Opini

Membedah NU dan Muhammadiyah di Balik Kunjungan Khofifah ke Masjid Al-Kufah, Irak

Irak menjadi pusat peradaban manusia yang tinggi, tempat berdiamnya sahabat Nabi Muhammad SAW, Ali ra dan anaknya, juga tempat tinggal Nabi Ayub as.

Editor: tarso romli
handout
Dasman Djamaluddin SH MHum - Mantan Wartawan Sriwijaya Post, Penulis Biografi dan Sejarawan 

Khofifah mengatakan, Masjid Kufah memiliki banyak Maqam atau kedudukan yang menjadi tempat yang digunakan untuk beribadah dan tempat-tempat penting yang populer.
Antara lain yang pertama adalah Rahbah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Di tahun 36 Hijriyah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhah datang ke Masjid Kufah. Dan rahbah ini adalah tempat yang dulu digunakan Sayyidina Ali untuk menjawab pertanyaan umat tiap sebelum shalat atau pada kesempatan lain.

Begitu menetap di Kufah, Sayyidina Ali mengajarkan tafsir al-Quran dan ilmu-ilmu lainnya. Di sana beliau memiliki banyak murid di antaranya adalah Kumail bin Ziyad dan Ibnu Abbas.

“Di masjid ini beliau Amirul Mukminin berkali-kali shalat dan menyampaikan ceramah di tempat mulia itu. Sayyidina Ali juga menggunakannya sebagai pengadilan dan pusat pemerintahan, dan pada akhirnya beliau menjemput kesyahidannya di mihrab masjid tersebut,” urai Khofifah.

Layak jika Baghdad dikenal sebagai pusat peradaban dan kebudayaan Islam setelah masa Khalifah Al-Mansyur. Baghdad di masa pemerintahan Abbasiyah telah memenuhi cahaya ilmu dengan pesatnya pembangunan seni dan budaya Islam.

Pembangunan masif diwujudkan dengan pembangunan sekolah, madrasah, masjid, istana dan pembangunan perpustakaan yang bersejarah. Perkembangan Intelektual Islam di Baghdad ini banyak mendatangkan tokoh-tokoh ilmuan tertinggi baik dalam bidang ilmu umum maupun agama.
Sehingga, pada 800 M, Kota Baghdad telah menjelma menjadi kota besar yang menjadi pusat pendidikan, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan politik. Kota ini semakin menarik banyak ilmuwan dari seluruh dunia untuk mencari ilmu.

Termasuk Syekh Abdul Qadir Al Jailani, yang merupakan warga Jilan Iran, yang kemudian memutuskan untuk hijrah menimba ilmu menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095 M. Menimba ilmu di pusat peradaban yang kemudian hingga kini masyhur dikenal sebagai pelopor sufisme thariqati dunia.
Ada satu masjid yang memiliki julukan sebagai salah satu Taman Surga di Bumi. Masjid itu adalah Masjid Kufah yang terletak di Kota Kufah, sekitar 17 km selatan Baghdad, Iraq.

Masjid ini memiliki banyak keunggulan, bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa salah satu wasilah masjid ini adalah barang siapa yang memasukinya maka dosanya akan terampuni.
Maqam berikutnya adalah Maqam Nabi Adam A.S. Tiang ketujuh Masjid Kufah dikenal dengan Maqam Nabi Adam. Di sana dulu Nabi Adam as bertaubat dan Allah Swt menerima taubatnya.

“Kemudian ada Maqam Malaikat Jibril as. Tiang kelima Masjid Kufah ditetapkan sebagai Maqam Jibril. Pada Malam Mi'raj, saat Nabi Muhammad Saw diberangkatkan oleh Allah dari Masjidil Haram menuju Masjid al-Aqsa, ketika melewati Kufah, Malaikat Jibril as berkata kepada Nabi Saw, “Ya Rasulallah, saat ini engkau ada di depan Masjid Kufah,” atas izin Allah Swt di sana Nabi Saw melakukan dua rakaat salat,” terang Khofifah

Berikutnya ada pula Maqam Sayyidina Ali Zainal Abidin as-Sajjad as. Tiang ketiga Masjid Kufah adalah tempat shalat Imam Sajjad. Dalam riwayat Abu Hamzah al-Tsumali berkata, “Aku melihat Ali bin Husein as memasuki Masjid Kufah dan melakukan shalat dua rakaat lalu berdoa. Saat akan kembali ke Madinah beliau ditanya seseorang, ‘Untuk apa engkau kemari? Imam Ali bin Husein menjawab, ‘Aku meziarahi ayahku dan shalat di masjid ini.'"

Tempat istimewa lain di Masjid Kufah adalah lokasi terdamparnya kapal Nabi Nuh as. Menurut sejumlah riwayat, bahtera Nabi Nuh as terdampar di Masjid Kufah setelah sekian lama melewati terjangan badai.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Sayyidina Ali berkata kepada masyarakat Kufah bahwa Allah telah memberikan keistimewaan yang tidak diberikan kepada siapapun, dimana Allah menganugerahkan kedudukan khusus untuk tempat Masjid Kufah.
Masjid ini adalah rumah Adam as, tempat Nuh, tempat tinggal Idris, tempat ibadah Nabi Ibrahim dan Nabi Khidr, dan salah satu dari empat masjid yang dipilih oleh Allah untuk umat-Nya.

“MasyaAllah. Ada penanda Nabi Muhammad SAW, Nabi Adam AS dan Malaikat Jibril AS pernah singgah di sini dan tertulis agar salat sunnah dua rakaat sementara empat rakaat di tempat singgah Nabi Adam A.S. Semoga kita semua diberi kesempatan untuk datang dan mendirikan salat di sana. Aamiin YRA,” pungkas Khofifah.

Khofifah Indar Parawansa adalah seorang politikus Indonesia yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur sejak 20 Februari 2025 untuk masa jabatan 2025-2030. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024. Selain itu, Khofifah juga pernah menjabat sebagai Menteri Sosial Indonesia ke-27 dari tanggal 27 Oktober 2014 hingga 17 Januari 2018.

Berbicara tentang Irak, sudah tentu berbicara juga mengenai tapak-tapak sejarah. Boleh kita sebut, penemuan dunia tulis menulis berasal dari Irak. Begitu pula, Irak menjadi tempat singgah sahabat Nabi Muhammad SAW, Ali ra. Di sini terletak Masjid Al-Kufah atau Al-Kufa, tempat Ali ra berkantor, juga di masjid ini beliau tewas dibunuh ketika sedang melaksanakan sholat subuh (denah masjid sebagaimana terlihat di atas).

Juga terdapat Padang Karbala, sebuah tempat suci ummat Islam Syiah (dalam pandangan saya, ummat Islam Sunni menganggap Padang Karbala, tempat putera Sayidina Ali yaitu Hussein, juga patut dihormati). Untuk menjaga jangan timbul korban tidak bertambah, maka sekarang ini direncanakan akan dibangun tembok sepanjang 40 kilometer di perbatasan dengan Provinsi Anbar.

Penduduk di Provinsi Anbar tersebut berpenduduk Muslim Sunni.Di dalam pemerintahan Irak telah muncul protes dari Muslim Sunni agar tidak membangun tembok, tetapi penduduk Irak mayoritas Syiah bersikeras akan membangunnya.
Sepertinya saya bersyukur datang ke Irak pada tahun 2014. Seandainya sekarang ke sana, meski difasilitasi Kedutaan Besar Indonesia di Irak, pasti akan sulit ke Karbala karena penjagaan lebih ketat. Apalagi kalau tembok itu telah dibangun. Di samping sudah tentu kepergian saya bukan berziarah sebagaimana kebanyakan Muslim Syiah.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved