Anak Angkat Usir Ibu Sambung

Mediasi Berjalan Buntu, Anak Angkat di Banyuasain Tetap Ngotot Kuasai Harta Ibu Sambungnya

Peristiwa anak angkat usir nenek Siti Marbiah dari rumahnya sendiri, ternyata selalu hadir dalam setiap mediasi yang dilakukan. 

Editor: Odi Aria
Sripoku.com
Sudah Dimediasi Berulang Kali, Anak Angkat di Banyuasain Tetap Ngotot Kuasai Harta Ibu Sambungnya 

SRIPOKU.COM, BANYUASIN - Peristiwa anak angkat usir nenek Siti Marbiah dari rumahnya sendiri, ternyata selalu hadir dalam setiap mediasi yang dilakukan. 


Akan tetapi, AY yang bekerja sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit Banyuasin sama sekali tidak mau berbicara.

Perempuan berusia 42 tahun ini hanya mempercayakan kepada beberapa orang yang dibawanya untuk menyangkal semua hal yang dituduhkan kepadanya.


"Setelah kami cari tahu, ternyata orang-orang yang ikut dengan AY ini bukan pengacara atau advokat. Mereka adalah LSM yang selalu mendampingi AY ketika mediasi.

Yang ngomong mereka-mereka itulah, bukan AY," kata kuasa hukum Siti Marbiah, Jallas Boang, Senin (6/11/2023).


Meski langsung ditanya ketika mediasi, lanjut Jallas sama sekali tidak membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan.

Bahkan, mediasi yang dilakukan pada Jumat (3/11/2023) lalu AY ikut hadir, tetapi hanya diam melihat jalannya mediasi dan juga Siti Marbiah yang marah diperlakukan seperti itu. 


Selain itu, AY justru sengaja menutupi wajahnya menggunakan masker. Meski warga sekitar dan keluarga besar Siti Marbiah mengetahui bila itu AY yang turut hadir dalam mediasi. 


"Dari awal mediasi di selalu diam. Tetapi, dari penyampaian orang-orang yang ikut bersama dia, tetap tidak mau menyerahkan sertifikat rumah itu.

Karena dia merasa sertifikat tersebut atas namanya. Walaupun, yang membeli rumah itu uang dari klien kami," jelasnya.

Awal Mula Diangkat Anak

Siti Marbiah membongkar awal mula AY diangkat anak olehnya, ternyata anak angkatnya itu berasal dari keluarg broken home.

Orangtua AY ternyata bercerai hingga membuat Siti Marbiah kasihan yang akhirnya ia angkat jadi anak sambung.

Namun sayang seribu sayang, berharap mendapat kasih sayang dari anak sambung, Siti Marbiah kini malah diusir.

Setelah apa yang ia beri sejak diangkat anak di usia 2 tahun, AY nyatanya tega membuang ibu sambungnya hingga harus menumpang di rumah kerabat.

AY bahkan mengunci semua pintu hingga pagar agar Siti Marbiah tak bisa masuk ke rumahnya sendiri.

Siti Marbiah mengungkapkan, dirinya sudah menganggap AY seperti anak kandungnya sendiri.

Sehingga, ia tidak pernah terpikir untuk berlaku jahat kepada AY.

"Kenal dengan orangtuanya, karena dulu tidak terurus saya kasihan dan sayang sama dia. Jadi, saya berinisiatif untuk mengurusnya sampai besar seperti sekarang," curhatnya, Minggu (5/11/2023).

Nenek Siti Marbiah berharap, dengan dirinya mengasuh dan membesarkan AY bisa menjadi teman dimasa tuanya. Namun, hal tersebut ternyata sangat salah.

Harapannya bisa mendapatkan teman dan ada yang mengurus saat masa tua, pudar setelah diperlakukan AY seperti ini.

Ia tidak habis pikir, kenapa bisa hal itu dilakukan AY terhadap dirinya.

Padahal, selama ini dirinyalah yang mengurus dan menyekolahkannya hingga seperti sekarang ini.

"Kedua orangtuanya pisah, jadi tidak ada yang mengurus. Karena sayang dan kasihan saat itu, ketimbang tidak ada yang mengurus saya mengurusnya. Ternyata, balasannya seperti ini," ungkap Siti Marbiah lirih.

Terlebih, ia banting  tulang untuk dapat menyekolahkan AY hingga dibangku kuliah.

Namun, ternyata balasan yang diterima tidak sesuai apa yang diharapkan.

Terlebih, nasihat yang diberikan malah tidak diterima dan berujung dirinya diusir AY dari rumahnya sendiri.

Awal Masalah Anak Angkat yang Usir Ibu dari Rumah

Sejak umur 2 tahun dirawat, anak angkat usir ibu sambung dari rumahnya sendiri di Banyuasin bermula dari kekesalan.

Kedua belah pihak sempat dimediasi pada Jumat (3/11/2023) yang disaksikan keluarga besar Siti Marbiah serta unsur pemerintahan dan kepolisian.

Sayangnya mediasi itu menemui jalan buntu.

Alasannya, AY enggan memberikan sertifikat rumah kepada Siti Marbiah.

Kendati demikian, pihak Siti Marbiah berinisiatif untuk menempuh jalur hukum.

"Bila nanti tetap tidak menemui titik terang atas masalah yang klien kami hadapi, kami berinisiatif untuk menempuh jalur hukum baik itu pidana maupun perdata," pungkasnya.

Kini, Siti menyesali kebaikannya dibalas buruk oleh anak angkatnya.

Diakuinya, alasan mengangkat AY menjadi anak angkatnya karena ingin diurusi keperluan hidup seperti makan, minum, dan sakit sampai meninggal nantinya.

"Aku tu mintak luroi dengan die tu make nye ku hibah ken same dia (Aku minta diurusi hidup sama AY, makanya aku hibahkan ke dia)," sesal Siti.

"Tapi kenyataanya AY tidak mengurusi aku, malahan saya diusir dari rumah, rumah di gembok, pintu pagar digembok, aku tidak diurusinya," sambungnya.

"Jangankan untuk dikasih sayangi malahan saya seperti dibuat pembantu selama ini, aku tak tahan lagi aku ngomong dengan dulur anak buah ku," tambahnya.

Dia menambahkan, saat ini tingal di rumah saudaranya dan akan membatalkan surat hibah dan sertifikat yang dihibahkan dengan AY.

"Sekarang saya tingal di rumah dulur ku Aku akan membatalkan surat hibah dan sertipikat yang aku hibahkan dengan die permahsalahan ini saya serahkan dengan kuasa hukum saya," Ujar Siti Marbiah.

Sementara, Rozi pihak kelurahan menyampaikan bahwa permasalahan ini sering terjadi.

"Kami juga sering memfasilitasi untuk mediasi di kelurahan tapi hasilnya tetap sama tidak menemukan titik tempuh," katanya.

Dia berharap sebagai pihak pemerintah setempat dapat segera menyelesaikan masalah ini dan juga menempuh dengan jalur kekeluargaan.

Disumpahi Siti Marbiah

Siti Marbiah (73) benar-benar sakit hati dengan tindakan anak angkatnya, AY yang memperlakukannya sebagai pembantu hingga berujung pengusiran.

Padahal Siti Marbiah sudah merawat AY sejak sang anak angkat itu masih berusia 2 tahun.

Maka Siti Marbiah bersumpah-serapah agar AY tidak selamat hidupnya.

Ucapan Siti Marbiah itu terjadi setelah AY mengusirnya dari rumah miliknya sendiri.

Bahkan Siti Marbiah sudah lama memendam kekecewaan karena anak angkatnya memperlakukannya bak pembantu.

Emosi Siti Marbiah tidak tertahankan ketika terjadi mediasi yang disaksikan puluhan warga dan seorang polisi.

"Alangke lemaknya kamu, aku yang punyo rumah (alangkah enaknya kalian, aku yang punyo rumah)," ucap Siti Maribiah dalam video yang dilihat Sripoku.com, Minggu (5/11/2023).

Rongrongan emosi langsung menggerogoti raga Siti Marbiah hingga lemas, sehingga sejumlah orang bergagas membawanya meninggalkan lokasi mediasi.

Awalnya sempat menolak, tetapi Siti Marbiah hanya memasrahkan diri saat dibawa meninggalkan kerumuan.

Dengan tenaga yang masih bersisa, perempuan lanjut usia masih tetap memperjuangkan rumah miliknya.

Hingga akhirnya keluar sumpah-serapah dari mulut Siti Marbiah kepada anak angkatnya.

Sementara si anak angkat Siti Marbiah tampak terdiam dengan sumpah-serapah ibu sambungnya yang sudah membesarkannya.

"Kau dak selamat seumur hidup, kau makan harta aku. (Kamu tidak selamat seumur hidup, kau makan harta aku)," ujar Siti Marbiah dengan terengah-engah seraya dibawa pergi meninggalkan lokasi mediasi.

Selepas Siti Marbiah pergi, mediasi tetap berjalan.

Akan tetapi mediasi berjalan alot dan ini masih belum menemukan titik terang.

Sosok Ay Anak Angkat Siti Marbiah

Sosok AY anak angkat yang tega mengusir Siti Marbiah dari rumahnya di Banyasin, Sumatra Selatan punya profesi di bidang kesehatan.

AY mengusir Siti Marbiah yang notabene ibu angkatnya sendiri setelah diketahui menahan sertifikat rumah.

Sedikit terkuak, AY sendiri bekerja sebagai honerer tenaga kesehatan.

Saat ini, AY masih bekerja sebagai tenaga kesehatan yang berstatus honorer di Kabupaten Banyasin, Sumsel.

Dikatakan AY sudah mengikuti seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang baru lulus tahap administrasi.

"Sekarang masih honor dan sedang mengikuti seleksi PPPK. Dari laporan, baru lulus tahapan administrasi," kata pimpinan tempat AY bekerja dikutip Tribun Sumsel, Minggu (5/11/2023).

Pimpinan yang tidak disebutkan namanya itu sangat menyayangkan kejadian itu.

Kendati urusan pribadi, seharusnya AY tidak bersikap demikian.

Disamping itu, pimpinan menilai sikap AY tidak manusiawi, walau ibunya bukan ibu kandung.

Sebab di mata pimpinan itu, sang ibu berjasa besar telah membesarkan AY hingga dapat bekerja.

Sudah dinasihati, pihak pimpinan menuturkan AY masih kukuh dengan pendiriannya.

"Tidak bisa ikut campurlah, karena itu urusan pribadi. Kami sudah berusaha untuk menasihati, tetapi tetap pada pendiriannya," katanya. 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved