Berita Lahat

Tak Ada Izin dan Jauh, Angdes Ogah Ngetem di Terminal Dadakan Pelataran Masjid Al Muttaqin Lahat

Para sopir angdes tak mau mangkal dilokasi itu karena banyaknya permasalahan terkait terminal dadakan tersebut.

Penulis: Ehdi Amin | Editor: Ahmad Farozi
ehdi amin/sripoku.com
Terminal dadakan di pelataran Mesjid Al Muttaqin Lahat untuk angkutan pedesaan (Angdes) jurusan Lahat - Satuan Pemukiman (SP) Kikim Area, kini mulai ditinggalkan. Saat ini hanya beberapa gelintir angdes saja yang mangkal, karena sebagian besar sopir angdes ogah ngetem di terminal tersebut. 

SRIPOKU.COM, LAHAT - Terminal dadakan di pelataran Mesjid Al Muttaqin Lahat untuk angkutan pedesaan (Angdes) jurusan Lahat - Satuan Pemukiman (SP) Kikim Area, kini mulai ditinggalkan.

Saat ini hanya beberapa gelintir angdes saja yang mangkal, karena sebagian besar sopir angdes ogah ngetem di terminal tersebut.

Para sopir angdes tak mau mangkal dilokasi itu karena banyaknya permasalahan terkait terminal dadakan tersebut.

Persoalannya antara lain, mangkal atau ngetem di terminal dadakan itu tidak dapat izin dari pengurus masjid.

persoalan lainnya, warga sekitar juga tidak setuju lokasi itu jadi terminal.

Kemudian mahalnya iuran untuk bergabung di terminal, mahalnya iuran perbulan yang diminta pengelola terminal, hingga sepinya penumpang yang mau ke lokasi tersebut.

Imbasnya, area depan Balai Yasa di Jalan Prof Dr Emil Salim, yang seharusnya jadi area steril tanpa pedagang kaki lima (PKL), justu jadi terminal bayangan.

"Sudah mulai sepi, paling hanya empat angdes setiap hari di sini," ujar Tian, sopir angdes jurusan Kikim Area, dibincangi di area pelataran parkir Majid Al Muttaqin, Junat (24/2/2023).

"Penumpangnya masih ada, tapi banyak yang malas datang ke sini," sambungnya.

Sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) Lahat, Andi Syahrial menyebutkan, organda tidak terlibat dalam pengurusan terminal.

Keberadaan terminal merupakan ranah Dinas Perhubungan (Dishub) Lahat.

Namun pelaku usaha angkutan menginginkan adanya terminal yang layak, dilengkapi fasilitas, seperti adanya toilet, dengan retribusi yang terjangkau.

"Kita juga tidak membenarkan adanya terminal disembarang tempat, atau terminal bayangan," kata Andi, Jumat (24/2/2023).

"Tapi pihak terkait seharusnya berikan solusi. Dengan menyediakan terminal yang layak, dekat dengan pusat keramaian tempat penumpang berada," ujarnya.

Andi mengaku, dengan kondisi yang ada, wajar saja jika banyak sopir yang enggan masuk terminal pelataran parkir Majid Al Muttaqin.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved