Mata Lokal Desa
Jejak Kerajaan Mataram di Musi Rawas, Desa Mataram Saksi Bisu Kolonisasi Belanda dan Abdi Dalem
Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, tersembunyi sebuah desa dengan nama yang sarat akan sejarah yakni Desa Mataram.
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, MUSI RAWAS - Di tengah hamparan perkebunan karet dan sawit di Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, tersembunyi sebuah desa dengan nama yang sarat akan sejarah yakni Desa Mataram.
Nama ini bukanlah sekadar kebetulan, melainkan jejak dari masa lalu yang menghubungkan desa ini dengan Keraton Mataram yang pernah berjaya di tanah Jawa.
Desa G1 Mataram, dengan luas wilayah 685 hektar, menyimpan kisah unik yang bermula pada tahun 1938.
Menurut Kepala Desa Mataram Hendi Mukhtar, desa ini berawal dari sebuah "rompok" atau perkampungan kecil bernama Rompok Pagar Gajah pada tahun 1937.
Setahun kemudian, Rompok Pagar Gajah diresmikan menjadi sebuah desa dan diberi nama Mataram.

Abdi Dalem Keraton Mataram, Pendiri Desa
Nama Mataram dipilih karena kepala desa pertamanya adalah seorang abdi dalem Keraton Mataram bernama Raden Mas Hadi Suprayitno.
"Kades pertamanya itu seorang Abdi Dalem Keraton Mataram yakni Raden Mas Hadi Suprayitno. Itu termasuk sesepuh kami dan pendiri kami," kata Kades Hendi Mukhtar, Rabu (12/3/2025).
Desa Mataram terbentuk melalui proses kolonisasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1937.
Saat itu, Belanda membawa warga Jawa dari Keraton Mataram di Yogyakarta ke wilayah ini. Desa Mataram dipilih sebagai lokasi kolonisasi karena letaknya yang strategis di tengah-tengah wilayah Tugumulyo.
Lapangan Desa Mataram, yang terletak di belakang kantor desa saat ini, menjadi tempat pertama berkumpulnya para kolonis.
Di tempat ini, Belanda membangun tempat tinggal bagi para warga yang dibawa dari Jawa. Bahkan, di sudut lapangan, terdapat mata air peninggalan yang masih digunakan hingga kini.
Pusat Kolonisasi dan Cikal Bakal Tugumulyo
Desa Mataram tidak hanya menjadi tempat berkumpulnya para kolonis, tetapi juga menjadi pusat penyebaran penduduk ke desa-desa lain di sekitarnya.
"Desa Mataram ini awalnya juga cukup luas, termasuk Desa G2 Dwijaya (saat ini) itu awalnya juga masih masuk ke Desa G1 Mataram," imbuh Kades.
Melihat Napal Jaringan Desa Singapura OKU, Wahana Seluncuran Alami di Sungai Ogan Digemari Anak-anak |
![]() |
---|
Desa Remayu, Jejak Perdagangan Kuno di Tengah Harta Karun Pecahan Keramik Belanda dan Cina |
![]() |
---|
Ruwatan Bumi di Karang Binangun Sumsel : Doa, Budaya, dan Bisikan Leluhur di Tengah Deru Zaman |
![]() |
---|
Inovasi Desa Talang Lubuk Banyuasin, Ubah Buah Nipah Jadi Tepung Bernilai Ekonomis Tinggi |
![]() |
---|
ASAL Usul dan Legenda Desa Semangus di Musi Rawas Sumsel, Berasal dari Ikan Sema yang Hangus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.