Berita UMKM
Teruskan Usaha Sang Ayah, Pria di PALI Tetap Bertahan Jualan Es Kapal Jajanan Legend Tahun 80-an
Es Kapal terminal pendopo merupakan jajanan jadul yang legendaris di Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI Sumatera Selatan.
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Odi Aria
Kemudian ditambah dengan susu dan bubur kacang hijau, es kapal memberikan sensasi segar yang tak terlupakan dihati para pelanggan.
Es kapal berwarna putih susu disajikan dengan campuran bubur kacang hijau, selain menyegarkan juga membuat sensasi rasa kenyang ketika menikmatinya.
Harga yang ditawarkan juga cukup muarah meriah, hanya dengan Rp 5000, kita sudah bisa menikmati segelas minuman jajanan tempo dulu yang legendaris di terminal pendopo.
"Dari jaman bapak dulu, sampai dengan sekarang resepnya tidak berubah, saya dulu belajar bikin es dari bapak sejak masih SMP hingga tamat SMA bantuin bapak jualan setiap harinya, saya kan sekolah nya siang, kalau pagi bantuin bapak dulu, saya sama bapak mulai nya dari jam setengah 4 fajar mulai marut es, jadi sampai sekarang saya tahu resepnya karena suka bantuin bapak berjualan," ungkapnya.
Pria kelahiran 10 Februari 1980, merupakan anak sulung dari 6 bersaudara ini kemudian kepikiran untuk meneruskan usaha ayahnya, karena teringat pesan sebelum ayahnya meninggal dunia pada 2011 silam.
Irwanto menceritakan, sejak dia masih sekolah hingga sebelum ayah nya meninggal dunia, ayahnya selalu berpesan kepadanya, untuk membuka usaha walaupun kecil-kecilan jika tidak mempunyai pekerjaan tetap.
"Aku dulu ketika tamat sekolah kerjaannya serabutan, jadi kuli bangunan. Bapak dulu seringkali pernah bilang ke saya, untuk buka usaha atau berjualan es, kalau tidak ada pekerjaan tetap agar tidak begitu capek, karena serabutan kan ga setiap saat ada kerjaan,hingga akhirnya aku kepikiran untuk meneruskan usaha bapak," ujarnya.
Tantangan perubahan jaman juga dirasakan oleh Irwanto selama puluhan tahun meneruskan usaha dari sang ayah, mulai dari semakin berangsurnya suasana terminal yang saat ini mulai terlihat sepi dibandingkan tempo dulu, hingga digempur oleh minuman kekinian era jaman sekarang.
Namun Irwanto tetap bertahan menekuni usaha yang diwariskan sang ayah sejak era 80 an, agar pundi-pundi rupiah demi keberlangsungan hidup dirinya bersama keluarga nya tetap didapatkan disetiap harinya.
"Kalau perbedaan dulu dengan sekarang sangat jauh berbeda tentunya, kalau dulu aktivitas di terminal sangat ramai, mobil angkutan penumpang dari desa-desa masih ramai ngetem di terminal, begitu juga aktivitas masyarakat yang datang untuk berbelanja di pasar sangat ramai, masyarakat datang dari mana- mana semuanya berpusat di terminal ini, tapi sekarang sudah sangat sepi, kios-kios di terminal ini juga sudah banyak tutup karena sepi, begitu juga dengan angkutan umum dari desa- desa, hanya tinggal beberapa saja yang masih beroperasi di terminal,"imbuhnya.
Menurut Irwanto, kondisi mulai sepinya kawasan terminal pendopo tersebut mulai terjadi sejak tahun 2015 ke atas hingga saat ini, semakin berkurangnya pengunjung yang datang.
"Mungkin karena akses jalan sudah cukup bagus sekarang, kalau dulu kan masih jalan tanah sekarang sudah di aspal maupun di cor beton, ditambah jaman sekarang masyarakat tidak banyak lagi menggunakan angkutan umum, kebanyakan sudah bawa kendaraan sendiri, jadi sudah tidak mampir ke terminal lagi,"terangnya.
Sepi nya aktivitas di terminal pendopo saat ini tentunya berdampak juga berdampak pada usaha Irwanto.
Irwanto mengaku, saat ini dalam sehari berjualan es,omzet penjualan yang dia dapat hanya berkisar Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu saja.
Hal tersebut tentunya berbanding jauh, dimana suasana aktivitas terminal yang masih ramai kala itu, Irwanto mampu mengantongi Rp 700 ribu hingga Rp 800 ribu hasil berjualan es dalam seharinya.
Kisah Inspiratif Dari Guru Honorer Bergaji Rp 70 Ribu, Desy Kini Sukses Bisnis Kuliner yang Mendunia |
![]() |
---|
Gelar PKM di Ogan Ilir, UIGM Palembang Pasarkan Kerajinan Kain dan Purun Burai di Platform Digital |
![]() |
---|
Harga Terong Anjlok, Petani di Musi Rawas Terpuruk, Ongkos Jual Tak Sebanding dengan Biaya Pupuk |
![]() |
---|
Mengenal Lesehan Terapung Ngas As OKU Selatan, Kulineran Sembari Melihat Pemandangan Danau Ranau |
![]() |
---|
Harga Anjlok, Tanaman Kangkung di Musi Rawas Dijadikan Pakan Ternak oleh Petani |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.