Berita OKI

Nama Pj Bupati OKI Dicatut Minta Bantuan, Korban Sempat Dimintai Uang Rp 10 Juta

Nama Pj Bupati OKI Asmar Wijaya dicatut oleh orang tak bertanggungjawab meminta bantuan kepada pengurus masjid. 

Penulis: Nando Davinchi | Editor: Yandi Triansyah
handout
Nama Pj Bupati OKI Asmar Wijaya dicatut oleh orang tak bertanggungjawab meminta bantuan kepada pengurus masjid.  

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG -- Nama Pj Bupati OKI Asmar Wijaya dicatut oleh orang tak bertanggungjawab meminta bantuan kepada pengurus masjid. 

Foto Asmar Wijaya dijadikan profil di nomor WhatsApp 0838-4673-6743 dan mengirimkan pesan ke sejumlah orang. 

Dalam percakapan WhatsApp mengirim pesan kepada korbannya yang memperkenalkan diri. 

"Perkenalkan saya Bpk Asmar Wijaya, SE (Pj) Bupati Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)," tulis di pesan tersebut. 

Dalam percakapan selanjutnya juga tertulis 'iya bapak, maksud dan tujuan saya menghubungi bapak saat ini guna untuk menyampaikan perihal bantuan donasi yang dibagikan oleh Pemkab'.

Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika OKI, Adi Yanto meminta masyarakat untuk mengabaikan dan berhati-hati apabila menerima pesan melalui akun WhatsApp yang mengatasnaman Pj Bupati OKI.

"Benar, kemarin ada anggota masyarakat menerima pesan WhatsApp yang mengatasnamakan Pj. Bupati OKI, Asmar Wijaya. Kami sampaikan bahwa nomor tersebut palsu (hoax)," katanya, Selasa (9/4/2024) sore.

Dijelaskan aksi pelaku penipuan menyasar salah satu pengurus masjid di Kelurahan Sukadana, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) pada Senin (8/4/2024) kemarin dengan modus adanya bantuan dari pemerintah. 

Pengurus masjid tersebut diminta untuk mengirimkan uang sebesar Rp 10 juta ke rekening pengirim dengan alasan akan diserahkan ke panti asuhan. Untung saja modus penipuan tersebut cepat diketahui.

"Sejauh ini belum ada warga masyarakat yang tertipu. Namun kami perlu menyebarluaskan informasi tersebut agar tidak ada yang menjadi korban," ungkapnya.

Adi juga meminta masyarakat berhati-hati dalam menggunakan telepon maupun media sosial karena banyak sekali modus penipuan yang dapat merugikan.

"Selalu chek and ricek dulu, jangan mudah terpancing karena banyak sekali modus penipuan di internet,"  sebut Adi.

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, risiko penipuan online juga semakin meningkat. Salah satu metode yang umum digunakan oleh penipu adalah melalui penggunaan telepon. 

Kasus penipuan online, penawaran judi online, dan kejahatan siber lainnya kian marak disebarkan melalui telepon maupun layanan pesan singkat (SMS). 

Masih kata Adi, pelibatan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengadukan nomor seluler yang digunakan untuk penipuan.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved