MASUK Sehat, 3 Hari Kemudian Tinggal Nama,Tubuh Tahanan Narkoba Membiru, Keluarga Diperas Rp 25 Juta
Bukan cuma itu saja, diduga sejumlah penyidik turut menganiaya Zailani saat pemeriksaan berlangsung.
"Jadi saya cek kesana, dia dirawat di ruangan yang buruk. Kondisinya pun sudah tidak bergerak," kata Feni.
Karena kondisinya makin memburuk, dokter pun memindahkan Zailani ke ruang ICU untuk dilakukan perawatan medis.
Namun, lanjut Feni, kala itu ia melihat kondisi tubuh suaminya banyak terdapat luka bakar seperti bekas sundutan rokok.
"Kalau lihat secara logika, secara pribadi, ini seperti macam dipukuli, dicekik atau diapakan gitulah, macam disulut-sulut api rokok luka nya. Ada yang bolong-bolong, ada yang ini gosong lukanya," ucapnya.
Setelah Zailani menjalani perawatan selama tiga hari di RS Bhayangkara Tingkat II Medan, pada Minggu, 26 Desember 2021, Zailani mengembuskan nafas terakhirnya.
Zailani meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan, dan saat itu keluarga diminta menandatangani surat pernyataan, yang isinya tidak akan menuntut siapapun atas kematian Zailani.
"Meninggalnya sekira pukul 10.00 WIB. Prosesnya panjang sampai jam 02.00 WIB kami ditahan di sana. Disuruh tanda tangan surat, bahwasanya kalau kami dari keluarga enggak bisa nuntut orang itu, saya tanda tangani. Saya berpikiran karena supaya suami saya cepat pulang," pungkasnya.
Ngaku Lagi Ngurus Sekolah
Zailani, tahanan narkoba yang tewas dengan kondisi mengenaskan merupakan tangkapan petugas Polsek Medan Kota.
Saat menjalani penahanan di Polsek Medan Kota, Zailani mengaku diminta uang Rp 25 juta oleh penyidik.
Kapolsek Medan Kota, Kompol Rikki Ramadhan ketika dikonfirmasi terkait kematian Zailani dan kasus dugaan pemerasan ini tengah sibuk mengurus pendidikannya di kepolisian.
"Gue lagi di Polda (Sumut) ngurus sekolah. Ntar Kanit (Reskrim) gue suruh jelasin dan liatin ya," katanya singkat.
Sebelumnya, kasus serupa juga pernah dialami tahanan Polsek Medan Kota lainnya bernama Aryes Prayudi Ginting.
Pada Agustus 2021, Aryes Prayudi Ginting yang ditangkap petugas Polsek Medan Kota juga tewas lebam-lebam.
Menurut istri Aryes Prayudi Ginting, Fitri, suaminya sempat dimintai uang oleh penyidik Polsek Medan Kota.
Jumlah uang yang diminta Rp 25 juta.