Mutiara Ramadhan

Mutiara Ramadhan: Tawakkallah! Kamu bukan Superman!

Tawakal harus didahului dengan ikhtiar atau usaha yang sungguh-sungguh, bukan justru meninggalkan usaha sama sekali dan hanya bergantung kepada Allah.

Editor: Bejoroy
istimewa
Ahmad Walebi SUd, MSi (Lembaga Kajian dan PDL Yayasan Izzatuna Palembang) 

Oleh: Ahmad Walebi SUd, MSi
(Lembaga Kajian dan PDL Yayasan Izzatuna Palembang)

SRIPOKU.COM -- MANUSIA sering kali tidak menyadari bahwa dalam menghadapi persoalan hidup penuh dengan keterbatasan. Disisi lain manusia diciptakan dengan keinginan yang tiada batas, tapi kemampuan dirinya untuk memenuhi kebutuhan itu serba terbatas. Sementara yang sering dipertontonkan adalah karakter supermen atau superwomen yang berpura-pura mampu dalam segala hal.

Ketika kesadaran akan keterbatasan tidak dimunculkan, akhirnya yang terjadi adalah kekecewaan bahkan frustasi. Fatalnya lagi ketika diuji dengan keberhasilan manusia menjadi angkuh dan lupa diri. Sebaliknya ketika diuji dengan kegagalan manusia menjadi kehilangan percaya diri dan putus asa.

Maka jalan satu-satunya bagi manusia dalam merespon realita hidupnya adalah dengan bersandar penuh kepada Dia yang Maha tiada batas. Kesadaran bersandar kepada-Nya inilah yang lebih dikenal dalam konsep agama dengan istilah Tawakkal.

Konsep tawakkal mengajarkan bahwa segala sesuatu Allah yang menentukan. Karenanya manusia harus menyerahkan sepenuhnya kepadaNya dalam penentuan. Manusia hanya diberikan kebebasan sekaligus tanggung jawab ikhtiyar. Tapi yang menjatuhlan palu ketentuan tetap Dia yang merajai langit dan bumi.

Sementara itu dunia yang penuh keterbatasan itu juga ditandai dengan ketidak menentuan (uncertainty). Sehingga pada akhirnya manusia dalam menjalani hidupnya memerlukan pegangan yang pasti.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Puasa sejatinyamengajarkan nilai tawakkal yang tinggi, dengan puasa kita akan tersadarkan bahwa kepemilikan dan kekuasaan kita itu bersifat relatif. Yang absolute dalam kepemilikan dan kekuasaan hanya Allah SWT. Maka kita ridho taat kepadaNya ketika kita dilarang untuk menikmati apa yang kita anggap dalam kekuasaan kita.

Hakikat pengakuan dan kesadaran itu tersimbolkan dalam ketaatan untuk menahan diri dari makan dan minum, dan lain-lain yang dianggap ada dalam kepemilikannya. Tapi secara hakikat ada dalam kuasa Allah SWT.

Dengan puasa kita akan tersadarkan bahwa kepemilikan dan kekuasaan kita itu bersifat relatif. Yang absolute dalam kepemilikan dan kekuasaan hanya Allah SWT. Maka kita ridho taat kepadaNya ketika kita dilarang untuk menikmati apa yang kita anggap dalam kekuasaan kita.

Kesadaran tertinggi dari realita di atas adalah menyadari secara totalitas bahwa kita tiada daya dan kekuatan kecuali denganNya Yang Maha Kuat (laa haula wa laa quwwata illa billah).

Tawakkal menjadi jawaban untuk menghadapi kehidupan di zaman sekarang yang semakin kompleks dan menantang, agar kuat melanjutkan perjalanan di lorong-lorong kehidupan yang semakin sempit dan sumpek, Allah Swt berfirman: "Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."

Tawakal bukanlah pasrah. Tawakal harus didahului dengan ikhtiar atau usaha yang sungguh-sungguh, bukan justru meninggalkan usaha sama sekali dan hanya bergantung kepada Allah Swt. Semoga madrasah Ramadan kali ini dapat mengajarkan kepada kita akan pentingnya tawakkal kepada Allah Swt, sehingga kita benar-benar yakin bahwa Allah Swt pasti mencukupkan kita dan memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan kita. Aamiin YRA. (*)

Update COVID-19 13 April 2023.
Update COVID-19 13 April 2023. (https://covid19.go.id/)
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved