Berita OKI

Pilunya Hati Pasutri di OKI, 3 Buah Hatinya Bergilir Alami Step, Satu Meninggal Dua Kini Lumpuh Layu

"Jadi dulu anak saya yang pertama juga menderita penyakit lumpuh layu yang disebabkan oleh step, saat usianya hampir setahun,"

Editor: Refly Permana
tribunsumsel.com/nando
Keadaan buah hati pasangan Eka Sri (55) dan Hamdi (63) yang berasal dari Desa Awal Terusan Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tidak seberuntung anak dari keluarga lainnya, Selasa (24/8/2021) siang. 

Penulis: Nando

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Kondisi buah hati pasangan suami istri di OKI bernama Eka Sri (55) dan Hamdi (63) memilukan. Betapa tidak, tiga anaknya bergantian mengalami step hingga satu meninggal dunia.

Kini, Eka Sari dan Hamdi memilikin tiga anak, dimana dua dari tiga anak warga Desa Awal Terusan, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten OKI ini sudah bertahun-tahun menderita lumpuh layu.

Alhasil, Marlina (30) dan adiknya bernama Senen (25) harus menghabiskan sebagian besar masa hidup mereka di atas kasur.

Meskipun demikian, perjuangan sang Ibu dan ayah serta anak-anaknya ini bahkan menjadi inspirasi banyak orang.

Ketika disambangi di kediamannya Selasa (24/8/2021), Eka Sari terlihat sibuk menyuapi sebungkus roti dan memberikannya kepada anaknya Marlina dan membuatkan secangkir kopi untuk Senen.

Dikatakannya, setiap harinya kesibukan memenuhi dan mengurus segala kebutuhan kedua anaknya, mulai dari memberikan makan, mengganti pakaian, memandikan, bahkan hingga buang air.

"Kami bergantian mengurusinya, kalau saya dan suami sedang bekerja di sawah, maka sementara saya titipkan ke tetangga. Sedangkan kalau anak saya yang ketiga sudah pulang sekolah, ya gantian dia menjaga kakaknya," jelasnya, Selasa (24/8/2021) siang.

Dijelaskan Eka, bahwa kedua anaknya tersebut bukan karena manja, tapi dikarenakan mereka tidak mampu melakukannya sendiri. 

Jangankan makan dan minum, untuk mengangkat tangan dan kakinya saja sudah tidak bisa lagi atau kesulitan.

"Sejak belasan tahun silam mereka lumpuh. Seluruh anggota tubuhnya kaku tidak bisa lagi diluruskan. Banyak orang ngomong sih kurang gizi, dan menderita lumpuh layu," tutur dia.

Tidak Ada Uang untuk Berobat Anak Sakit Step, Pemuda di Palembang Gelapkan Motor Paman

Jika mengingat masa silam, penyakit lumpuh layu itu berawal dari penyakit step atau kejang pada anak yang dipicu oleh demam, bukan kelainan di otak (kejang demam biasanya terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun).

"Jadi dulu anak saya yang pertama juga menderita penyakit lumpuh layu yang disebabkan oleh step, saat usianya hampir setahun.

Ketika umur 10 tahun dia meninggal.

Kemudian Marlina anak kedua saya juga mengalami step disaat usia 6 bulan, saya sudah bawa ke beberapa dukun dan tukang pijat. Namun tidak dapat disembuhkan hingga mengalami lumpuh layu sampai sekarang.

Sedangkan Senen yaitu anak ketiga juga terkena step saat usianya baru menginjak 6 bulan, dia juga tidak dapat disembuhkan dan mengalami lumpuh sampai usianya 25 tahun sekarang," jelasnya, bersyukur anak ke-empat (wanita) dalam keadaan sehat.

Dirinya menceritakan, bahwa keadaan tubuh anaknya sudah kaku dan tidak bisa bergerak lagi sama sekali.

"Kalau Marlina itu hobi makan mie, model dan bakso. Sedangkan Senen ngopi nya kuat kadang sehari bisa 4 kali ngopi dan kalau tidak ngopi pasti dia langsung nangis," terang Eka.

Berbagai pengobatan sudah dilakukan mulai dari puskesmas, klinik, rumah sakit, hingga pengobatan tradisional seperti tukang pijat, orang pintar, ustad, dan lain sebagainya.

"Kami sudah berusaha dan berupaya semaksimal mungkin, jadi semua kami kerjakan. Bahkan ditahun 2007 lalu mereka sempat dirawat dirumah sakit selama 1 bulan lebih. Namun belum juga sembuh," ungkapnya.

Besar harapan Eka Sri dan Hamdi agar putera dan putrinya itu dapat sembuh. Serta menjalani kehidupan normal yang semestinya.

"Sampai sekarang saya rutin mendatangkan tukang pijat, dan minum jamu agar kaki dan tangannya bisa normal kembali. Kami ingin melihat mereka bisa makan dan minum sendiri," terangnya sembari meneteskan air mata.

Eka Sari pun pasrah. Puluhan tahun dua buah hatinya hanya bisa berdiam diri di dalam rumah berukuran 4x6 meter yang menjadi tempat tinggal keluarga itu.

"Kami memohon uluran tangan dari masyarakat dan pemerintah, untuk memberikan pengobatan bagi anak-anak," tukasnya mengucapkan terimakasih telah peduli terhadap anaknya.

Ditemui terpisah, Syawal Harahap selaku Camat SP Padang sangat prihatin dengan keadaan salah satu warganya dan sudah dua kali kesana dan memberikan bantuan sembako secara pribadi.

"Waktu baru menjabat atau setahun yang lalu, saya kesana bersama istri. Jujur saya menangis melihat keadaan mereka, apalagi kondisinya tidak dapat bergerak sama sekali," tutur Syawal.

Tips Masak Jengkol Lembut tanpa Bau, tak Banyak yang Tahu Ternyata 8 Step Ini Kuncinya

Dijelaskan bahwa uluran tangan dari pemerintah sudah banyak diberikan, bahkan mereka sudah dibuatkan KTP dan diberikan bantuan bedah rumah, sumur dan listrik serta masuk bantuan BLT DD.

"Insyallah sudah sangat besar perhatian pemerintah, kami juga rutin menyambangi keluarga tersebut," bebernya.

Sementara untuk kesehatan, puskesmas Awal Terusan selalu memantau kondisi keduanya. 

"Jika mereka ada keluhan sakit demam tinggal melaporkan ke puskes. Dan petugas akan langsung mendatangi rumah tersebut," ujar dia.

Sementara itu Kapolres OKI, AKBP Dili Yanto juga telah dua kali menyambangi keluarga tersebut. Untuk sekedar memberikan bantuan sembako.

"Saat kegiatan bansos kemarin saya berfikir, untuk mencari rumah yang anaknya mengalami lumpuh dan disabilitas. Maka didapatkan lokasi dua beradik yang sangat memperihatinkan," 

"Kita tadi kesana sudah memberikan bansos, tadi sudah menyampaikan ke babinkamtibmas untuk selalu dipantau jika ada kekurangan sembako. Kita akan siap memberikan lagi kepada keluarganya," jelas Perwira menengah tersebut.

Ditambahkan AKBP Dili, perasaan sedih dirasakannya begitu melihat keadaan kedua anak yang hanya bisa berbaring diatas kasur, tanpa bisa bergerak.

"Saya tidak henti-hentinya meneteskan air mata ketika melihat mereka, apalagi kondisi ekonomi keluarga yang cukup sulit," pungkasnya.

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved