Berita OKU
Tekan Inflasi, Pj Bupati OKU Sumsel Dorong Kelompok Tani Cabai Tetap Survive
Kelompok Tani Harapan Jaya sudah sukses dengan produksi cabainya, di mana dalam 1 hektarnya dapat mengahasilkan 1 ton cabai.
Penulis: Leni Juwita | Editor: Ahmad Sadam Husen
SRIPOKU.COM, BATURAJA -- Meroketnya harga cabai merah menjadi salah satu penyumbang inflasi di Kabupaten OKU, Sumatera Selatan (Sumsle).
Hal ini mendorong Pj Bupati OKU mendorong petani cabai agar terus survive.
Pj Bupati OKU, H. Teddy Meilwansyah, S.STP., M.M., M.Pd. kepada Sripoku.com, Rabu (10/1/2024) mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan dengan Perum Bulog OKU untuk mengendalikan harga.
“Petani bisa menikmati harga yang pantas dan konsumen juga bisa membeli dengan harga terjangkau,” tegas Bupati.
Saat ini harga cabai di pedagang pengecer di kisaran angka Rp 90.000/kg hingga Rp 100 ribu/kg.
Sedangkan di tingkat petani hanya Rp 25 ribu/kg hingga Rp 30 ribu/kg.
Hal itu, dikatakan Pj Bupati OKU saat meninjau kebun cabai merah di Desa Karya Jaya, Kecamatan Sinar Peninjauan milik Kelompok Tani Cabai Harapan Makmur yang diketuai Sugiyanto.
Kelompok Tani Harapan Jaya sudah sukses dengan produksi cabainya, di mana dalam 1 hektarnya dapat mengahasilkan 1 ton cabai.
Tercatat 12 hektare cabai merah milik Kelompok Tani Cabai Harapan Makmur sepanjang tahun terus berproduksi.
“Bayangkan dari kelompok tani ini saja bisa memproduksi cabai 12 ton/panen, belum dari kelompok lainnya,” puji Teddy dengan wajah sumringah.
Kujungan ke kebun cabai ini diikuti Asisten III Romson Fyri, S.H., M.H., Kepala Dinas Pertanian Ir. Hermin, Kepala Dinas PUPUR Ir. H. Uliah Mahdi, M.M., Kepala Dinas Perikan dan Peternakan Ir. Hj. Tri Aparianingsih dan pihak terkait.
Ketua Kelompok Tani Cabai Harapan Makmur Desa Karya Jaya, Sugiyanto, didampingi Iqbal menuturkan, cabai yang ditanam memiliki keunggulan, di antara lain:
- Cabangnya banyak sehingga buahnya juga banyak
 - Memiliki bentuk tanaman yang tegak.
 - Warna buahnya merah menyala
 - Dapat dipanen saat hijau
 - Tahan virus gemini
 - Toleran penyakit Antraknosa.
 
Menurut Sugiyanto, cabai jenis ini sangat cocok dengan karakteristik tanah di aeral perkebunan cabai Kelompok Tani Cabai Harapan Makmur Desa Karya Jaya.
Untuk membuka satu hekatar kebun cabai, menurutnya, dibutuhkan biaya Rp 30 juta/hektar, mulai dari mencangkul, menanam, pupuk dan biaya perawatan lainnya.
Cabai ini nantinya bisa dipanen sebanyak 30 kali petik selama 6 bulan.
| Bupati-Wabup OKU Penuhi Janji Kampanye, Bagikan Perlengakapn Sekolah kepada Pelajar SD dan SMP | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Tabrakan Maut Yamaha Nmax dan Toyota Cayla di Baturaja, Satu Penumpang Motor Tewas | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Bupati OKU Terima Cinderamata Karikatur dari Sripo-Tribun Sumsel di Acara 'Gebrakan Sang Pemimpin' | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Buruh di Baturaja Tewas Dibunuh di Kontrakan, Korban Sempat Teriak Minta Tolong | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Cabuli Anak di Bawah Umur Pria Dewasa di Baturaja Menginap di Sel, Polisi Amankan CD dan BH Korban | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|

												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.