Opini

Netralitas dan Kebahagiaan ASN

Netralitas ASN adalah ketidakberpihakan ASN pada segala bentuk pengaruh manapun, tidak memihak pada kepentingan lain di luar kepentingan bangsa.

Editor: tarso romli
zoom-inlihat foto Netralitas dan Kebahagiaan ASN
handout
Agus Sutiadi Kakanreg XIII BKN

Dari indicator kebahagian justru diperoleh fakta unik. Pada tahun 2018 angka kematian PNS yang dianggap ketidak bahagiaan justru meningkat menjadi 12.798 orang dari 3.122 orang pada tahun 2017, atau meningkat 400 persen. Pada tahun berikutnya meningkat hampir 100 % menjadi 21.049 orang pada tahun 2019. Tahun-tahun di mana Pilkada serentak mulai berlaku. Apakah ada korelasinya?

Belum ada penelitian ilmiah yang komprensif. Yang tersedia adalah hasil  penelaahan sporadic atas kematian PNS tersebut. 80 persen PNS meninggal berusia diatas 45 tahun. Usia yang merupakan puncak karir dari seorang PNS. Mereka terdiri atas pejabat struktural maupun alih profesi menjadi  fungsional. Data ini memang tidak bisa dianggap sebagai sebuah kesimpulan namun sebagai sebuah fenomena kondisi ini perlu diwaspadai setiap ASN.

Beberapa ASN yang meninggal diketahui pernah berpihak secara terbuka pada salah satu calon yang gagal. Mereka umumnya kehilangan jabatan, bahkan lokasi kerjanya.  Sesuatu kondisi yang dapat diterima dalam norma masyarakat meskipun secara aturan tidak dibenarkan.

Meski tidak sesuai aturan namun secara umum masyarakat dapat memahami kondisinya. Namun tidak semua orang berfihak,  ada juga ASN yang dianggap berfihak karena menjauh dari semua calon. Keduanya  meninggal pada saat  nonjob-kan di berada lokasi kerja yang jauh.

Pada kasus lain, ditemukan adanya ASN yang jelas jelas berfihak bahkan  dengan sangat terbuka namun meninggal dalam status nonjob. Dari keterangan yang diperoleh, yang bersangkutan dijanjikan untuk jabatan tertentu, namun karena masih diisi, maka diminta untuk menunggu dalam jabatan pelaksana dan kemudian meninggal.

Ada pula pejabat yang karena keberpihakan mendapat jabatan yang diinginkan. Tentu saja harapannya adalah memperoleh kebahagiaan. Alih-alih memperoleh kebahagiaan, justru tekanan yang diperolehnya karena jabatan yang disandang tidak sesuai kompetensi.

Tekanan yang begitu berat mendorong munculnya penyakit berat yang menyebabkan kematian saat jabatan yang diinginkan sedang diemban. Pada kasus lain pejabat yang naik karena keberpihakan justru masuk penjara karena melaksanakan perintah atasan. Sejatinya ia melakukan perbuatan melawan hukum untuk mempertahankan jabatan namun yang diperoleh adalah penderitaan.

Keberpihakan dan tekanan politik bagi ASN sudah dirasakan oleh otoritas  pengambil kebijakan kepegawaian. Manajemen talenta adalah jawabannya. Kompetensi, rekam jejak dan kinerja akan menjadi dasar bagi menentuan jabatan.

ASN harus segera menata diri mengikuti semua aturan. Berikan pelayanan yang baik dan jangan merugikan penenerima manfaat. Karena semesta yang akan membalasnya. Penuhi rekam jejak dan kinerja yang positif. Hal yang akan menjadi dasar pemilihan jabatan di masa depan.
 
Keberpihakan terjadi karena menganggap dengan mengemban jabatan akan memperoleh kebahagiaan. Maka jalan pintas dilakukan, bukan hanya melalui keberpihakan tetapi dengan cara lainnya. Gratifikasi  atau menggunakan tekanan para pejabat atau tokoh politik yang lebih tinggi banyak digunakan.

Kondisi ini kemudian menghilangkan peran Tuhan Yang Maha Kuasa yang sesungguhnya dapat memberi dan mencabut jabatan kapan saja.  Mungkin saja jabatan diberikan namun kebahagiannya dicabut. Akhirnya yang terjadi adalah kebahagiaan semu yang diunggah melalui media sosial namun sejatinya penderitaan yang disandang.  

Meskipun tulisan ini bukan ilmiah tapi para ASN dapat melihat fenomena  yang terjadi di sekitarnya. Ada dan benar-benar terjadi. Untuk itu ASN hanya berpihak pada kepentingan negara dan masyarakat.  ASN Jangan berpihak untuk minta tolong  pada mahluk, karena mahluk tidak dapat menolong bahkan dirinya sendiri.  

Jangan berpihak karena calon yang didukung belum tentu menang.  Jangan berpihak karena yang didukung dan kemudian menang, belum tentu memberi kesempatan. Jangan berpihak, karena yang menang, bisa memberimu jabatan namun tidak memberi kebahagiaan. Hanya penderitaan dan  kesengsaraan yang diperoleh.

ASN kejarlah kebahagian dengan cara terpuji, niscaya kebahagian akan tercapai, apakah dengan jabatan atau dengan cara yang lain.  Pemilik alam akan menentukan.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved