Wawancara Eksklusif
Jelang 3 Tahun Kepemimpinan Herman Deru di Sumsel, Tanya Masyarakat, Dekat Nggak sih dengan Saya?
Saya memilih yang merata, meskipun meratanya tidak terlihat jelas seperti pembangunan yang prioritas.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Soegeng Haryadi
Apa yang paling diingat dari sosok Percha sewaktu kecil?
Percha satu-satunya anak saya yang saya ajak naik truk saat saya pertama kali meniti kehidupan. Percha ikut dalam proses karir saya mulai dari jadi pengusaha sampai sekarang.
Apakah dengan makamnya yang selalu ramai, menjadi gambaran bagaimana baik dan dekatnya Almarhumah kepada siapa saja?
Percha itu begitu hebat habluminanas-nya, sehingga begitu mengena dihati orang. Terbukti mulai dari masyarakat biasa sampai kepala daerah terus berdatangan berziarah ke makam Almarhumah. Pak Presiden pun waktu nelpon saya menanyakan Percha. Mudah-mudahan simpatinya Percha itu menjadi inspirasi bagi semua orang khususnya bagi saya.
Apakah bapak menilai kepergian Almarhumah merupakan musibah?
Ini bukan musibah tetapi ujian, agar kita bisa tetap tangguh menghadapi roda kehidupan dan roda pengabdian. Meski fisiknya sudah tidak ada bersama kita, tetapi saya yakin jiwa dan semangatnya tetap ada disamping kita.
Kepergian Percha merupakan pukulan terbesar pak Gubernur, apakah saat ini bapak sudah move on 100 persen?
Saya ini move on-nya belum 100 persen. Setiap ngomong soal Percha air mata saya saja masih netes. Tetapi kita belajar untuk me-recovery ini untuk bisa tetap tangguh. Spirit dia itu menjadi bekal untuk kita terus maju. (oca)