Mimbar Jumat
Menjadi Pendidik Profesional untuk Memperkuat Generasi Milenial yang Rahmatan Lil Aalamien
Pendidikan keterampilan berperan untuk membantu memasuki dunia kerja, sedangkan pendidikan spiritual dan akhlak berfungsi sebagai jiwa.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Tujuan pendidikan harus memanusiakan manusia, kurikulum dirancang bersama guru dan peserta didik, proses belajar mengajar berlangsung secara manusiawi dan menyenangkan; tenaga pendidik yang profesional, hangat, menarik, inspiratif, humoris dan menyenangkan; pelayanan yang adil, manusiawi dan menyenangkan, serta lingkungan yang bersih, tertib, aman, nyaman, dan inspiratif.
Kedua, mengembangkan pendidikan kewirausahaan serta membangun kemitraan antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dan industri. Pengembangan pendidikan kewirausahaan ini pun harus tercermin pada semua komponen pendidikan. Tujuan pendidikan harus mencakup mempersiapkan lulusan agar bisa hidup di masyarakat; dalam kurikulum harus dimuat mata pelajaran teori dan praktek membuka usaha produk barang dan jasa, tenaga pendidiknya juga harus melibatkan kalangan praktisi.
Ketiga, mengembangkan ilmu-ilmu sosial yang profetik, yaitu ilmu sosial yang tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena sosial, tetapi juga memberikan petunjuk ke arah mana transformasi itu dilakukan. Tidak hanya mengubah demi perubahan, tetapi mengubah berdasarkan cita-cita etik dan profetik tertentu. Yaitu cita-cita yang dimanahkan Allah dalam surat al-Imron ayat 110. (Engkau adalah umat terbaik yang diturunkan di tengah manusia untuk menegakkan kebaikan, mencegah kemungkaran (kejahatan), dan beriman kepada Allah).
Ada tiga unsur paradigma profetik yang terdapat dalam ayat itu, yaitu Humanisasi yang artinya memanusiakan manusia dan implementasi dari nilai amar ma’ruf; liberasi yang berarti pembebasan dan merupakan implementasi dari nilai nahyi munkar; dan transendensi yang merupakan implementasi dari nilai tu’minuuna billahi. (Anisa et al., 2021).
Keempat, memasukkan materi pelajaran tentang toleransi beragama dan pluralisme. Tujuannya agar peserta didik mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang keragaman dalam beragama dan memiliki sikap toleransi dalam beragama.
Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijaya Post di bawah ini:

Rasa kasih sayang dan kemanusiaan harus menjadi dasar di atas semua sikap peserta didik, sehingga tujuan utama agama Islam untuk memanusiakan, memuliakan, mengasihi, dan mensejahterakan manusia dapat terlaksana.
Untuk berbagai faktor yang bisa memicu terjadi konflik antara penganut agama, seperti perbedaan doktrin, kegiatan dakwah, pendirian rumah ibadah, dan sikap-sikap abad pertengahan,yaitu tertutup, sektarian, dendam, benci, dan rasa permusuhan harus dibuang dan diganti dengan sikap yang senantiasa mencari titik temu dengan mengedepankan sikap yang inklusif, toleran, moderat, pemaaf, saling menghormati, berbaik sangka, dan tolong menolong.
Kelima, mengajarkan Islam yang moderat sebagaimana yang telah menjadi mainstreaming Islam yang dianut mayoritas muslim di Indonesia sebagaimana yang dirumuskan kalangan Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan organisasi keislaman lainnya. Di dalam paham Islam aswaja ini,perbedaan pendapat sangat dihormati, tidak ada klaim kebenaran mutlak, yang memiliki kebenaran mutlak hanya Tuhan, dan tidak saling mengkafirkan.
Keenam, mengembangkan pendidikan yang seimbang antara kekuatan penalaran dan pengembangan wawasan intelektual, yang meliputi penguasaan sains dan teknologi(head), pengembangan spiritualitas dan akhlak mulia (heart), dan keterampilan bekerja vokasional (hand), yang antara satu dan lainnya saling menopang. Akal pikiran berperan memberikan landasan rasional, pendidikan keterampilan berperan untuk membantu memasuki dunia kerja, sedangkan pendidikan spiritual dan akhlak berfungsi sebagai jiwa.
Wallahu a’lam bisshowab. (*)
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.