Banjir di Sumsel
2 Pekan Banjir di PALI, Perekonomian Warga Desa Curup Lumpuh, Ratusan Makam Terendam
Sebaliknya, debit Air kembali meningkat dan sudah merendam sebanyak lima Dusun yang ada di Desa Curup.
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALI -- Sudah hampir dua pekan banjir merendam Desa Curup, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten PALI, Sumatera Selatan (Sumsel), bahkan belum ada tanda-tanda akan surut.
Sebaliknya, debit Air kembali meningkat dan sudah merendam sebanyak lima Dusun yang ada di Desa Curup.
Berdasarkan data yang dihimpun, ketinggian air yang merendam lima Dusun dengan ketinggian mencapai 2,50 meter untuk pemukiman warga yang berada di bantaran Sungai Lematang, dan ketinggian air 2,30 meter untuk pemukiman warga berada di tengah Desa dan yang paling rendah ketinggian air saat ini terpantau 90 centimeter.
Terpantau saat ini, lebih dari 1200 jiwa penduduk Desa Curup dan ratusan rumah terendam banjir selama dua pekan ini.
Berdasarkan keterangan warga, banjir di bulan Januari 2024 ini merupakan yang terparah sejak banjir besar pada tahun 2004 silam.

Meski setiap tahun Desa Curup merupakan daerah langganan banjir, karena letak geografis Desa tersebut berada di bantaran Sungai Lematang dan merupakan wilayah paling rendah di Kabupaten PALI.
Banjir tersebut disebakan oleh intensitas hujan lebat dalam dua pekan ini, selain itu ketinggian Air yang merendam Desa ini juga disebabkan oleh banjir kiriman dari hulu Sungai Lematang dan juga kiriman dari hilir sungai Lematang, sehingga Debit Air Sungai Lematang meluap selama dua pekan ini dan merendam pemukiman warga.
Setiap kali terjadi banjir di wilayah ini, Durasi surut nya Air memakan waktu yang cukup lama hingga mencapai satu bulan, karena Intensitas hujan masih tinggi di beberapa daerah di hulu dan hilir Sungai Lematang.
Tentunya banjir ini sangat berdampak pada perekonomian masyarakat Desa Curup yang mayoritas penduduknya merupakan petani.
Karena banjir tersebut tak hanya merendam rumah warga, banjir ini juga merendam lahan perkebunan atau lahan pertanian mereka dan menyebabkan Aktivitas masyarakat lumpuh.
Apalagi menurut keterangan warga, sebagian besar lahan perkebunan mereka berada di seberang Sungai Lematang.
Dengan Debit Air sungai yang tinggi ditambah dengan Arus yang cukup deras, kondisi tersebut tidak memungkinkan warga untuk menyebrangi sungai dalam melakukan Aktivitas pertanian.
Meski pemukiman warga Desa Curup sebagian besar rumah mereka berdesain rumah panggung, yang dari jaman nenek moyang dahulu didesain untuk mengantisipasi banjir dan hal lainnya.
Namun untuk Aktivitas keluar rumah dan menyebrangi genangan Air, warga harus menggunakan perahu atau ban.
Suparlin salah satu warga Dusun III Desa Curup membenarkan bahwa banjir di awal tahun 2024 ini merupakan yang paling parah sejak tahun 2004 Silam.
3 Hari Dilanda Hujan Deras, Sejumlah Desa di Tungkal Jaya & Jalan Lintas Muba Terendam Banjir Parah |
![]() |
---|
Daftar Wilayah di Sumsel Berisiko Banjir, BPBD Sumsel Imbau BPBD Kabupaten Kota Lakukan Mitigasi |
![]() |
---|
Jembatan Hancur Diterjang Banjir, Warga Muratara Buat Perahu Getek Gandeng 13 untuk Angkut Truk |
![]() |
---|
Jembatan di Muratara Hancur Diterjang Banjir Bandang, Warga Buat Perahu Gandeng untuk Angkut Mobil |
![]() |
---|
2 Bulan Banjir di Rantau Bayur Banyuasin, Kini Air Berangsur Surut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.