Mimbar Jumat

Mimbar Jumat: Dakwah di Era Metaverse, Menghadirkan Nuansa Islam Masa Lampau di Zaman Kekinian

Metaverse merupakan alam semesta pasca-realitas dengan lingkungan multi pengguna merupakan gabungan dari realitas fisik dengan virtualitas digital

Editor: adi kurniawan
Handout
Masjid Agung Baitul Makmur -- Dakwah di Era Metaverse: Menghadirkan Nuansa Islam Masa Lampau di Zaman Kekinian 

Dakwah di Era Metaverse: Menghadirkan Nuansa Islam Masa Lampau di Zaman Kekinian

Oleh:
Dr. Nurseri Hasnah Nasution, M.Ag
Wakil Dekan I FIDK UIN Raden Fatah Palembang

SRIPOKU.COM -- Pesatnya perkembangan dunia digital saat ini sangat memengaruhi cara manusia modern berkomunikasi satu sama lain.

Platform digital dengan berbagai aplikasi yang ditawarkan benar-benar telah menjadikan dunia menjadi mengecil dengan daya sebar informasi yang super cepat. Kecepatan penetrasi informasi di satu sisi menghadirkan dampak positif terutama bagi para aktivis penyiaran Islam dan pegiat dakwah online.

Posisi hari ini mengenai perkembangan teknologi digital telah memasuki teknologi metaverse dengan menawarkan nuansa realitas virtual (virtual reality).

Istilah metaverse sebenarnya sudah ada sejak tahun 1992 digunakan oleh Neal Stephenson dalam novelnya yang berjudul Snow Crash.

Metaverse merupakan alam semesta pasca-realitas dengan lingkungan multi-pengguna yang merupakan gabungan dari realitas fisik dengan virtualitas digital, yang memungkinkan interaksi multisensory dengan lingkungan virtual, objek digital, dan orang-orang seperti pada Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR).

Metaverse adalah salah satu wujud dari hasil era society 5.0 yang memberikan inovasi-inovasi dalam kehidupan manusia.

Pada ranah dakwah, tentunya terjadi transformasi yang mengakibatkan perubahan dari cara berdakwah melalui bantuan media.

Teknologi metaverse merupakan jaringan sosial yang saling berhubungan, lingkungan imersif (melingkupi) berjejaring dalam platform multipengguna yang persisten, yang memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi real-time dan dinamis dengan artefak digital (Allam, Sharifi, Bibri, Jones, & Krogstie, 2022).

Dakwah di era metaverse menawarkan peluang baru untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam. Keragaman jangkauan teknologi metaverse dimungkinkan karena platform metaverse menyediakan ruang untuk menciptakan komunitas virtual di mana orang dapat berkumpul, belajar, dan berdiskusi tentang agama (Ujang C. Barlian, Ismelani, & Manan F., 2022).

Dengan avatar, pengguna dapat berinteraksi secara langsung meskipun terpisah oleh jarak fisik. Selain itu, kreativitas dan penyempaian dakwah Islam cenderung akan lebih kaya dan menawarkan variasi yang sangat banyak.

Dengan demikian, dakwah dapat dilakukan melalui berbagai bentuk media, seperti video, presentasi interaktif, dan pengalaman berselancar melalui virtual reality (Baidlowi, 2018). Hal ini memungkinkan penyampaian pesan yang lebih menarik dan mudah dipahami.

Teknologi Metaverse dan Dakwah Virtual Kekinian

Teknologi metaverse telah dan akan memiliki jaringan dunia virtual yang luas dan saling terhubung, tempat pengguna dapat berinteraksi satu sama lain, membuat dan berbagi konten, serta terlibat dalam berbagai aktivitas, seperti bersosialisasi, bermain game, pendidikan, perdagangan, termasuk dakwah dan penyiaran Islam.

Pengguna akan mengakses metaverse melalui perangkat realitas virtual seperti headset atau perangkat realitas tertambah (augmented virtual) seperti kacamata pintar.

Mengacu hasil survei terkini menyatakan bahwa saat ini terdapat 400 juta pengguna metaverse di seluruh dunia.

Fenomena metaverse telah menarik perhatian besar di dunia teknologi. Statistik ini dengan jelas menunjukkan popularitas besar inovasi teknologi canggih yang harus dipandang sebagai peluang bagi pengembangan dakwah Islam.

Salah satu karakteristik teknologi metaverse adalah memungkinkan aksesibilitas orang dari berbagai latar belakang dan lokasi untuk mengakses dakwah tanpa batasan geografis.

Ini sangat penting untuk menjangkau generasi muda yang lebih aktif di platform digital. Kemampuan teknologi ini sangat memungkinkan para aktivis dakwah Islam untuk mengkreasi konten dakwah terutama terkait dengan konten sejarah dan fikih.

Melalui teknologi metaverse ini para audience dapat diajak melihat dengan “nyata” situs-situs sejarah Islam masa lampau. Pengalaman virtual yang dihadirkan secara nyata sangat menimbulkan kesan mendalam bagi para audience.

