Berita Musi Rawas

4 Makam Keramat Ditemukan Warga di Musi Rawas, Disbudpar Turun ke Lokasi

Empat makam keramat berhasil ditemukan oleh warga Desa Gunung Kembang Lama, Kecamatan BTS Ulu

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Yandi Triansyah
Disbudpar Musi Rawas
Tim dari Disbudpar Musi Rawas, saat melakukan pengecekan terhadap temuan warga soal makam keramat yang diduga cagar budaya, Rabu (28/2/2024) 

Warga setempat menyebutkan lokasi tersebut adalah Situs Pager Besi. Menurut warga, bahwa di jaman sebelum kemerdekaan di lokasi tersebut pernah terjadi peperangan antara penduduk dan penjajah Belanda.

Dari peperangan tersebut, banyak memakan korban dan ada sebagai penduduk yang juga melarikan diri ke talang kabu (semacam hutan) di sekitar benteng pager besi.

"Tapi di lokasi itu tidak ada besinya, nama Benteng Pager Besi ini hanyalah kiasan yang digunakan oleh orang-orang jaman dulu. Di sana hanyalah ada gundukan-gundukan tanah yang tinggi, apabila dilihat dari arah lawan, memang menyerupai benteng," ucap Emil.

Dimana makam-makam tersebut ditemukan di lahan perkebunan masyarakat yang berjarak antara 5-10 meter dari bibir Sungai Musi.

Dari keterangan sesepuh setempat, ada beberapa nama pejuang yang melakukan perlawanan dengan penjajah Belanda yakni Kencer Ali, Wahid (kakak Kencer Ali), Parigan (ayah Kencer Ali dan Wahid), Karya Salim (Kriyo) dan Hanafi (Algojo Perang).

"Orang-orang ini memiliki kesaksian sendiri-sendiri," kata Emil.

Kemudian, pada saat peperangan selanjutnya, korban jiwa semakin banyak, hingga akhirnya Kriyo dan Kencer Ali menyerahkan diri dan dibawa oleh penjajah Belanda. 

"Setelah dibebaskan, mereka kembali ke Dusun Gunung Kembang Lama," ungkap Emil.

Dari peristiwa tersebut, 4 makam yang ditemukan tersebut dianggap adalah makam para pejuang tersebut. Hingga akhirnya, warga mengkeramatkan makam-makam tersebut.

"Tapi warga di sana masih sangat tabu dengan hal-hal yang keramat, mereka menganggap keramat itu angker. Sehingga, warga tidak berani masuk ke lokasi tersebut. Jadi meskipun di lahan perkebunan warga, tapi lokasi itu tidak terurus," tutup Emil. (Eko Mustiawan/CR41)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved