DULU Tukang Cuci Piring, Kini Owner 40 Gerai Bar di Amerika, Kisah Sukses Mantan Pemain Sepak Bola
Meski dulunya cuma tukang cuci piring di sebuah restoran Amerika Serikat, kini ia menjadi owner 40 gerai restoran.
Ia kemudian juga sempat kerja sebagai pelayan di restoran waralaba Genghis Grill. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia juga bekerja untuk perusahaan makanan Pretzel dan jaringan waralaba Potato Corner sebagai manajer distrik yang bertugas memperbaiki kinerja penjualan cabang-cabangnya.
Di Potato Corner inilah Dipo mulai memberanikan diri untuk terlibat tidak hanya sebagai pegawai tapi juga pemilik salah gerainya. Iseng-iseng, ia mengajukan tawaran kepada salah satu bosnya untuk memberinya kesempatan mengambil alih kepemilikan sebuah gerai Potato Corner yang sedang kesulitan di Albuquerque, New Mexico.
Karena Dipo tidak punya modal, ia meminta bosnya menanamkan modal, sementara kontribusi Dipo adalah bekerja untuk mengelolanya tanpa mendapat gaji.
“Aku mau offer fifty-fifty aku bilang. Kamu taruh duit, aku jalanin. Tapi aku tidak ambil salary. Jadi kalau kamu hilang duit, aku juga hilang duit. Tapi aku kerja mati-matian sampai toko itu berhasil,” imbuhnya.
Ya, Dipo berhasil, dan ia tidak hanya puas dengan satu melainkan dua gerai. Setelah itu sepak terjang Dipo seperti tidak terbendung. Ia sempat mencoba membuka gerai waralaba Jerky Guy, namun kemudian ditinggalkannya.
Ia kemudian membuka waralaba Paleta Bar. Di bisnis yang disebut terakhir inilah Dipo mencetak sukses besar. Sejak ia membuka Paleta Bar pertama di dekat Coronado Mall pada Juni 2017, ia kini memiliki 40 gerai yang tersebar di tujuh negara bagian di AS.
Paleta, dalam bahasa Spanyol artinya "tongkat kecil", adalah es loli versi Meksiko, tetapi dibuat dengan bahan-bahan segar dan dilengkapi berbagai topping.
Isaac Sandoval, seorang pengusaha di binis layanan kesehatan dan rel estat di Albuquerque mengaku kagum dengan keberhasilan Dipo. Dan, dia pula yang menominasikan Dipo untuk mendapat penghargaan orang-orang berprestasi di bawah usia 40 tahun di kota itu yang disebut “40 Under 40”. Nominasi yang diajukannya membuahkan hasil, dan Dipo tahun ini masuk daftar bergengsi itu.
“Ia pekerja keras. Mentalitas kerja yang dimilikinya sungguh mengagumkan. Saya sendiri mengetahui dia sewaktu tanpa sengaja mendengarkan sebuah podcast soal Dipo. Dia ternyata pemilik Paleta Bar."
"Dan kebetulan saya, istri, dan anak-anak saya hampir setiap hari pergi ke Paleta Bar untuk membeli es krim. Saya sungguh mengagumi jiwa kewirausahaannya. Paleta Bar berkembang luar biasa cepat,” komentarnya. Sandoval mengatakan, jarang sekali pengusaha, khususnya wirausahawan, seperti Dipo mendapat pengakuan masyarakat.
Orang-orang yang mendapat penghargaan “40 under 40” itu biasanya adalah mereka yang aktif bersosialiasi atau ber-networking. Padahal, katanya, wirausahawan seperti Dipo dan dirinya punya kontribusi besar karena menciptakan lapangan pekerjaan, meski tidak punya banyak waktu untuk bersosialisasi karena tuntutan kerja.
Sandoval sendiri masuk dalam daftar bergengsi itu pada tahun 2020, di usia 38 tahun.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
