Wawancara Eksklusif
Jelang 3 Tahun Kepemimpinan Herman Deru di Sumsel, Tanya Masyarakat, Dekat Nggak sih dengan Saya?
Saya memilih yang merata, meskipun meratanya tidak terlihat jelas seperti pembangunan yang prioritas.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Soegeng Haryadi
1 OKTOBER nanti, tepat tiga tahun Gubernur Sumsel Herman Deru memimpin Provinsi Sumatera Selatan. Di dua tahun kepemimpinannya, Herman Deru dihadapkan dengan Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, termasuk Sumsel. Namun, berkat ketangguhan dan kedekatannya dengan masyarakat, ia dapat membuat pembangunan di Sumsel berjalan secara merata. Simak wawancara eksklusifnya dalam Ngopi Sore (Ngobrol Pintar Sore-sore) yang dipandu Kepala Newsroom Sripo-Tribun Sumsel Hj L Weny Ramdiastuti.
********
Apa yang Anda rasakan setelah hampir tiga tahun memimpin daerah ini?
Saya bersyukur pernah menjabat sebagai bupati, pengalaman ini saya jadikan guru untuk memimpin Sumsel. Setelah menjadi Gubernur, ini menjadi lahan bagi saya untuk memperluas pengabdian terhadap Bumi Sriwijaya.
Selama tiga tahun menjabat, apa citra yang sudah terbangun dari sosok seorang Herman Deru?
Ada tiga target saya. Kedekatan Herman Deru dengan masyarakat, pembangunan merata dan jadi sosok yang dibanggakan masyarat.
Tanyakan saja ke masyarakat dekat nggak sih dengan saya. Apakah pak gubernurnya membatasi jika ingin bertemu. Dari hasil sejumlah survei, saya termasuk pemimpin yang dekat dengan masyarakat.
Soal pembangunan, itukan hal yang normatif dilakukan pemimpin daerah. Lalu apa keunggulan seorang Herman Deru?
Setiap pemimpin itu membangun, hanya saja ada yang prioritas dan ada yang merata. Saya memilih yang merata, meskipun meratanya tidak terlihat jelas seperti pembangunan yang prioritas. Tetapi pembangunan merata ini dirasakan oleh masyarakat.
Pembangunan di bidang apa yang merata menurut Anda?
Tanya dengan masyarakat, sekarang konektivitas jalan di Sumsel mulai dari antar kecamatan hingga antar daerah sudah terkoneksi dengan baik. Pembangunan kita sangat dominan di bidang infrastruktur khususnya jalan.
Apakah pembangunan jalan infrastruktur jalan di Sumsel juga ada peran dari Bupati/Walikota di Sumsel?
Jadi, ketika saya canangkan pembangunan jalan kepala-kepala daerah di Sumsel mereka ikut. Karena, tentu mereka tidak mau dibebani dipertanyakan rakyatnya. Ternyata alhamdulilah Bupati/Walikota mau ikut andil membangun infrastruktur jalan. Dimana infrastruktur itu ada kewajiban, kecamatan, desa, daerah dan provinsi.
Target Anda ketiga adalah jadi sosok membanggakan bisa dijelaskan?
Pemimpin itu harus jadi sosok membanggakan bagi masyarakatnya. Pemimpin harus dekat dengan rakyat, jadi sosok yang kuat dan jadi sosok yang membangun.
Tanggal 1 Oktober nanti, tepat tiga tahun Anda memimpin. Apa gebrakan yang akan Anda buat disisa kepemimpinan Anda?
Setelah 1 Oktober akan ada sesuatu yang akan kita jadikan ikonik. Tetapi untuk saat ini masih saya rahasiakan. Yang jelas hal ini masih akan berkaitan dengan tiga target tadi. Kita akan perkuat sektor yang diinginkan masyarakat.
Memimpin daerah dengan kondisi Pandemi tentu tidak mudah, bagaimana Anda menilainya?
Pandemi ini ujian ketangguhan, iman, ketakwaan, spirit dan ekonomi.
Maka kelima point ini selalu beriringan. Pandemi ini ujian bukan musibah tetapi ujian. Sumsel harus tetap tangguh.
Lantas, apa yang dilakukan Pemprov Sumsel untuk menanggulangi Covid-19?
Salah satu cara kita untuk menangkan Covid-19 ini adalah dengan vaksin. Terserahlah saya sering dibilang orang balel atau berlebihan bicara soal Covid-19. Memang adanya begitu, maka itulah saya terus ngotot meminta kepada pemerintah pusat pengadaan vaksin untuk Sumsel. Vaksin inilah media kita untuk semangat pulih dari penyakit dan keterpurukan ekonomi.
Selanjutnya, Sumsel akan berlaga di PON Papua XX. Apa yang Anda janjikan dan berapa bonus bagi para atlet jika meraih emas?
Untuk atlet peraih medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX Papua kalau berhasil meraih medali emas Rp300 juta bonusnya. Bahkan medali emas untuk PON ke-XX Papua ini, bukan hanya sebatas atlet yang dijanjikan bonus tapi termasuk didalamnya pelatih dan setiap unsur kontingen.
Sebelumnya bonus emas PON hanya Rp 200 juta, lalu kenapa dinaikkan menjadi Rp 300 juta?
Dengan adanya inisiasi pemberian bonus ini, para atlet Sumatera Selatan diharapkan dapat bertanding secara maksimal dengan segala kemampuan yang dimiliki. Sehingga akhirnya mampu mempersembahkan prestasi gemilang diperhelatan olahraga nasional ini.
Lalu di PON apa yang Anda targetkan untuk kontingen Sumsel?
Paling tidak lebih baik dari capaian PON 2016 lalu, yang mana kita hanya berhasil membawa pulang enam mendali dan finis diperingkat 21 nasional. Tentu prestasi terbaik yang diharapkan, target saya tidak muluk-muluk paling tidak bisa finish diperingkat 10 besar.
Seperti diketahui sudah sebulan kepergian putri tercinta bapak, Almarhumah Percha Leanpuri berpulang. Sepertinya Anda sudah mulai menata hati kembali.
Percha itu hadiah paling indah diberikan Allah SWT kepada kami. Dia lahir di usia saya yang masih 18 tahun. Percha ini cucu pertama perempuan di keluarga ayah saya. Percha tumbuh sebagai anak sesuai dengan budi pekertinya yang baik. Beberapa sifatnya itu terdapat modernisasi dan ke tradisionalan. Meski sekolah diluar negeri ia tetap tidak pernah melupakan kearifan lokal.