Virtual experiencies yang ditimbulkan oleh program dakwah menggunakan teknologi metaverse ini benar-benar sangat menyentuh relung jiwa karena efek virtual reality yang sangat nyata.

Selain itu, dakwah menggunakan teknologi metaverse juga mampu menghadirkan nuansa diskusi dan dialog dengan mengkreasi ruang virtual yang digunakan untuk mengadakan forum diskusi, tanya jawab, atau seminar yang melibatkan pemuka agama dan masyarakat.

Ini mendorong keterlibatan dan pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran agama. Bahkan teknologi metaverse ini dapat diintegrasikan dengan teknologi artificial intelligence (AI).

Melalui AI dan analitik data dalam metaverse bisa membantu memahami kebutuhan dan minat audiens, sehingga dakwah bisa lebih relevan dan efektif.

Dari sisi penguatan etika Islam, penggunaan teknologi metaverse menawarkan kelebihan untuk secara akurat memastikan semua konten dan materi dakwah sesuai dengan prinsip dan konsep moralitas dan etika Islam, sehingga dapat diminimalisir kemungkinan konten dakwah yang bertentangan dengan karakteristik etika Islam atau akhlak al-karimah.

Dari sisi outcome para pengguna layanan dakwah virtual dengan teknologi metaverse dapat menindaklanjuti (follow up) semua pengalaman religious yang didapat melalui perjalanan dakwah virtual kepada dunia realitas nyata seperti melakukan kegiatan sosial lainnya sehingga dapat memastikan adanya kesimbangan (balance) antara kehidupan virtual dan kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, dakwah di era metaverse bisa menjadi media yang sangat efektif untuk menyebarkan pesan positif dan sekaligus dapat memperkuat komunitas.

Secara lebih kreatif, model dakwah Islam menggunakan teknologi metaverse dapat dikembangkan dengan memanfaatkan fitur-fitur interaktif dan immersive yang ditawarkan oleh lingkungan virtual.

Berikut beberapa platform yang dapat digunakan untuk pengembangan dakwah Islam antara lain: Pertama, Platform Manasik Haji Virtual Reality.

Platform metaverse ini sangat efektif dalam menghadirkan situs-situs dalam pelaksanaan ibadah Umroh dan Haji.

Sejauh ini aplikasi ini sudah digunakan secara luas dengan efektivitas proses yang cukup baik. Penggunaan aplikasi ini melalui aplikasi simulasi haji VR hingga timbul tampilan aplikasi yang kemudian perangkat android tersebut dapat dipasangkan ke VR box dan tertampilah lingkungan virtual disana.

Tujuan adanya aplikasi Manasik  Haji  VR  ini  adalah  untuk  menambah  wawasan  para  pengguna  tentang  haji  dan  mempermudah  pengguna mengenal mengenai tata cara ibadah haji.

Kedua, Platform MetaKawn. Aplikasi MetaKawn adalah sebuah web berbasis metaverse yang terinspirasi dari nilai dan etika Islam dalam bersosial. MetaKawn membantu para muslim masa kini untuk mematahkan stereotip dan mengubah dunia dengan memberikan mereka ruang untuk mengekspresikan identitas dan visi mereka dalam menikmati hidup yang terbaik.

Selain itu, platform ini juga berusaha memberdayakan para kreator muslim di bidang fashion, olahraga, pendidikan, agama, bisnis, seni dan desain. Platform MetaKawn ini adalah mengalihkan perspektif dari hal-hal negatif dan menyoroti aspek-aspek positif dari budaya dan masyarakat muslim (MetaKawn, 2022).

Selain dua platform di atas tentu saja banyak platform dan aplikasi lain yang dapat dikreasi para aktivis dakwah dalam mengembangkan model dakwah virtual yang lebih menarik dan menawarkan banyak keuntungan dari sisi efektivitas pencapaian tujuan, proses, dan hasil penyebaran konten secara digital.

Arah pengembangan model dakwah Islam masa depan adalah pemanfaatan teknologi digital secara massif dengan dampak yang sangat luas menembus berbagai lapisan masyarakat.

Secara teknologis, para aktivis dakwah tidak memiliki pilihan lain selain mengadopsi dan beradaptasi dengan berbagai platform digital dalam mendesain konten dan kegiatan dakwah Islam.

Pendekatan konvensional yang bersifat satu arah tanpa bantuan teknologi digital akan selalu tertinggal dan tidak akan diminati terutama oleh genarasi Z dan generasi Alpha.

Oleh karena itu, teknologi metaverse menjadi tantangan sekaligus peluang pengembangan dakwah yang sangat efektif, melalui platform metaverse dapat menghadirkan nuansa klasik masa lampau dari konteks keislaman masa lalu untuyk dihadirkan pada masa kekinian. Wallahu A’lam bi al-Shawwab.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved