Mata Lokal Desa
Menelusuri Jejak Leluhur di Sungai Komering, Kisah Kekayaan Budaya yang Terjalin dengan Lampung
Di balik hamparan kekayaan alam Sumatera Selatan, tersembunyi mozaik keragaman suku yang memperkaya identitas provinsi ini.
Penulis: Choirul OKUT | Editor: Yandi Triansyah
"Dialektika bahasa Komering, misalnya, sangat kental dan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan bahasa daerah lain di Sumatera Selatan," jelas Fahmi.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Komering dengan bangga melestarikan berbagai tradisi dan adat peninggalan leluhur.
Penggunaan sapaan khas seperti "Kiay," "cek," "cak," dan "mamang" dalam percakapan sehari-hari menjadi wujud penghormatan dan keakraban antarwarga.
"Adat istiadat juga begitu terasa dalam prosesi pernikahan, di mana tradisi pemberian Gelaran atau Adok sejenis gelar kehormatan yang menunjukkan status sosial seseorang masih dijunjung tinggi," tuturnya.
Semangat kebersamaan dan gotong royong juga menjadi denyut nadi kehidupan masyarakat Komering, terutama dalam acara-acara adat seperti "sedekahan" atau pesta pernikahan. Sanak saudara, tetangga, hingga handai tolan bahu-membahu mempersiapkan segala keperluan acara.
"Menariknya, dalam momen-momen tertentu, bahasa Komering menghadirkan ungkapan khas yang sarat makna. Saat menjelang Hari Raya Idul Fitri, misalnya, masyarakat Komering mengenal istilah Luah-Luah yang berarti tradisi ziarah kubur untuk mendoakan leluhur," ucap Fahmi.
Selain itu, tradisi "Guwai Buak," yakni membuat kue-kue khas sebagai sajian saat Lebaran, juga menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Komering.
Di tengah arus modernisasi yang tak terhindarkan, warisan budaya dan adat Komering tetap bertahan sebagai identitas kuat yang tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat setempat, tetapi juga merupakan bagian penting dari kekayaan budaya Sumatera Selatan yang patut dilestarikan, dihargai, dan diteliti lebih dalam. Kisah suku Komering dan jalinan budayanya dengan Lampung adalah pengingat akan betapa kaya dan beragamnya khazanah budaya Indonesia.
Kok Bisa Ada Kata Kerbau di Nama Desa Ulak Kerbau Ogan Ilir Sumsel? Dijuluki Kampungnya Penjahit |
![]() |
---|
Malam Tapai dan Gema Nostalgia,Saat Tradisi Lawas Kembali Menghangatkan Jantung Kayuagung |
![]() |
---|
Melihat Napal Jaringan Desa Singapura OKU, Wahana Seluncuran Alami di Sungai Ogan Digemari Anak-anak |
![]() |
---|
Desa Remayu, Jejak Perdagangan Kuno di Tengah Harta Karun Pecahan Keramik Belanda dan Cina |
![]() |
---|
Ruwatan Bumi di Karang Binangun Sumsel : Doa, Budaya, dan Bisikan Leluhur di Tengah Deru Zaman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.