Opini

Merdeka Belajar, Merdeka Beriman: Refleksi Hari Kemerdekaan dalam Bingkai Pendidikan Islam

Dalam Islam, kemerdekaan bukan sekedar lepas dari belenggu penjajahan, tetapi terutama adalah kemerdekaan dari penghambaan kepada selain Allah.

Editor: tarso romli
handout
Dr. Fitri Oviyanti, M.Ag Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang 

Lembaga pendidikan Islam juga harus menciptakan iklim belajar yang memerdekakan—yakni lingkungan yang membangkitkan rasa ingin tahu, mengapresiasi keberagaman pemikiran, dan menumbuhkan kecintaan pada ilmu sebagai jalan menuju kedekatan dengan Allah.

Keteladanan para pendidik dalam sikap terbuka, bijak, dan terus belajar akan menjadi energi positif yang menginspirasi peserta didik untuk mencintai ilmu bukan karena paksaan, tetapi karena kesadaran akan iman dan akal sehat.

Merdeka Beriman: Tantangan dan Harapan
Di era modern, tantangan dalam menjaga keimanan semakin kompleks. Arus informasi yang tak terbendung, budaya sekular yang mengikis nilai-nilai keagamaan, dan paham-paham ekstrem yang membuat ujian besar.

Merdeka beriman berarti mampu mempertahankan keyakinan kepada Allah SWT di tengah derasnya tantangan zaman, tanpa kehilangan semangat toleransi, kebaikan, dan kedamaian.

Dalam konteks ini, pendidikan Islam mempunyai tanggung jawab besar untuk mendidik generasi muda agar tidak hanya tangguh dalam ilmu, tetapi juga teguh dalam iman.

Ketika peserta dididik merdeka secara spiritual, mereka tidak mudah goyah oleh godaan dunia atau paham destruktif. Mereka mampu membedakan mana yang benar dan salah, bukan hanya berdasarkan logika belaka, namun juga berdasarkan hati nurani yang tercerahkan oleh iman.

Dengan bekal keilmuan yang kuat dan keimanan yang kokoh, mereka tidak hanya menjadi insan cerdas, tetapi juga menjadi penjaga nilai-nilai kebaikan di tengah arus zaman yang penuh tantangan.

Refleksi Hari Kemerdekaan: Membangun Generasi Merdeka Lahir Batin
Hari Kemerdekaan Indonesia sepatutnya menjadi momentum untuk merefleksikan kembali arah pendidikan kita, khususnya pendidikan Islam.

Sudahkah pendidikan Islam membentuk generasi yang merdeka secara lahir dan batin? Generasi yang bukan hanya cerdas secara akademik, namun juga kokoh dalam nilai-nilai keislaman dan cinta tanah air?

Pendidikan Islam harus tampil sebagai penjaga ruh kemerdekaan, dengan menanamkan nilai-nilai iman, ilmu, dan amal dalam setiap aspek pembelajaran. 

Inilah jalan menuju bangsa yang tidak hanya merdeka secara politik, tetapi juga bersifat spiritual.

Untuk itu perlu adanya sinergi yang kuat antara kurikulum, keteladanan guru, dan budaya sekolah dalam mewujudkan cita-cita tersebut.

Pendidikan Islam tidak boleh terjebak pada rutinitas formal semata, tetapi harus mampu menjawab tantangan zaman dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip dasar keislaman.

Semangat kemandirian harus diinternalisasikan dalam proses pendidikan, yang di dalamnya peserta dididik diajak untuk berpikir mandiri, berpura-pura jujur, berani membela kebenaran, serta mencintai bangsanya sebagai bagian dari wujud keimanan.

 Jika pendidikan Islam mampu dijalankan secara visioner dan transformatif, maka generasi yang lahir darinya akan menjadi pilar tegaknya Indonesia yang merdeka dan abadi dalam arti yang sesungguhnya.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved