Mata Lokal Desa

Manisnya Sensasi Petik Jeruk Sima Madu, Ketika Kebun di Musi Rawas Jadi Lautan Wisatawan

Aroma segar jeruk merebak di antara rimbunnya dedaunan hijau. Di bawah terik matahari Musi Rawas

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COm / Eko Mustiawan
MEMETIK JERUK - Salah satu pengunjung sedang memetik jeruk di kebun jeruk di Desa Sukarami Kecamatan Sumber Harta, Musi Rawas, Minggu (8/6/2025). 

SRIPOKU.COM, MUSI RAWAS - Aroma segar jeruk merebak di antara rimbunnya dedaunan hijau. Di bawah terik matahari Musi Rawas, senyum merekah di wajah para pengunjung saat tangan-tangan mereka memetik buah berwarna oranye cerah langsung dari tangkainya.

Ini bukan sekadar membeli buah, melainkan sebuah pengalaman, sensasi wisata agrowisata baru yang tengah naik daun di Desa Sukarami Jaya, Kecamatan Sumber Harta.

Momen libur Lebaran tahun ini membawa berkah tersendiri bagi Desa Sukarami Jaya.

Jika sebelumnya desa ini dikenal tenang, kini ia menjelma menjadi destinasi wisata dadakan yang ramai diserbu pengunjung.

Penyebabnya adalah kebun-kebun jeruk milik warga yang serentak dibuka untuk umum, menawarkan pengalaman "petik dan cicipi sepuasnya" yang sulit ditolak.

Salah satu yang paling ramai adalah Kebun Jeruk Kristianto. Untuk masuk ke surga jeruk seluas beberapa hektar ini, pengunjung tak perlu merogoh kocek untuk tiket masuk.

Cukup dengan membayar biaya parkir Rp5.000, mereka bebas menjelajahi kebun, memilih, dan mencicipi manisnya jeruk jenis Sima Madu sepuasnya, langsung dari pohon.

"Di kebun kita ini, pengunjung yang datang bisa cicipi sepuasnya, bisa metik dan memilih sendiri," ujar Widya Astuti, salah seorang karyawan di kebun tersebut, saat ditemui pada Minggu (7/6/2025).

Konsep sederhana ini ternyata menjadi magnet yang luar biasa kuat. Pengunjung yang ingin membawa pulang oleh-oleh hasil petikan sendiri pun hanya dikenakan harga yang sangat terjangkau, yakni Rp10.000 per kilogram. Jauh lebih murah dan segar dibandingkan membeli di pasar.

"Biasanya kan kita beli di pedagang, sekarang kita panen sendiri, walaupun nanti harus bayar juga," kata Desi, seorang pengunjung dari Kota Lubuklinggau.

Ia datang bersama suami dan anaknya setelah mendengar cerita dari seorang teman. Baginya, sensasi memetik buah sendiri adalah daya tarik utamanya.

"Di sini kita bisa metik sendiri, milih sendiri dan mencicipi sepuasnya. Kalau mau beli juga bisa, harganya sangat murah," tambahnya dengan wajah gembira.

Menurut Widya, ini adalah panen perdana sekaligus pertama kalinya kebun dibuka untuk umum. Respons masyarakat sungguh di luar dugaan.

"Ini hari kedua, kemarin mulai bukanya untuk umum," jelasnya.

"Kemarin yang ramai sekali, karena hari pertama buka, buahnya juga masih banyak. Kurang lebih 1 ton jeruk terjual di hari pertama saja."

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved