Bocah 6 Tahun di OKI Ditemukan Tewas

Nasi Tak Lagi Tertelan,  Hanya Air Mata dan Doa Ibunda Mengiringi Kepergian Rania di OKI 

Sejak putrinya, Rania (6), dikabarkan hilang, dunianya seakan berhenti berputar. Selera makannya lenyap, digantikan oleh cemas yang menggerogoti.

|
Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Yandi Triansyah
DOKUMEN SRIPOKU.COM
TAK MAKAN - Melis ibu korban Rania saat diwawancarai di kediamannya di Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten OKI, Sumsel, Minggu (27/7/2025). Korban dihabisi oleh pelaku bernama Rozi 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Sendok dan piring seolah menjadi benda asing bagi Melis (37). Ia sendiri sudah lupa kapan terakhir kali sebutir nasi melewati kerongkongannya.

Sejak putrinya, Rania Dwi Putri (6), dikabarkan hilang, dunianya seakan berhenti berputar. Selera makannya lenyap, digantikan oleh cemas yang menggerogoti.

Kecemasan itu kini telah berganti menjadi luka yang menganga, saat sang buah hati ditemukan dalam kondisi yang tak pernah ia bayangkan.

"Belum makan sejak kemarin, tidak bisa masuk nasi," ucap Melis lirih, suaranya parau menahan tangis saat ditemui di kediamannya.

"Belum makan, cuma minum saja," lanjutnya.

Bagi Melis, lapar tak lagi terasa. Yang ada hanyalah sakit yang mendalam dan kerinduan yang tak bertepi.

Rania, putrinya yang mungil, ditemukan tak bernyawa di semak belukar area kebun karet warga di Desa Pedamaran V, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, pada Sabtu (26/7/2025) malam, sekitar pukul 23.00 WIB.

Gadis kecil itu menjadi korban kebiadaban Rozi Yanto, yang kini telah diringkus oleh aparat Polres OKI.

Hasil penyelidikan polisi menyimpulkan Rania tewas setelah dibunuh dan menjadi korban kekerasan seksual.

Jasad Rania telah dikebumikan di TPU Desa Suka Pulih, Kecamatan Pedamaran.

Namun, bagi Melis, proses pemakaman itu belum menjadi akhir. Kedamaian baru akan ia rasakan jika keadilan untuk putrinya benar-benar ditegakkan.

Sesekali, jemarinya yang bergetar mengusap jejak air mata di pipi. Bayangan kondisi putrinya saat ditemukan terus berkelebat di pelupuk mata, menyiksanya tanpa henti.

"Kondisi tubuh putri saya lebam di bagian paha hingga kaki," tuturnya, menggambarkan betapa berat siksaan yang diterima anaknya.

Hatinya semakin hancur berkeping-keping saat mengetahui fakta bahwa Rania juga telah dinodai secara keji oleh pelaku. Sebuah kenyataan pahit yang membuat napasnya terasa sesak.

"Sakit sekali saya tahu anak saya diperlakukan seperti itu," isaknya.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved