Opini
Opini: Deep Learning: Arah Baru Implementasi Kurikulum Indonesia
Konsep kunci yang diusung Pak Menteri adalah konsep pembelajaran mendalam (deep learning) sebagai solusi lemahnya proses didaktik metodik di sekolah.
Karena itu, deep learning sering dikenal juga dengan machine learning yang menggunakan jaringan saraf tiruan (artificial neural networks) untuk belajar mewakili data dalam hirarki yang mendalam dari konsep.
Konsep ini mirip dengan cara otak manusia memproses informasi, yang membuat deep learning sangat efektif dalam mengenali pola kompleks dan membuat prediksi.
Pendekatan pembelajaran deep learning sangat relevan dengan teori pembelajaran kognitivistik dan konstruktivistik yang berfungsi mengembangkan dan membangun konsepsi individual peserta didik.
Jika dihubungkan dengan konsep multiple intellegences (kecerdasan majemuk), maka pendekatan pembelajaran deep learning mampu mengembangkan berbagai potensi kecerdasan peserta didik yang bervariasi seperti kecerdasan bahasa, kecerdasan matematik, kecerdasan gambar, kecerdasan diri, kecerdasan gaul, kecerdasan alam, kecerdasan tubuh, kecerdasan, musik, dan kecerdasan eksistensial.
Dengan demikian, gagasan untuk menetapkan deep learning sebagai pendekatan pembelajaran untuk mengatasi kelemahan proses pembelajaran dis ekolah selama ini, pada dasarnya memiliki basis teoritik yang sangat kuat.
Persoalan yang muncul kemudian adalah bukan pada kekuatan konseptual dari pendekatan deep learning, tetapi terletak pada sumber daya manusia pendidikan yang berperan untuk menerapkan pendekatan deep learning pada sisi-sisi praktis instruksional di kelas.
Sudahkan kita memiliki sumber daya guru yang kompeten secara metodologis untuk melaksanakan pendekatan ini sampai di tingkat daerah.
Sudahkan manajemen dan sistem pengelolaan sekolah siap dan mampu mengkondisikan para guru untuk cakap menerapkan berbagai teaching methodology yang relevan dengan pendekatan deep learning ini.
Pertanyaan-pertanyaan itu penting dicermati mengingat problem abadi pendidikan di Indonesia dan di negara berkembang adalah lemahnya implementasi kurikulum, tidak berkembangnya inovasi pembelajaran dan rendahnya kualitas guru (Hammond L. Darling., 2020).
Berdasarkan beberapa riset terbaru terdapat beberapa tantangan yang penting dipahami untuk menetapkan pendekatan pembelajaran ini sebagai kebijakan pendidikan (education policy) secara nasional.
Pertama, penerapan deep learning membutuhkan data yang besar (big data) karena pendekatan ini menghajatkan guru dan peserta didik untuk mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kedua, pendekatan ini sangat tergantung pada kemampuan mengakses dan pengelola berbagai platform teknologi komunikasi. Pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi metaverses sangat dibutuhkan.
Ketiga, implementasi pendekatan deep learning di sekolah membutuhkan daya dukung komputasi yang intensif.
Sistem jaringan internet sekolah yang kuat dan pengembangan pembelajaran berbasis teknologi digital menjadi sangat vital.
Mengingat pendekatan deep learning yang sangat berkaitan erat dengan teknologi seperti artificial intelligence dan metaverse, maka pendekatan ini dapat dipandang sebagai pendekatan pembelajaran era digital yang penting dikuasai oleh para guru di semua level pendidikan.
Membedah Label Negatif Generasi Z, Manja dan Mudah Tertekan |
![]() |
---|
Pelajaran Berharga dari Kasus Anak Cacingan di Bengkulu |
![]() |
---|
Sebaiknya PERGURUN Tinggi Swasta Dapat Melakoni Bisnis Agar Tetap Eksis |
![]() |
---|
Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia: Ubah Cara Pandang, Selamatkan Harapan |
![]() |
---|
Kopi dan Rokok Si Pemersatu Bangsa dan Perannya dalam Kemiskinan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.