Wawancara Eksklusif

Cerita Dirut PTBA Suryo Eko Hadianto Diremehkan: Orang tak Percaya Orang Matematika di Tambang

Dia seakan tak yakin dengan kemampuan saya. Dia bilang, matematika bisa apa di tambang.

Editor: Soegeng Haryadi
MARKET BISNIS.COM
Direktur PT Bukit Asam (Persero) Suryo Eko Hadianto 

Bagaimana kondisi para pekerja tambang di masa pandemi Covid-19?
Pandemi memang cukup menyita energi apalagi ini pandemi yang risikonya nyawa. Jelas itu mempengaruhi psikologi mereka dalam bekerja. Kami di Bukit Asam betul-betul ketat menerapkan protokol kesehatan karena itu menjadi kesadaran komunal.

Apabila di tengah tambang banyak teman-teman kena. kegiatan penambangan bisa berhenti. Kami bercermin dari usaha tambang yang satu grup dengan kami di MIND ID yaitu Freeport yang sempat ditutup operasional tambangnya akibat salah satu karyawan terkena Covid-19.

Kami sepakat jangan sampai tambang Bukit Asam ditutup karena kasus Covid-19. Ini dilakukan secara masif dalam upaya menjaga protokol kesehatan. Kita biasa lingkungan kerja yang keras. Yang saya salut teman-teman mau diajak untuk patuh prokes.

Vaksin menjadi ikhtiar kita memutus penyebaran Covid-19, apakah ada karyawan Bukit Asam yang menolak?
Ada beberapa yang menolak saya jelaskan kepada teman-teman coba ditelusuri apa penyebab mereka menolak divaksin.

Vaksin tidak hanya menyelamatkan diri sendiri. Ini bentuk tanggung jawab sosial kepada mitra kita dan SGDs kegiatan bisnis perusahaan. Saya kebayang kalau ada yang tidak mau divaksin maka kegiatan tambang kita berpotensi ditutup.

Kami cukup keras memberi punishment kalau ada karyawan menolak divaksin. Jawaban dari mereka cukup sulit karena persoalan keyakinan. Kami gunakan pendekatan spiritual, ujungnya tidak ada satupun yang tidak mau divaksin. Karena tujuan kami buat aturan yang keras bukan untuk PHK tapi untuk membawa mereka selamat.

Ada pesan khusus kepada anak tambang yang sedang berjuang di bidang tambang dalam situasi pandemi?

Pesan saya tantangan harus dihadapi tetapi jangan modal nekat. Protokol kesehatan tetap kita lakukan. Jangan menerabas sesuatu yg memang berbahaya.

Di situasi pandemi eksploitasi tambang masih bisa dilakukan secara baik. Jangan merusak lingkungan. Buktikan bahwa tambang tidak merusak lingkungan. Ada tiga hal yang bisa diperbuat oleh anak-anak tambang yaitu menciptakan peradaban baru karena tambang tidak berada di tengah kota.

Kedua mari kita menambang bukan sekedar untuk kesejahteraan pribadi atau kesejahteraan segelintir orang. Tap menambangi untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Terkadang kita merasa masyarakat sekitar mengganggu kegiatan kita. Stereotype ini harus diubah. Bahwa mereka sudah menyediakan daerahnya untuk dieksploitasi. Artinya kita sudah diberi terlebih dahulu maka kita harus hadir bertanggung jawab memberi kesejahteraan kepada mereka.

Adakah strategi komunikasi khusus mengajak masyarakat sekitar hidup damai di daerah tambang?
Kuncinya satu ketulusan tanpa kamuflase. Benar-benar kita ingin berbuat untuk masyarakat. Ada rasa bahwa masyarakat sudah lebih dulu memberi kepada kita. Sehingga apapun yang dilakukan masyarakat kita bisa legowo.

Dengan demikian kita bisa menerima perilaku yang mungkin orang lain tidak bisa menerima. Kita menjadi lebih sabar dan dalam melangkah berelasi dengan masyarakat.

Kita juga harus menempatkan masyarakat di posisi yang terblow-up tentu dengan ketulusan bukan lips service. Masyarakat bisa merasakan kalau kita ada keberpihakan terhadap masyarakat.

Selama kita menunjukkan ketulusan, masyarakat dengan latar belakang budaya apapun pasti akan menerima. Kita berbuat bukan untuk kebaikan perusahaan tetapi membalas budi masyarakat. (tribunnetwork/reynas abdila)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved