Pilkada Sumsel

Ada Anak Bapak, Adik Kakak dan Suami Istri yang Maju Pilkada di Sumsel, Pengamat : Aji Mumpung

Deretan bakal calon kepala daerah yang memiliki hubungan kerabat yang akan maju pilkada di sejumlah wilayah Sumsel.

Penulis: Arief Basuki | Editor: Yandi Triansyah
Kolase Sripoku.com / Arief Basuki
Dari kiri ke kanan : Herman Deru, Mawardi Yahya, Joncik Muhammad dan Cik Ujang 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Deretan bakal calon kepala daerah yang memiliki hubungan kerabat yang akan maju pilkada di sejumlah wilayah Sumsel.

Pertama ada kakak dan adik yakni Herman Deru yang akan kembali maju di pemilihan gubernur Sumsel dan adiknya  Lanosin yang merupakan Bupati OKU Timur saat ini, dipastikan akan kembali maju Pilkada OKU Timur 2024.

Kedua ada anak dan bapak yakni  Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya yang akan maju Pilgub Sumsel, dan sang anak Panca Wijaya Akbar saat ini menjabat Bupati Ogan Ilir (OI) dipastikan akan maju kembali. 

Lalu ketiga ada mantan Bupati Lahat Cik Ujang yang akan maju Pilgub Sumsel sebagai Balon Wakil Gubernur berdampingan dengan Herman Deru, sedangkan istrinya Lidyawati maju di Pilkada Lahat.  

Terakhir ada nama mantan Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad yang akan kembali maju untuk periode keduanya, disisi lain sang istri Hepy Satriani akan maju Pilkada Pagar Alam di waktu yang bersamaan. 

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang Yulion Zalpa mengatakan, munculnya kerabat atau keluarga dari tokoh politik/pejabat/petahana, merupakan fenomena yang sering dilihat saat pemilihan langsung khususnya Pilkada ataupun Pemilih legislatif. 

"Hal ini tentu saja disebabkan banyak faktor, akan tetapi yang paling menonjol adalah faktor aji mumpung, " kata Yulion. 

Menurutnya, dengan modal sosial, politik dan ekonomi yang telah didapatkan oleh petahana membuat tokoh- tokoh ini percaya diri untuk ikut dalam kontestasi. 

"Nah, kesempatan dan peluang mereka untuk terlibat dalam kontestasi lebih besar, dibanding tokoh- tokoh lain yang yang tidak mempunyai ikatan kekeluargaan, dengan petahana atau mantan kepala daerah," ucapnya. 

Soal pilihan daerah, ia rasa tokoh- tokoh ini punya kalkulasi politik dan dilatarbelakangi oleh konteks tertentu. Seperti misalnya, jejaring politik dan pertimbangan dinamika politik lokal. 

"Yang pastinya, mereka akan memilih battleground yang memungkinkan untuk dimenangkan. Saya rasa tokoh-tokoh ini akan lebih cenderung mendompleng nama besar keluarga, untuk mendapatkan dukungan, dengan modal jejaring politik dan popularitas dari suami, kerja- kerja politik untuk memenangkan kontestasi akan lebih mudah, " tuturnya. 

Ditambahkan Yulion, memang tidak ada yang salah sebenarnya dari fenomena, munculnya keluarga dari mantan kepala daerah atau petahana ikut dalam kontestasi, karena setiap orang punya hak untuk itu, akan tetapi jangan sampai dijadikan "aji mumpung".

" Karena masyarakat butuh sosok pemimpin, yang memang punya kualitas dan kapasitas untuk menjadi kepala daerah, " tandasnya. 
 

 

 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved