Pilkada Sumsel 2024

Mantan Ketua KPU: Stop Saling Sindir Antar Kandidat Pilgub Sumsel, Fokus Rebut Hati Rakyat

Beberapa hari belakangan sempat memanas saling sindir antar Tim Bakal Calon Gubernur Sumsel di media yang sempat menjadi perhatian publik. 

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz
HANDOUT
2 bacgub Sumsel yang digadang bakal head to head di Pilkada Sumsel 2024: Ir H Mawardi Yahya vs H Herman Deru SH MM 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Beberapa hari belakangan sempat memanas saling sindir antar Tim Bakal Calon Gubernur Sumsel di media yang sempat menjadi perhatian publik jelang Pilkada Sumsel 2024.

Saling sindir mengarah black campaign antara tim cagub harus diakhiri. Karena langkah terbaik saat ini adalah konsentrasi menarik simpati masyarakat yang akan memilih nantinya.

"Karena berdasarkan hasil survei sangat mungkin pasangan HDCU (Herman Deru - Cik Ujang) dan MataHati (Mawardi Yahya - Anita Noeringhati) akan head to head, jadi lebih baik kedua pasangan ini terus menyentuh langsung masyarakat," ungkap pengamat politik Kemas Khoirul Mukhlis, Selasa (30/7/2024).

Adanya statemen juru bicara pasangan HDCU H Alfrenzi Panggarbesi S.Si yang menganggap kepemimpinan Herman Deru selama 5 tahun terakhir lebih banyak mengembalikan kepercayaan publik dan pemerintah pusat.

Hal ini karena kepemimpinan sebelumnya terlibat kasus korupsi. Menanggapi ini pengamat politik Kemas Khoirul Mukhlis menyayangkan pernyataan yang menurutnya terlalu tendensius tersebut.

"Statemen tadi akan menjadi blunder tersendiri. Apalagi banyak hal yang tak logis, termasuk menghubungkan SO (Syahrial Oesman -red) dengan kepemimpinan HD yang berjarak 10 tahun atau 2 periode. Ini kan aneh," ujar Kemas Khoirul Mukhlis.

Menurut mantan Ketua KPU Palembang, harusnya lebih jeli melihat perjalanan waktu. Sebab di masa Ir H Syahrial Oesman MM, Provinsi Sumatera Selatan cukup berhasil dengan berbagai gebrakannya.

Mukhlis menambahkan, setelah itu dilanjutkan dengan kepemimpinan Ir H Alex Noerdin SH selama 2 periode atau 10 tahun. Sampai sekarang semua pihak mengakui keberhasilannya.

"Jadi kedua sosok ini rasanya tak bisa dipersalahkan atas kepemimpinan Herman Deru. Apalagi pada masa Alex Noerdin, dunia internasional mencatat berbagai kesuksesan event-event berkelas yang dilaksanakan di Sumsel serta program yang dirasakan masyarakat. Masak hal yang diakui semua orang ini dipersalahkan?," terang Mukhlis.

Mukhlis menganggap isu dan kontra isu merupakan hal biasa selagi masih dalam koridor berdemokrasi. Namun pihaknya menyayangkan kalau persoalan menarik simpati ini melebar kemana-mana.

Pengamat politik Kemas Khoirul Mukhlis
Pengamat politik Kemas Khoirul Mukhlis (Handout)

Baca juga: 7 Penyebab Sulitnya Paslon Cakada Memperoleh B1 KWK, Fenomena Obsesi Berburu Rekomendasi Parpol

 

“Semua berhak menilai siapapun, tetapi mestinya didukung bukti dan fakta yang kuat. Selanjutnya biarlah masyarakat yang memberikan penilaian akhirnya,” ujar Mukhlis yang juga Direktur Eksekutif Lintas Politika Indonesia.

Pernyataan Jubir HDCU ini juga dipicu adanya kicauan Panglima MataHati Ir H Syahrial Oesman MM sebelumnya yang mengklaim, selama lima tahun ini di Sumatera Selatan (Sumsel) banyak alami penurunan.

Mulai dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dicoret, jalan tol Tanjung Api-Api dicabut, Sriwijaya FC yang masuk liga 2 hingga airport yang jadi domestik.

Maka itu, mantan Gubernur Sumsel dan juga eks Bupati OKU ini menilai sudah cukup lima tahun dan waktunya ganti pemimpin.

SO yang merupakan Gubernur Sumsel Periode 2003-2008 mengeluhkan pada saat memimpin Sumsel, Mawardi selaku Wakil Gubernur Sumsel tidak diajak ke daerah-daerah dan tidak banyak dilibatkan. 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved