pada pukul 13.30, jenazah dihantar Wakil Bupati Muaraenim Ir Muzakir.

Pemakaman menunggu kedatangan adik bungsu almarhum dari Jakarta, Letkol Komarudin yang bertugas di Kopassus. Pukul 15.30, jenazah disholatkan kembali di Masjid Jami’ Alkalam di samping rumah, untuk selanjutnya dibawa ke areal pemakaman keluarga.

Sejak semalam di rumah dinas Bupati dilaksanakan Tahlilan. Puluhan karangan bunga belasungkawa di rumah dinas menunjukkan betapa berdukanya Bumi Serasan Sekundang. Bunga kiriman kepala daerah di Sumsel, BUMN/BUMD/BUMS, dan atas nama pribadi.

Tugas Terakhir
Loyalitas, profesionalitas, dan tipe pekerja keras melekat pada sosok H Kalamudin Djinab. Meski dalam perawatan dokter, ia tetap melaksanakan tugas negara yang diemban. Salah satu tugas terakhirnya adalah melantik tenaga kerja sukarela dan pelamar umum di Pemkab Muaraenim 6 April 2009 pukul 08.45 di Balai Agung Serasan Sekundang. Kasubag Humas Pemkab Muaraenim, Zainal Abidin SH, mengatakan, setelah itu Pak Kalam beberapa kali masuk kantor sembari berobat.

Kalamudin mengabdikan diri kepada negara selama 34 tahun. Ia menapak karir di bawah, yaitu Pengatur Muda Tk I golongan II/b tahun 1975. Bintangnya mulai bersinar setelah menjabat Kasubag Bina Prasarana Fisik Desa, Bina Pembangunan Desa Kantor Gubernur Sumsel tahun 1982-1988.

Kalamudin menjabat Bupati Muarenim periode 2003-2008 dan kembali terpilih pada Pilkada 2008 lalu. Sekilas, sosoknya terlihat sebagai tipe orang serius dan tidak suka humor. Penilaian itu hilang dengan sendirinya kalau sudah diajak berbincang, ia sangat ramah dan senang bercanda.

Kalamuddin terkenal tak suka dan bahkan paling pantang menunda-nunda pekerjaan. Terlebih jika pekerjaan bisa diselesaikan saat itu juga. Ia tak segan menghukum pegawai yang malas, sementara mereka yang giat bekerja diberinya penghargaan.

Di awal menjabat Bupati Muaraenim tahun 2003, ia mengatakan, agar program pemerintah berjalan dengan baik dan dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat, PNS mesti memanfaatkan dan mengoptimalkan waktu.

Kanker Hati
Dokter A Fuad Bakri SpPD-KGEH ikut memeriksa Kalamudin yang mengalami gangguan organ dalam 8 Mei lalu. Ia turut berduka dan mendoakan semoga Allah SWT memberi tempat layak. Fuad membenarkan almarhum mengidap kanker sel-sel hati (hepatoma) stadium IV.

Menurut dia, pemicu hepatoma yang dialami Kalamudin sulit terlacak. Tapi, biasanya dipicu oleh hepatitis B. Hepatoma merupakan kanker hati primer yang biasa menyerang orang dewasa.

“Bisa jadi, infeksi menahun dari hepatitis C juga meningkatkan resiko terjadinya hepatoma,” kata Fuad yang dokter FK Unsri.
Almarhum sempat dirawat di RS Mount Elizabeth Singapura dari tanggal 19-28 Januari 2009. Kemudian ia kembali dirawat di RS yang sama dari tanggal 29 Januari-04 Februari 2009. Lalu ia kembali dirawat pada tanggal 1-10 Maret di Singapura dan Malaysia.

Tanggal 23 Maret-1 April serta tanggal 11-30 April, almarhum berobat dan dirawat di Guangzhou RRC. Dan terakhir ia kembali masuk Rumah Sakit di Singapura 18-21 Mei 2009 dan akhirnya meninggal di rumah dinas Bupati Muaraenim pada 27 Mei 2009 pukul 06.30.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved