Berita Palembang

Kasus Kematian Ibu dan Bayi di Muratara Berakhir Damai, Dinkes Imbau Tenaga Medis Diberi Insentif

Pemerintah Provinsi Sumsel telah menurunkan tim khusus untuk melakukan investigasi terkait kasus kematian ibu dan bayi yang meninggal di Muratara

Editor: bodok
SRIPOKU.COM/Ts Linda Trisnawati
Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal sekaligus Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Trisnawarman saat menjelaskan hasil laporan investigasi kasus kematian ibu dan bayi yang meninggal di Muratara, Selasa (13/6/2023) 

Petugas memeriksa kondisi pasien dan didapatkan tekanan darah pasien meningkat. Dua jam kemudian pasien kejang, petugas membawa pasien ke Puskesmas terdekat (Puskesmas Karang Jaya) dan dilakukan stabilisasi pasien di Puskesmas tersebut. 

Pukul 09.25 WIB pasien tiba di IGD RS AR Bunda dalam keadaan kejang dan tidak sadarkan diri dilakukan tatalaksana kegawatdaruratan oleh dokter jaga RS, tetapi kondisi pasien semakin memburuk dan pada pukul 09.37 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia.

"Dari hasil kesimpulan kondisi geografis sulit dijangkau dan termasuk daerah terpencil. Sarana Prasarana dan alat kesehatan sudah memenuhi standar minimal, yaitu sebesar 60 persen," katanya.

Lalu, SDM Kesehatan di Puskesmas Pauh masih terdapat kekurangan tenaga dokter dan dokter gigi. Sebagian besar SDM kesehatan di Puskesmas Pauh Non ASN.

Pelayanan kesehatan ibu hamil sudah dilakukan sesuai standar, didapatkan faktor resiko yang menjadi penyulit pada proses persalinan yaitu tinggi badan 145 cm.

Pelayanan persalinan tidak bisa dilaksanakan di Puskesmas karena tidak ada kemajuan proses persalinan, sehingga pasien perlu dirujuk ke Rumah Sakit.

Terjadi perburukan kondisi pasien selama perjalanan ke Rumah Sakit, terlebih lagi ambulance sempat tergelincir. Untuk itu sempat ganti mobil dan pasien meninggal di Rumah Sakit.

"Untuk itu rekomendasinya untuk Pemkab Muratara agar meningkatkan infrastruktur akses jalan ke fasilitas kesehatan dan menguatkan jaringan komunikasi dalam menunjang pelayanan kesehatan terutama di daerah terpencil dan daerah perbatasan," katanya.

Lalu melengkapi sarana, prasarana, alat kesehatan, memenuhi kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan; melakukan pemeliharaan sarana prasarana dan alat kesehatan.

"Memenuhi SDM kesehatan sesuai standar, memberikan insentif yang lebih besar untuk SDM kesehatan di daerah terpencil. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan melalui pelatihan, seminar ataupun workshop berbasis kompetensi," tuturnya.

Kemudian, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak sesuai standar secara berkesinambungan serta melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait.

Memastikan setiap daerah memanfaatkan rumah tunggu kelahiran dan menganggarkan biaya keluarga yang mendampingi.

Menguatkan alur pelaporan, khususnya kematian ibu dan bayi secara kooperatif dari setiap pihak, sehingga setiap kasus terlaporkan dan tervalidasi dengan tepat.

Pembinaan terhadap bidan terkait dan tenaga kesehatan lainnya di Puskesmas Pauh sehingga kasus kematian ibu,  kematian bayi, dan kasus- kasus lainnya tidak  terjadi lagi.

Terakhir, mendorong Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara untuk mengembangkan Puskesmas Pauh menjadi Puskesmas mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED).

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved